Langkah pecatur nomor satu Indonesia GM Susanto Megaranto untuk menembus puncak klasemen terhambat oleh dua hasil remis, pada Turnamen Catur Grand Master dan Woman Grand Master Japfa 2019 di Yogyakarta, Sabtu (15/6/2019).
Oleh
Emilius Caesar Alexey
·2 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Langkah pecatur nomor satu Indonesia, GM Susanto Megaranto, menembus puncak klasemen terhambat dua hasil remis pada Turnamen Catur Grand Master dan Woman Grand Master JAPFA 2019 di Yogyakarta, Sabtu (15/6/2019). Susanto gagal memetik kemenangan saat menghadapi dua lawan dari Indonesia yang seharusnya lebih lemah.
Kedua lawan itu adalah WGM Medina Warda Aulia pada babak ketiga dan IM Yoseph Theolifus Taher pada babak keempat. Dengan tambahan 1 poin dari dua babak, Susanto menempati posisi ketiga dengan total 2,5 poin, terpaut 0,5 poin dari GM Rustam Khusnutdinov dari Kazakhstan di posisi pertama.
Laga melawan Yoseph berlangsung tidak menarik dan terlalu cepat. Yoseph coba menekan dan memasang posisi saling mengancam dengan antarperwira.
Dua benteng bertumpuk yang dilindungi menteri saling berhadapan. Alih-alih mencari jalan untuk melakukan serangan lainnya, keduanya justru mengadu kedua benteng dan menteri sekaligus.
Setelah itu, keduanya mengulang-ulang gerakan yang sama sebelum akhirnya sepakat remis pada langkah ke-30. Keduanya hanya menggunakan waktu 35 menit masing-masing.
”Yoseph merancang strategi untuk memaksa remis dengan cepat. Mungkin dia main aman karena kelelahan setelah menjalani laga panjang dan akhirnya kalah pada babak ketiga. Jika pemegang buah catur putih bermain dengan mengadu perwira seperti itu, sulit menghindari hasil remis,” kata Susanto yang masih memiliki satu kuda dan enam bidak.
Pada laga sebelumnya, Susanto juga bermain remis melawan Medina. Seperti saat melawan Yoseph, Susanto juga menghadapi permainan lawan yang cenderung mencari remis. Adu perwira dilakukan di awal laga supaya Susanto kehabisan pilihan untuk menyerang.
”Saya menyayangkan para pemain Indonesia yang cenderung bermain aman dan tidak berjuang untuk mencari kemenangan saat bertemu rekan senegaranya. Susanto seharusnya tidak melayani permainan seperti itu dan bertarung untuk merebut kemenangan karena ajang ini adalah sarana latihannya menuju ke Piala Dunia Catur pada September mendatang,” kata Kristianus Liem, Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi).