TOKYO, JUMAT — Pergerakan bursa saham Asia tertahan pada awal perdagangan menjelang akhir pekan, Jumat (14/6/2019), setelah bursa Wall Street naik akibat lonjakan harga minyak. Hal itu terutama terkait serangan terhadap dua kapal tanker di Teluk Oman, Kamis kemarin, yang memicu ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran, serta meningkatkan kekhawatiran tentang aliran pasokan minyak dunia melalui salah satu jalur utama laut. Investor global tengah menantikan kebijakan The Federal Reserve atas suku bunga acuan di AS.
Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang sedikit berubah dan cenderung mendatar. Saham Australia naik tipis 0,05 persen, sementara Nikkei Jepang turun 0,1 persen. Indeks-indeks saham AS naik pada hari Kamis setelah mencatat dua hari penurunan, dengan saham-saham energi berhasil naik di tengah lonjakan harga minyak mentah.
Indeks saham Wall Street telah mengalami kenaikan kuat pada Juni di tengah harapan Federal Reserve akan segera melonggarkan kebijakan moneter untuk menghadapi perlambatan ekonomi global karena meningkatnya perang dagang dengan China. Indeks S&P 500 naik sekitar 5 persen sejauh ini untuk bulan ini.
Namun, kenaikan pasar ekuitas terbatas menjelang pertemuan Fed, 18-19 Juni mendatang. Pertemuan itu akan memberi kesempatan pada investor untuk melihat apakah sikap kebijakan moneter Fed sejalan dengan ekspektasi pasar untuk penurunan suku bunga jangka pendek.
"Ada tingkat besar ketidakpastian memasuki pertemuan FOMC (Federal Reserve Open Committee), pekan depan, karena reaksi pasar akan berbeda secara signifikan tergantung pada apakah Fed mengisyaratkan kebijakan pelonggaran atau tidak,” kata Shusuke Yamada, Kepala Jepang FX dan ahli strategi ekuitas di Bank Of America Merrill Lynch. "Suasana melihat dan menunggu kemungkinan akan mulai berlaku di pasar menjelang FOMC."
Di pasar komoditas, harga minyak mentah Brent tergelincir 0,29 persen menjadi 61,13 dollar AS per barel setelah lonjakan hingga 2,3 persen pada hari sebelumnya. Harga minyak Brent melonjak pada Kamis setelah dua tanker minyak diserang di Teluk Oman, satu milik Norwegia dan yang lain milik Jepang.
Amerika Serikat menyalahkan Iran atas serangan itu. Namun, pejabat keamanan AS dan Eropa serta analis regional membiarkan kemungkinan bahwa proksi Iran atau pun orang lain sepenuhnya yang mungkin bertanggung jawab atas peristiwa itu. Harga minyak mentah AS tergelincir 0,86 persen ke level 51,83 dollar AS per barel setelah naik lebih dari 2 persen pada Kamis.
Di pasar mata uang, indeks dollar AS terhadap sejumlah enam mata uang utama mengalami perubahan tipis di level 96,998 setelah mengakhiri hari sebelumnya secara datar. Pelaku pasar mengambil jarak hati-hati menjelang pertemuan Fed, pekan depan, menjaga pergerakan dollar AS dalam kisaran yang ketat. Mata uang euro stabil di level 1,1281 per dollar AS, sementara dollar AS turun 0,1 persen terhadap yen di level 108,295 yen.
Dollar Australia sementara itu menyentuh level lebih rendah pada 0,6914 per dollar AS. Dollar Australia melemah ke level terendah dalam dua pekan pada Kamis setelah data pekerja rumah tangga melemah, menambah ekspektasi penurunan suku bunga oleh Reserve Bank of Australia. (REUTERS)