Pindah Kerja Setelah Lebaran
JAKARTA, KOMPAS
Periode libur Ramadhan dan Lebaran digunakan karyawan untuk menuntaskan proses pindah kerja ke perusahaan lain. Seusai libur Lebaran, mereka menyandang status sebagai karyawan baru di perusahaan lain.
Hal itu tergambar dari data LinkedIn, laman jejaring sosial yang berorientasi bisnis, terutama untuk jaringan profesional.
Jumlah pekerja Indonesia yang tergabung sebagai anggota LinkedIn pada 2014 sampai dengan sekarang sekitar 8 juta-12 juta orang. Mereka berlatar belakang pekerja profesional di sektor formal. Mayoritas adalah generasi milenial atau anak muda yang lahir antara 1980-1999.
LinkedIn menemukan, pada 2014-2019, kepindahan kerja anggota yang berada di Indonesia ke perusahaan lain dilakukan selama bulan Ramadan. Dengan demikian, setelah Lebaran, mereka telah menjadi karyawan di perusahaan lain.
Pada Ramadhan 2014 - 2018, anggota yang terpantau sistem LinkedIn pindah kerja ke perusahaan lain sekitar 6-7 persen dari total anggota LinkedIn. Adapun pada Ramadhan tahun ini, anggota yang pindah kerja sekitar 9-10 persen terhadap total anggota.
LinkedIn tidak mengungkap secara detail alasan anggotanya pindah kerja ke perusahaan lain pada periode tersebut.
Kendati demikian, LinkedIn mengungkapkan, selain periode Ramadhan dan Lebaran, anggota biasanya pindah tempat kerja pada Januari. Alasannya, bersamaan dengan tahun fiskal baru.
Apresiasi
Head of Brand Marketing dan Communication LinkedIn untuk wilayah Asia Tenggara dan Asia Utara, Linda Lee, Jumat (14/6/2019), di Jakarta, mengatakan, apresiasi dari perusahaan berperan penting terkait masa kerja karyawan. Jika karyawan merasa diapresiasi, melihat peluang pengembangan karir, dan ada fasilitas yang membangun, karyawan mau bekerja lebih lama di perusahaan itu. Karyawan juga mau berkontribusi positif terhadap perusahaan.
Linda menambahkan, di platform LinkedIn terpasang sekitar 20 juta lowongan pekerjaan yang bisa dimanfaatkan anggota. Ada lima sektor industri yang paling sering merekrut pekerja baru melalui platform LinkedIn, yaitu keuangan, perangkat lunak dan teknologi informasi, manufaktur, energi dan pertambangan, serta barang konsumer.
Jika karyawan merasa diapresiasi, melihat peluang pengembangan karir, dan ada fasilitas yang membangun, karyawan mau bekerja lebih lama di perusahaan itu.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah angkatan kerja Indonesia pada Februari 2019 sebanyak 136,18 juta orang. Dari jumlah itu, sebanyak 129,36 juta orang bekerja, sedangkan 6,82 juta orang lainnya menganggur. Tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2019 sebesar 5,01 persen.
Daya tarik
Setelah Lebaran, Jakarta kebanjiran pendatang. Daya tariknya untuk mencari pekerjaan dan penghidupan yang lebih layak, belum sirna.
Pada 2009-2012, pendatang yang masuk ke Jakarta setelah Lebaran, menurun. Akan tetapi, pada 2013-2015, jumlah pendatang semakin bertambah. Pada 2013-2014, jumlah pendatang meningkat 25 persen, sedangkan pada 2015-2018 kembali naik-turun. Setelah Lebaran tahun ini, pendatang ke Ibu Kota diperkirakan 71.000 orang (Kompas, 13/6/2019).
Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) Timboel Siregar, yang dihubungi terpisah, berpendapat, urbanisasi ke kota-kota besar, seperti Jakarta, pasti akan selalu terjadi. Meskipun, jumlahnya tidak menentu.
Timboel memperkirakan, pendatang yang ingin mencari lowongan pekerjaan baru relatif lebih banyak untuk mengisi sektor informal dibandingkan dengan sektor formal.
Ia menduga, fenomena perpindahan tenaga kerja dari satu perusahaan ke perusahaan lain setelah Lebaran disebabkan oleh kontrak kerja. Perusahaan tidak memperpanjang kontrak atau memutus kontrak, sehingga pekerja kehilangan pekerjaan.
Pencatatan tenaga kerja berstatus kontrak, tambah Timboel, biasanya harus dilakukan perusahaan di dinas-dinas ketenagakerjaan tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
"Pemutusan hubungan kerja kepada pekerja kontrak relatif lebih banyak terjadi di perusahaan skala menengah ke bawah di lingkup provinsi atau kabupaten/kota," ujarnya. (MED)