JAKARTA, KOMPAS - Setelah libur Idul Fitri selama sepekan, 18 pemain LKG-SKF Indonesia untuk Piala Gothia 2019 kembali berlatih. Semua pemain mendapatkan menu latihan fisik ekstra pada hari perdana latihan. Latihan fisik diperlukan untuk mengembalikan kebugaran pemain. Apalagi mayoritas pemain bertambah berat badan dan tidak berlatih rutin.
Dari hasil pengukuran berat badan, dua pemain bertambah berat badan hingga 4 kilogram. Seorang pemain bertambah berat badan 3 kg, tujuh pemain bertambah berat badan 2 kg, dan lima pemain bertambah berat badan 1 kg. Hanya tiga pemain yang berat badannya stabil.
Pelatih LKG-SKF Indonesia Jumhari Saleh di Jakarta, Selasa (11/6/2019), mengatakan, penambahan berat badan 1 kg masih wajar. Tetapi, lebih dari 2 kg akan berpengaruh negatif pada kebugaran pemain. Untuk itu, ia dan para asisten pelatih langsung memberikan menu latihan fisik ekstra.
Latihan itu terdiri atas latihan koordinasi selama 15 menit, kelincahan dan kekuatan (agility and strength) 24 menit, naluri sentuhan bola (ball feeling) 20 menit, dan daya tahan kecepatan (speed endurance) 10 menit. Di setiap sesi, tim pelatih hanya memberikan waktu istirahat 5 menit.
Banyak pemain tidak sanggup menjalani latihan fisik itu. Bahkan, saat sesi latihan daya tahan kecepatan, sejumlah pemain minta berhenti. Akhirnya, latihan yang semula berlangsung 10 menit, dihentikan di tengah jalan.
Jumhari menuturkan, pemain yang bertambah berat badan hingga 2 kg, kemungkinan sudah menyusut berat badannya dengan sekali latihan fisik tersebut. Namun, selebihnya harus menjalani latihan tambahan di rumah, seperti jogging di pagi atau sore hari. ”Latihan tambahan itu diberikan sampai berat badan mereka kembali pada berat badan semula,” ujarnya.
Menurut Jumhari, dirinya yakin anak-anak itu bisa segera kembali ke berat badan semula, karena masih sangat aktif beraktivitas. Pelatih juga menduga berat badan ideal para pemain saat ini adalah berat yang sewajarnya, mengingat penimbangan sebelum libur dilakukan saat para pemain berpuasa. ”Namun, mereka tetap harus menjalani latihan fisik ekstra ini. Biasanya saat libur, pemain usia pelajar tidak berlatih seperti biasa. Secara tidak langsung, itu akan menurunkan kebugaran,” katanya.
Tidak kontrol makan
Yardan Yafi (15), yang berat badannya bertambah hingga 4 kg menjadi 54 kg, mengaku banyak makan selama libur Lebaran. Saat berlibur di akhir pekan lalu, ia bisa makan hingga lima kali sehari. Dia juga mengudap makanan ringan.
Sementara itu, latihan yang dilakukannya hanya latihan ringan. Yardan mengaku hanya melakukan latihan peregangan otot, plank, sit up, sprint, ball feeling, dan juggling pada pagi serta sore hari saat sebelum Lebaran. Ketika Lebaran, ia hanya melakukan latihan peregangan otot di pagi hari. ”Mungkin itu yang membuat berat badan saya bertambah 4 kg,” tutur pemain yang bertinggi 165 sentimeter itu (cm).
Adapun pemain yang berat badan stabil, Rizky Maulana Al Fazri (15) mengaku tetap menjaga pola latihan walaupun makan banyak saat Lebaran. Sebelum Lebaran, ia menjalani latihan harian juggling sekitar 30 menit dan jogging sekitar 1 jam setiap sore hari. Ketika Lebaran, ia tetap menjalani latihan seperti itu.
”Makan saya tetap banyak. Bahkan, makan saya lebih banyak saat Lebaran. Tapi, saya tetap jaga latihan saya. Saya selalu juggling dan jogging setiap sore. Mungkin itu yang membuat berat badan saya stabil,” ujar Rizky yang bisa mempertahankan berat badan 54 kg. (DRI)