Perhelatan tahunan, Lebaran dan liburan, sudah berakhir. Sebagian karyawan sudah kembali bekerja, sementara anak sekolah ada yang masih ulangan akhir semester, menunggu pembagian rapor, sibuk mencari sekolah baru, atau ikut tes masuk universitas.
Gajian? Masih dua pekan lagi. Padahal, dalam dua pekan ini masih banyak kebutuhan yang harus dipenuhi.
Masa Lebaran yang dibarengi dengan liburan Lebaran memang banyak menguras isi kantong. Mulai dari biaya perjalanan, biaya penginapan, jalan-jalan ke tempat wisata, hingga memberikan bingkisan dan uang tunai untuk handai tolan.
Seusai Lebaran, ada tiga posisi dompet: defisit alias kekurangan uang untuk memenuhi kebutuhan sebelum gajian mendatang, impas atau masih ada cukup uang untuk membayar ini dan itu sebelum gajian, atau justru kelebihan dana. Dompet Anda yang mana?
Bagaimana kalau kita benar-benar tidak ada lagi uang untuk membayar uang sekolah bulan Juni, membeli gas yang habis karena belum sempat diisi ulang, atau membayar iuran-iuran lingkungan yang sempat tertunda? Tabungan dana darurat dapat manfaatkan untuk situasi seperti ini.
Dana darurat merupakan dana yang sangat mudah diakses, ditempatkan pada tabungan, emas batangan, rekening emas daring, atau reksa dana pasar uang. Bentuk-bentuk ini dapat dimanfaatkan jika terjadi situasi darurat, seperti kekurangan dana. Tabungan dana darurat sebaiknya dipisahkan dari rekening tabungan operasional rumah tangga.
Tabungan dana darurat hanya boleh digunakan jika sudah terjadi situasi yang benar-benar memerlukan dana segera. Rekening emas daring, belakangan juga menjadi salah satu alternatif penyimpanan dana darurat.
Hanya dengan mencairkan emas dan menukarnya dengan nilai konversi setara harga emas, dana segera berpindah ke rekening kita. Sementara pencairan reksa dana pasar uang memerlukan waktu setidaknya 3-7 hari.
Jika tidak memiliki dana darurat, penjualan aset investasi jangka panjang dapat menjadi alternatif lain. Misalnya, menjual sebagian saham. Walaupun mungkin, saham yang terpaksa dijual sedang turun nilainya.
Jadi, berbahagialah yang memiliki dana darurat untuk musim paceklik seperti ini. Jangan lupa, setelah keuangan normal kembali, isi kembali investasi jangka panjangnya.
Situasi impas atau masih memiliki uang cukup untuk memenuhi kebutuhan sampai akhir bulan, merupakan situasi yang lebih baik ketimbang dompet defisit. Segala kebutuhan masih dapat dipenuhi meski uangnya hanya pas saja.
Dana darurat pun aman, tidak berkurang. Demikian pula dengan investasi jangka panjangnya. Bagi Anda yang berada dalam situasi seperti ini, bisa sedikit bernapas lega karena dompet tetap aman hingga gajian berikutnya.
Namun, posisi dompet yang paling aman adalah ketika masih ada surplus setelah Lebaran. Kok bisa? Situasi ini dapat terjadi karena berbagai hal. Bisa jadi karena perencanaan pengeluaran Lebaran yang matang dan cermat. Atau ada beberapa pos pengeluaran Lebaran yang dapat dihemat.
Biaya bensin dapat dihemat ketika jalan tol Trans Jawa dari arah Jakarta ke Jawa Tengah dan Timur lancar pada hari keberangkatan. Selain menghemat biaya bensin, tidak perlu mengeluarkan biaya penginapan.
Misalnya, jika tahun lalu untuk pergi ke Jawa Tengah harus mampir menginap di Cirebon karena menanti kemacetan terurai, tahun ini infrastruktur yang baik membuat mudik lebih lancar sehingga tidak diperlukan pos pengeluaran untuk penginapan.
Kalau ada sisa dana seperti ini, sebaiknya ditambahkan ke dana darurat atau untuk investasi jangka panjang. Dana darurat bertambah, investasi pun meningkat. Terbebas dari pening hingga gajian di akhir bulan.