Penerbangan Jet Domestik di Jawa Barat dari Kertajati
Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati, Kabupaten Majalengka, akan beroperasi sebagai bandara untuk penerbangan jet domestik di Jabar. Sebanyak 28 rute dipindahkan dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung, ke Kertajati paling lambat 1 Juli.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
MAJALENGKA, KOMPAS — Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati, Kabupaten Majalengka, akan segera beroperasi sebagai bandara untuk penerbangan jet domestik di Jawa Barat. Sebanyak 28 rute akan dipindahkan dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung, ke Kertajati paling lambat 1 Juli.
Dalam kunjungan di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Selasa (18/6/2019), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan, pemindahan ini dilakukan agar slot penerbangan ke Bandung bertambah.
”Bandung merupakan salah satu tujuan wisata dari luar negeri. Jadi, kalau slot penerbangan ke Bandung bertambah, kunjungan akan semakin banyak,” ujarnya.
Budi menjelaskan, penerbangan yang dipindahkan adalah rute dengan penggunaan pesawat jet. Adapun penerbangan pesawat propeler (baling-baling) masih beroperasi di Bandara Husein Sastranegara.
Berdasarkan data Angkasa Pura II, jumlah penerbangan pesawat jet domestik di Bandara Husein Sastranegara mencapai 56 kali sehari. Untuk penerbangan pesawat propeler ada 20 penerbangan jarak dekat.
Sementara itu, hanya ada enam penerbangan internasional yang beroperasi dengan rute Kuala Lumpur dan Singapura. Jika dilihat dari asumsi keterisian pesawat (load factor/LF) 75 persen, Bandara Husein Sastranegara mengangkut rata-rata 810 penumpang internasional sehari. Sementara penumpang domestik mencapai 9.050 penumpang. Jika 28 rute domestik dipindahkan ke Kertajati, LF di Bandara Husein tinggal 3.060 penumpang.
Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan, BIJB Kertajati akan menjadi salah satu bandara yang terkoneksi dengan tiga bandara sekitarnya, yaitu Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Halim Perdanakusuma, dan Bandara Husein Sastranegara. Adanya pemindahan rute ini akan menjadi penyeimbang lalu lintas penerbangan yang ada di antara empat bandara tersebut.
Menurut Direktur Utama Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Airnav) Novie Riyanto menambahkan, jika perpindahan ini dapat direalisasikan, lalu lintas di Bandara Kertajati mencapai 60 pergerakan pesawat per hari. Selain itu, di bandara ini juga terdapat penerbangan untuk haji dan umrah.
”Penerbangan di bandara ini harus diatur sebaik-baiknya. Kami akan menata ruang udaranya. Pengalihan ini akan menambah slot di Bandung yang sudah terbatas akibat jalur yang padat,” ujarnya.
Akses darat
Pemindahan rute penerbangan ini setidaknya akan memengaruhi kebutuhan waktu bagi penumpang ataupun petugas bandara yang berasal dari Bandung. Ada dua pilihan jalur untuk mencapai Kertajati dari Bandung ataupun sebaliknya, yaitu dari Lembang dan Subang, atau memutar melalui Tol Cipali.
Jalur melintasi Subang berjarak lebih kurang 122 kilometer dengan waktu tempuh hampir tiga jam. Menggunakan jalur Cipali bisa memangkas waktu hingga 20 menit karena melewati jalan tol. Namun, jarak tempuhnya mencapai 180 kilometer akibat memutar ke Cikampek terlebih dahulu.
Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum menyatakan, pembangunan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) direncanakan selesai tahun 2020. Tol sepanjang lebih kurang 60 kilometer ini akan memangkas waktu perjalanan sehingga waktu tempuh Bandung-Cirebon mencapai 45 menit.
”Kami berharap, bandara ini bisa meningkatkan perekonomian daerah sekitar. Para pemerintah daerah juga berkomitmen akan menambah fasilitas pendukung bandara sehingga BIJB bisa dimanfaatkan tanpa ada masalah,” ujarnya.
Managing Director Lion Air Group Daniel Putut Kuncoro Adi menyebutkan, sebanyak 10 rute Lion Air dari dan menuju Bandung akan dipindahkan ke Kertajati, antara lain rute Medan, Balikpapan, dan Makassar.
”Penerbangan-penerbangan dari Bandung ini memiliki tingkat okupansi mencapai 80 persen. Kami berharap, pemindahan rute ini tidak mengurangi jumlah penumpang dengan signifikan. Bahkan, jika tren peningkatannya bagus, kami akan tambah rute Kertajati,” tuturnya.