Dua Pecatur Indonesia Tumbang dari Unggulan Pertama
Oleh
Prayogi Dwi Sulistyo
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Dua pecatur Indonesia, Woman FIDE Master Zahra Chumaira (2.112) dan Woman Grand Master Medina Warda Aulia (2.375) kalah dari unggulan pertama pada babak kedelapan Turnamen Catur GM dan WGM Japfa 2019 di Yogyakarta, Selasa (18/6/2019). Kekalahan ini membuat posisi mereka tertahan di peringkat bawah.
Zahra yang turun di kategori putri harus meladeni unggulan pertama International Master Sophie Milliet (2.415) asal Perancis. Sementara itu, Medina yang turun di kategori terbuka harus melawan unggulan pertama GM Dmitry Kokarev (2.609) dari Rusia.
Perjuangan berat harus dilalui pecatur Zahra, tetapi ia tampak lebih tenang. Kedua pecatur memilih bermain dengan berhati-hati.
Mereka menggunakan bidak untuk melakukan serangan dan membiarkan para perwira di area bertahan. Hingga langkah ke-19, Milliet enggan menggerakkan raja dan satu bentengnya. Sementara Zahra memilih menjaga area pertahanannya dengan menempatkan seluruh perwiranya di sayap benteng dan menutup raja dengan bidak.
Pada langkah ke-21, Milliet mulai melakukan serangan dengan menempatkan menteri di f4. Namun, Zahra enggan meladeni serangan tersebut dan memilih untuk menjaga kedalaman pertahanan dengan menempatkan benteng di h8.
Pertandingan mulai berjalan seru ketika memasuki langkah ke-28, ketika Milliet menyerang dengan menteri dan kuda. Situasi semakin sulit bagi Zahra ketika Milliet menggunakan bentengnya untuk menyerang dari sayap raja dan Zahra pun menyerah pada langkah ke 34 dengan pembukaan Sicilia.
”Di pembukaan, saya sudah melangkah dengan benar, tetapi salah perhitungan di waktu pertengahan dengan memajukan bidak. Setelah itu, raja tertekan dan lagi-lagi saya melakukan kesalahan dengan makan kuda,” ujar Zahra.
Ia mengatakan, rasa panik muncul ketika mendekati waktu krisis sehingga salah perhitungan. Zahra juga mengakui bahwa jam terbang lawannya lebih unggul.
Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Persatuan Catur Seluruh Indonesia Kristianus Liem mengatakan, Zahra merupakan salah satu pecatur muda yang pintar. Kekurangan Zahra hanya pengalaman bertanding dan jam terbang.
Dari tiga pecatur putri Indonesia dengan rating terendah yang ikut di turnamen ini, Zahra memiliki peringkat terbaik, yakni di peringkat ke-10 dari hasil dua kemenangan. Zahra berada di atas Nurdin Tammi Nasuha (2.125) dan Monica Putri Wigustira (2.151).
Hasil buruk kembali dialami Medina yang kalah cepat dari unggulan pertama Kokarev. Ia meladeni permainan agresif Kokarev dan membiarkan rajanya berdiri bebas di tengah tanpa kawalan. Alhasil, ia menyerah di langkah ke-21 dengan menyisakan waktu lebih dari satu jam.
Sementara itu, dua pecatur muda Indonesia, IM Novendra Priasmoro (2.457) dan FM Azarya Jodi Setiaki (2.421), bertarung untuk membuktikan siapa yang terbaik di antara keduanya. Setelah bertanding selama 4 jam, Novendra mampu mengalahkan Jodi pada langkah ke-62 dengan pembukaan Spanyol.
Hasil kurang maksimal diraih GM Susanto Megaranto yang pada babak sebelumnya mampu mengalakan Kokarev. Ia memperoleh hasil remis melawan pecatur India, IM Ravi Teja S.
”Dia memegang buah catur putih sehingga dia yang menentukan mau remis atau tidak. Sebenarnya saya bisa ambil risiko, tetapi sejak awal dia selalu cari aman,” ujar Susanto.
Hasil positif diperoleh WIM Chelsie Monica Sihite (2.212) saat bertanding melawan rekan senegara WFM Monica Putri Wigustira (2.151). Chelsie mengalahkan Monica pada langkah ke-44. Kemenangan ini membuat peluang Chelsie mendapatkan norma Grand Master Wanita (WGM) terbuka lebar.