Penentuan pemain di tim utama dan penyelesaian akhir masih menjadi persoalan bagi tim nasional Spanyol. Asisten Pelatih Spanyol Robert Moreno menyebut, timnya masih mencari kesempurnaan.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
MADRID, SELASA — Penentuan pemain dan penyelesaian akhir masih menjadi persoalan bagi tim nasional Spanyol. Meskipun menang telak 3-0 saat melawan Swedia pada kualifikasi Piala Eropa 2020 di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid, Selasa (11/6/2019), dua dari tiga gol tersebut diciptakan lewat titik putih.
Dalam pertandingan tersebut, tim ”Matador” unggul segalanya dibandingkan dengan Swedia. Spanyol mampu menguasai bola hingga 75 persen dan melakukan 23 tendangan, tetapi hanya tujuh tendangan yang mengarah ke gawang Swedia. Sebaliknya, tim tamu hanya mampu melepaskan total lima tendangan dan hanya satu di antaranya yang mengarah ke gawang.
Pada babak pertama, Spanyol kesulitan membongkar pertahanan Swedia sehingga skor kacamata bertahan sampai turun minum. Mereka tidak mampu menembus kedisiplinan pemain Swedia menjaga lini pertahanan yang membawa mereka ke perempat final Piala Dunia 2018. Spanyol berusaha mengatasi permasalahan tersebut dengan melakukan tendangan jarak jauh, tetapi selalu dapat dimentahkan kiper Swedia, Robin Olsen.
Pada pertengahan babak kedua, peluang tercipta ketika umpan silang Asensio mengenai tangan gelandang Swedia, Sebastian Larsson, di kotak penalti. Kapten Spanyol, Sergio Ramos, pun dapat mengeksekusi penalti dengan baik.
Asisten Pelatih Spanyol Robert Moreno, yang menggantikan posisi Luis Enrique karena ada urusan keluarga, mencoba meningkatkan intensitas serangan. Ia tampak tidak puas dengan kinerja trio Marco Asensio, Rodrigo, dan Isco.
Selepas gol Ramos, Moreno memasukkan Alvaro Morata dan penyerang Real Sociedad, Mikel Oyarzabal, untuk menggantikan Asensio dan Rodrigo.
Pilihan tersebut tepat karena masuknya mereka berbuah gol untuk Spanyol. Morata mencetak gol melalui tendangan penalti setelah ia dijatuhkan Filip Helander dan Oyarzabal menciptakan gol indah pada menit ke-87.
Mencari kesempurnaan
Dalam pertandingan itu terlihat permainan Spanyol belum padu setelah pergantian pelatih dari Julen Lopetegui, Fernando Hierro, dan Enrique.
Bahkan, untuk menentukan kiper utama saja, mereka masih kebingungan, antara kiper Manchester United, David de Gea, dan kiper Chelsea, Kepa Arrizabalaga.
Kepa akhirnya dipilih menjaga gawang ”La Furia Roja” dengan pertimbangan hasil akhir musim yang dilaluinya bersama Chelsea. Padahal, berdasarkan data situs resmi Liga Premier Inggris, De Gea lebih banyak melakukan penyelamatan daripada Kepa, yakni 122 berbanding 82.
Moreno mengaku, timnya masih mencari bentuk terbaik dari timnas Spanyol. ”Kami masih bisa meningkatkan dalam banyak hal. Kami mencari kesempurnaan,” ujarnya.
Pemilihan pemain depan Spanyol juga masih menjadi sorotan. Penampilan Asensio dan Isco terlihat tidak memiliki semangat juang. Hanya penampilan lini tengah trio Dani Parejo, Sergio Busquets, dan Fabian Ruiz yang mendapat nilai positif.
Rekor kemenangan
Kemenangan timnas Spanyol pada pertandingan ini sangat berarti bagi Ramos dan tim Matador. Ramos menjadi pemain dengan kemenangan terbanyak bersama timnas Spanyol. Ia melampaui rekor 121 kemenangan yang dipegang mantan kiper Real Madrid, Iker Casillas.
Hasil di Santiago Bernabeu ini juga memperpanjang kemenangan beruntun Spanyol menjadi lima pertandingan. Mereka mengakhiri tujuh pertandingan tak terkalahkan yang dimiliki Swedia.
Spanyol bertengger di posisi teratas Grup F kualifikasi Piala Eropa 2020. Mereka meninggalkan Romania dan Swedia di posisi ke-2 dan ke-3.
”Ini hasil yang bagus dalam pertandingan yang sulit melawan musuh yang tangguh. Kami telah mengambil langkah penting menuju kejuaraan Eropa,” ujar Ramos.
Hasil positif di kualifikasi Piala Eropa ini setidaknya dapat mengembalikan kepercayaan diri pemegang tiga kali juara Piala Eropa dan juara dunia 2010 tersebut. Sebelumnya, mereka mendapatkan hasil buruk di Piala Dunia 2018 serta kompetisi Liga Nasional Eropa. (AFP/AP)