Hingga Selasa (18/6/2019) pukul 10.30 atau hari kedua pencarian korban KM Arim Jaya yang terbalik di perairan Sumenep, tim SAR gabungan menemukan 17 penumpang meninggal, 39 orang selamat, dan 1 orang masih dalam pencarian
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SUMENEP, KOMPAS – Tim gabungan dari unsur Badan SAR Nasional, kepolisian, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumenep melanjutkan pencarian korban kecelakaan KM Arim Jaya yang terbalik dan tenggelam di perairan Sumenep, Jawa Timur, pada Senin (17/6/2019) pagi.
Hingga Selasa pukul 10.30 atau hari kedua pencarian korban, 17 penumpang ditemukan meninggal. Penumpang selamat sebanyak 39 orang dan seorang penumpang masih dalam pencarian. ”Berdasarkan informasi dari penumpang, ada 57 orang yang berada di perahu tersebut,” kata Kepala Seksi Operasi Badan SAR Nasional Surabaya Amrad yang ikut dalam pencarian.
Sebelumnya, perahu kayu berukuran 5 gros ton (GT) dengan rute Pulau Goagoa, Kecamatan Raas, Sumenep, menuju Pelabuhan Kalianget, Kecamatan Kalianget, Sumenep, terbalik kemudian tenggelam di sekitar Pulau Gili Iyang. Kapal pelayaran rakyat itu berangkat dari Pulau Goagoa, sisi timur Pulau Madura, pada Senin sekitar pukul 08.00 dan menempuh perjalanan sekitar 90 kilometer menuju Pelabuhan Kalianget.
Sejak semalam, cuaca di sekitar lokasi kejadian tidak terlalu baik. Ombak masih tinggi, sekitar 2 meter.
Namun, sekitar 40 kilometer menuju Pelabuhan Kalianget, perahu kayu itu terbalik kemudian tenggelam. Perahu diduga terbalik setelah diempas ombak dengan ketinggian mencapai 2 meter. Lima perahu nelayan yang mengetahui kejadian itu mampu mengevakuasi 41 penumpang yang terdiri dari 39 penumpang selamat dan 2 orang meninggal.
Perahu pilihan utama
Kapal kayu menjadi satu-satunya alat transportasi warga Pulau Goagoa yang melakukan perjalanan ke Pulau Madura. Berdasarkan pengalaman Kompas, kapal kayu ini tidak dilengkapi pelampung dengan jumlah yang mencukupi. Biasanya pelampung yang tersedia tidak lebih dari lima buah, padahal kapasitas maksimal perahu berukuran 5 GT ini sekitar 30 orang.
Selain warga Goagoa, perahu kayu juga menjadi pilihan utama bagi warga di Kepulauan Sumenep, antara lain warga di Pulau Gili Iyang, Pulau Raas, Pulau Sapudi, Pulau Talango, dan Pulau Tonduk. Perahu yang digunakan berukuran 3 GT hingga 5 GT dengan jadwal keberangkatan setiap hari. Adapun kapal besar, KMP Dharma Kartika, hanya melayani rute Pelabuhan Kalianget-Pulau Sapudi-Pulau Raas-Pelabuhan Jangkar, Situbondo, dengan jadwal dua kali seminggu.
Amrad mengatakan, tim SAR melakukan penyisiran di sekitar lokasi kejadian menggunakan KN SAR 225 Widura sejak Senin malam. Hasilnya, mereka kembali menemukan 15 penumpang dalam kondisi meninggal. Korban meninggal ditemukan tersebar di beberapa lokasi, antara lain di Pantai Bicabi, Pantai Romben, dan Pantai Romben Barat di daratan Pulau Madura.
”Sejak semalam, cuaca di sekitar lokasi kejadian tidak terlalu baik. Ombak masih tinggi, sekitar 2 meter,” ujarnya.
Kepala Bidang Humas Polda Jatim Komisaris Besar Frans Barung Mangera mengatakan, Polri menerjunkan tim Disaster Victim Identification (DVI) untuk mengidentifikasi jenazah. Hal ini untuk mempercepat proses identifikasi jenazah apabila kondisi jenazah yang ditemukan sulit dikenali.
”Kami masih menyelidiki penyebab kecelakaan ini. Memang ada kemungkinan cuaca buruk karena saat itu ombak berkisar 2-3 meter,” katanya.