SALVADOR, RABU – Brasil kehilangan kreativitas permainan ketika sedang memburu trofi Copa America 2019 di negeri sendiri. Venezuela sudah mengingatkan Brasil tentang masalah itu pada laga penyisihan Grup A yang berakhir imbang 0-0 di Stadion Arena Fonte Nova, Salvador, Bahia, Brasil, Rabu (19/6/2019) pagi WIB.
Venezuela, yang sebelumnya hanya bisa mengalahkan Brasil satu kali dari 24 pertemuan, justru memberi kejutan pada laga itu. Permainan bertahan yang diperagakan Venezuela mampu mengungkap kelemahan Brasil yang paling mendasar, yaitu tidak adanya kreativitas.
Hampir sepanjang laga, para pemain Venezuela memasang garis pertahanan yang sangat rendah. Mereka lebih banyak berjaga dan meladeni setiap serangan Brasil kemudian mengandalkan serangan balik ketika mendapat bola. Situasi ini membuat para pemain Brasil sangat frustrasi.
Setiap Brasil menyerang, ada dua atau tiga pemain Venezuela yang mengepung si pembawa bola. Venezuela pun membangun perangkap yang memaksa para pemain Brasil mengalirkan bola ke belakang atau ke samping. Skenario lain, Brasil dipaksa untuk menembak dari luar kotak penalti.
Perangkap yang dibangun Venezuela ini memaksa para penyerang dan gelandang Brasil bergerak dalam jarak sangat dekat. Masalah Brasil timbul ketika naluri para pemain belum menyatu di lapangan, sehingga mereka kerap kebingungan membagi bola. Umpan satu dua tidak berjalan dengan baik.
”Venezuela terlalu bertahan sehingga kami terburu-buru untuk mengumpan. Situasi ini membuat kami kehilangan kepercayaan diri,” kata bek Brasil Thiago Silva. Ketika tim tidak bisa mencetak gol, semua hal tampak salah.
Penampilan itu tidak diharapkan pelatih Brasil Tite. ”Kami tidak tampil kreatif seperti yang diinginkan. Ketika tidak bisa mencetak gol, kami grogi dan memaksakan operan vertikal. Kami harus memperbaiki penyelesaian akhir,” ujarnya.
Terganjal VAR
Pada laga itu, Brasil sebenarnya membobol gawang Venezuela tiga kali. Namun, wasit Julio Bascunan menganulir ketiga gol itu. Dua di antaranya dianulir dengan bantuan teknologi video wasit atau VAR.
Pada babak pertama, striker Brasil Roberto Firmino menceploskan bola ke gawang dan sempat berselebrasi. Senyumnya hilang ketika wasit menyatakan Firmino lebih dahulu melakukan pelanggaran.
Pada babak kedua, Tite memasukkan Gabriel Jesus untuk mempertajam serangan. Jesus membobol gawang Venezuela dan merayakannya. Tidak lama kemudian wasit mengecek rekaman video dan menyatakan Firmino terperangkap offiside sehingga gol itu tidak sah.
Kejadian serupa terulang ketika Philippe Coutinho mencetak gol dari jarak dekat. Sekali lagi Bascunan melihat video dan kedudukan tetap 0-0. ”Hidup VAR! Permainan kami hampir sempurna saat melawan tim yang diperkuat pemain brilian. Ini merupakan kemenangan bersejarah,” ujar pelatih Venezuela Rafael Dudamel.
Brasil merupakan tim tertangguh di Grup A dan VAR menyelamatkan Venezuela yang kini berada di peringkat tiga klasemen dengan dua poin. Venezuela belum mencetak gol karena pada laga pertama lawan Peru, juga berakhir 0-0.
Venezuela masih berpeluang lolos karena pada laga terakhir menghadapi tim terlemah, Bolivia. Adapun Peru yang kini berada di posisi kedua dengan empat poin akan menghadapi Brasil.
Bagi Brasil, hasil imbang melawan Venezuela ini menggagalkan peluang mereka untuk menjadi tim pertama yang lolos ke babak perempat final. Agar tetap lolos, mereka minimal harus bermain imbang melawan Peru pada laga terakhir grup.
Hasil imbang ini juga membuat para pendukung Brasil kembali kecewa. Mereka sebelumnya sudah merasa optimistis ketika Brasil bisa melibas Bolivia 3-0 pada laga perdana. Para pendukung kembali mencemooh tim kebanggaan mereka pada akhir laga. “Kami harus memahami para suporter. Mereka sangat menginginkan gol. Jika saya berada di antara para suporter, mungkin saya juga ikut mencemooh,” ujar Tite. (AP/AFP/REUTERS)