Kakorlantas: Puncak Arus Balik Selesai, Lalu Lintas Kembali Normal
Oleh
Sekar Gandhawangi
·3 menit baca
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI
Suasana Gerbang Tol Cikampek Utama, Senin (10/6/2019) pukul 18.00. Lalu lintas cenderung lebih lengang karena puncak arus balik Lebaran 2019 telah berlalu.
PURWAKARTA, KOMPAS -- Puncak arus balik dinyatakan selesai pada H+4 Lebaran atau hari ini, Senin (10/6/2019). Sejumlah rekayasa lalu lintas dihentikan operasinya mengingat lalu lintas yang kini lancar.
"Pergerakan kendaraan di jalan tol dan non-tol sudah kembali normal hari ini. Artinya, tidak ada lagi rekayasa lalu lintas yang signifikan mengatur pergerakan kendaraan di jalan," kata Kepala Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri Inspektur Jenderal Refdi Andri di Cikampek. Pernyataan ini berdasar pada hasil pantauan udara di Tol Trans-Jawa dan jalur arteri pada pukul 10.30.
Sebelumnya, korlantas memberlakukan sistem satu arah di Tol Trans-Jawa Kilometer (Km) 414 di Gerbang Tol (GT) Kalikangkung, Semarang hingga Km 70 di GT Cikampek Utama. Pada masa puncak arus balik, Sabtu (8/6/2019), satu arah diperpanjang dari Km 439 di Ungaran, Jawa Tengah hingga Km 29 di Cikarang, Jawa Barat.
Waktu satu arah juga diperpanjang dari Km 70 hingga Km 29 di Cikarang, Minggu malam hingga Senin pukul 08.00. Sementara itu, satu arah juga diperpanjang hingga hari ini pukul 24.00 dari Km 414-70.
Lalu lintas masih terpantau padat semalam, khususnya di GT Cikampek Utama mengarah ke Jakarta. Kendaraan berjalan pelan dan berhenti beberapa kali. Antrean mobil mengular sepanjang lebih dari tiga kilometer. Kepadatan baru terurai sekitar pukul 04.00-06.00, Senin.
Pada pukul 18.00, GT Cikampek Utama masih terpantau padat. Kendaraan bisa melaju pelan dengan kecepatan sekitar 20-40 kilometer per jam.
Adapun kendaraan di satu lajur sempat terhenti karena padat. Menurut pantauan dari aplikasi Google Maps, kepadatan lalu lintas di GT Cikampek Utama masih akan berlanjut hingga Kecamatan Karawang Barat, Jawa Barat.
"Kami juga menelusuri pergerakan kendaraan di jalur pantai utara. Ada kepadatan karena mix traffic di sana. Truk, bus, sepeda motor, dan mobil melintas di jalur yang sama. Pantauan kami, pergerakan ke arah timur dan barat pun seimbang," kata Refdi.
Kompas
Kepala Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri Inspektur Jenderal Refdi Andri (tengah) memaparkan hasil pantauan udara terhadap lalu lintas di jalur tol dan non-tol, Senin (10/6/2019) di Purwakarta, Jawa Barat.
65 persen kembali
Ia mengatakan, ada sekitar 1,3 juta kendaraan yang mudik meninggalkan Jakarta. Dari jumlah itu, sebanyak 65 persen sudah kembali ke Jakarta. "Kami perkirakaan pemudik akan kembali ke Jakarta dalam 1-2 hari hingga lima hari ke depan," katanya.
Ia juga memperkirakan lalu lintas di jalur tol dan non-tol akan kembali normal pada tanggal 15-17 Juni 2019. Walaupun Operasi Ketupat selesai Senin ini, Refdi memastikan kepolisian akan terus mengawasi dan melayani para pemudik hingga arus balik usai.
Jadi acuan
Kebijakan lalu lintas yang dilakukan pada masa mudik-balik Lebaran tahun ini akan menjadi acuan untuk kebijakan tahun depan. Menurut Refdi, setiap kebijakan perlu dilihat kelebihan dan kekurangannya. Dibutuhkan pula perencanaan yang matang untuk rekayasa lalu lintas di periode yang sama tahun depan.
Sistem satu arah yang diterapkan membauat arus kendaraan ke arah timur pada masa mudik cenderung lancar. Hal yang sama lebih kurang terjadi pula pada masa balik. Namun, kemacetan terjadi di di sejumlah jalur arteri sebagai imbas dari satu arah.
"Rekayasa lalu lintas di tol itu pasti akan memberi dampak ke jalur alternatif. Tapi kami akan memberikan info lebih awal kepada masyarakat akan kebijakan-kebijakan yang kami ambil," kata Refdi.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Arus balik kendaraan menuju Jakarta memadati Jalan Tol Cipali di Kilometer 74 saat rekayasa lalu lintas satu arah diberlakukan dari Kilometer 414 Gerbang Tol Kalikangkung, Semarang, hingga Kilometer 29 Cikarang Utama, Minggu (9/6/2019).
Ia menyebutkan, sentra informasi pun dibutuhkan di beberapa tempat, seperti di tempat istirahat dan gerbang tol. Informasi tersebut mencakup antara lain rekayasa lalu lintas yang sedang berlangsung.
Tahun ini, tersedia tujuh hari bagi para pemudik untuk pulang ke kampung halaman. Namun, hanya tersedia lebih kurang tiga hari untum balik. Hal ini menyebabkan kepadatan terkonsentrasi di tiga hari masa balik.
"Sebenarnya itu cukup seimbang dan boleh saja dilakukan. Sebab, pemerintah sudah menentukan libur nasional dan cuti bersama. Masyarakat bisa memilih dan mengatur perjalanannya sendiri. Masyarakat juga bisa memilih waktu perjalanannya sesuai dengan waktu pemberlakuan rekayasa lalu lintas," kata Refdi.