JAKARTA, KOMPAS — Pembentukan perusahaan induk badan usaha milik negara di bidang usaha farmasi diharapkan dapat meningkatkan sinergi usaha dan mengurangi ketergantungan impor bahan baku obat. Pembentukan perusahaan induk BUMN Farmasi sudah dibahas antar-kementerian teknis dan masih menunggu proses harmonisasi.
Pembahasan antar-kementerian dilakukan Kementerian Keuangan, Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan, serta Kementerian BUMN.
”Prosesnya masih menunggu harmonisasi,” kata Deputi Bidang Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro di Jakarta, Rabu (12/6/2019).
Dengan izin prakarsa dari presiden, lanjut Wahyu, proses harmonisasi pembentukan perusahaan induk juga dilakukan bersama Kementerian Hukum dan HAM, Sekretariat Kabinet, dan Sekretariat Negara. Diharapkan, proses harmonisasi dapat segera selesai sehingga pembentukan perusahaan induk BUMN dapat dituntaskan pada September 2019.
Kurangi impor
Wahyu menambahkan, pembentukan perusahaan induk BUMN Farmasi diharapkan dapat meningkatkan sinergi usaha perusahaan BUMN yang bergerak di bidang farmasi. Selanjutnya dapat mengurangi ketergantungan impor bahan baku obat. Selama ini, sekitar 93 persen dari bahan baku obat diimpor.
Melalui pembentukan perusahaan induk, penggabungan kekuatan setiap BUMN farmasi dapat dilakukan dan dimaksimalkan. Langkah itu sekaligus meningkatkan daya saing BUMN Farmasi dan mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan baku obat.
”Menurut rencana, dalam lima tahun mendatang, impor bahan baku obat dapat dikurangi menjadi 70 persen,” ujar Wahyu.
Ia menambahkan, produksi bahan baku obat berupa bahan kimia dasar membutuhkan tingkat skala keekonomian yang tinggi. Saat ini, PT Kimia Farma (Persero) Tbk sudah memiliki pabrik bahan baku obat. Melalui sinergi, diharapkan produksi dapat ditingkatkan.
Dalam rencana pembentukan perusahaan induk ini, PT Bio Farma (Persero) akan menjadi perusahaan induk dengan anggota atau anak usaha yang terdiri dari PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma (Persero) Tbk.
Sementara Direktur Produksi dan Supply Chain Kimia Farma Verdi Budidarmo menyampaikan, melalui pembentukan perusahaan induk, penggabungan kekuatan setiap BUMN farmasi dapat dilakukan dan dimaksimalkan. Langkah itu sekaligus meningkatkan daya saing BUMN Farmasi dan mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan baku obat.
Penggabungan kekuatan BUMN Farmasi, lanjut Verdi, dilakukan dengan menyinergikan fokus bisnis setiap BUMN di bidang farmasi.
Saat ini, Kimia Farma selain memproduksi obat, juga memiliki jaringan ritel. Adapun Indofarma fokus di bisnis produk obat, herbal, dan alat kesehatan. Bio Farma memiliki fokus usaha pada produksi vaksin dan produk biologi lain.
Verdi menambahkan, strategi pengurangan impor bahan baku obat sudah mulai dilakukan Kimia Farma dengan membangun fasilitas produksi bahan baku obat. Fasilitas produksi tersebut sudah mulai berproduksi, sejalan dengan program pemerintah dalam kemandirian bahan baku obat nasional. (FER)