YOGYAKARTA, KOMPAS – Para pecatur Indonesia membuat kejutan pada babak pembuka Turnamen Catur Grand Master dan Woman Grand Master Japfa 2019 di Yogyakarta, Kamis (13/6/2019). IM Novendra Priasmoro dan WIM Chelsie Monica Sihite membuat pecatur unggulan pertama pada kategori terbuka dan kategori putri gagal raih kemenangan.
Pada kategori terbuka, Novendra dengan rating 2457 memaksa GM Dmitry Kokarev bermain remis. Padahal. Kokarev adalah Grand Master super yang memiliki rating 2609.
”Hasil remis lawan GM super pada laga pembuka adalah pencapaian bagus bagi Novendra. Selain menambah rating, kemenangan itu juga penting untuk mendongkrak kepercayaan diri Novendra,” kata Kristianus Liem, Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Persatuan Catur Seluruh Indonesia.
Pada laga itu, Novendra yang memainkan buah catur hitam bermain menekan dan menyudutkan raja putih di sayap raja. Novendra menyiapkan serangan frontal dengan menteri dan dua benteng untuk mematikan raja Kokarev.
Namun, pecatur Rusia itu menunjukkan kematangan pertahanan dengan menukar menteri untuk mendapatkan dua benteng Novendra. Pertarungan semakin sengit, tetapi keduanya akhirnya sepakat remis setelah melihat tidak ada peluang menang.
“Saya pasti masih akan mempersiapkan dengan baik untuk laga selanjutnya. Langkah pembuka akan sangat penting dan bagaimana caranya menjaga kesabaran,” kata Novendra, seusai berlaga.
Pada kategori putri, Chelsie (2212) mengalahkan unggulan pertama IM Sophie Milliet (Perancis, 2415). Beda rating 200 poin tidak mengurangi keberanian Chelsie yang memainkan buah hitam untuk menekan lawannya.
Chelsie membuat Milliet sulit menyerang dan terkurung hingga akhirnya menyerah. Kemenangan sempurna itu diraih Chelsie berkat persiapan yang matang. ”Chelsie berlatih intensif di bawah bimbingan GM Ruslan Shcherbakov, pelatih tim nasional Indonesia. Latihan itu membuat Chelsie kuat sejak pembukaan sampai akhir laga,” kata Kristianus.
Pecatur nomor satu Indonesia GM Susanto Megaranto (2548) juga menang atas unggulan kedua GM Ivan Sokolov (Belanda, 2595). Susanto yang memegang buah catur hitam bertahan sambil menunggu celah di pertahanan Sokolov.
Saat Sokolov lengah, Susanto melakukan terobosan sehingga unggul satu bidak dan berhasil menempatkan benteng di kotak B2 untuk merusak sayap menteri putih. Susanto terus menekan dan akhirnya merebut kemenangan.
Susanto menyatakan, pertandingan itu tidak berjalan mudah baginya. Pecatur yang lolos ke piala Dunia Catur 2019 itu harus berjuang lepas dari tekanan Sokolov.
“Turnamen ini penting bagi Susanto sebagai persiapan untuk menuju ke Piala Dunia Catur di Rusia, September mendatang. Susanto harus bertarung pada level tinggi agar akurasi permainannya terjaga,” kata Kristianus.
Mengesankan
Kristianus mengungkapkan, laga perdana dalam turnamen tersebut cukup mengesankan baginya. Para pecatur Indonesia menunjukkan taji dengan hasil akhir yang ditunjukkan.
Kristianus berpesan agar para pecatur tidak cepat puas. Hasil akhir yang baik ini perlu dipertahankan. Jangan sampai mereka terlena dengan kemenangan dan hasil positif pada laga perdana lalu tumbang pada laga berikutnya. Konsentrasi untuk meraih kemenangan demi kemenangan menjadi pedoman yang hendaknya dipegang para pecatur.
“Ini tidak boleh mengendur. Kelemahan pecatur Indonesia itu, jika menang suka mabuk kepayang. Lalu, mereka lengah pada laga berikutnya. Mudah-mudahan ini tidak sampai terjadi,” kata Kristianus.