Rest area di jalan tol kini tak hanya berfungsi sebagai tempat istirahat, makan, atau mengisi bahan bakar kendaraan. Di sejumlah tempat, rest area telah menjelma menjadi destinasi wisata.
Oleh
HARIS FIRDAUS/DHANANG DAVID ARITONANG/TATANG MULYANA SINAGA/FAJAR RAMADHAN
·5 menit baca
RIAN SEPTIANDI
Kondisi bangunan bekas Pabrik Gula Banjaratma, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, yang dimanfaatkan untuk rest area atau tempat istirahat Kilometer (Km) 260 B Jalan Tol Pejagan-Pemalang, Selasa (14/05/19). Di dalam rest area ini, terdapat kios-kios yang menjajakan produk-produk dari usaha mikro, kecil, dan menengah dari Jawa Tengah.
Rest area di jalan tol kini tak hanya berfungsi sebagai tempat istirahat, makan, atau mengisi bahan bakar kendaraan. Di sejumlah tempat, rest area telah menjelma menjadi destinasi wisata. Di sana, para pengunjung tak hanya melepas lelah, tetapi juga berfoto-foto dan menikmati pemandangan menawan.
Almanto (46) berjalan kaki mengitari bangunan rest area atau tempat istirahat Kilometer (Km) 260 B Jalan Tol Pejagan-Pemalang, Selasa (14/5/2019) sore. Pria asal Nganjuk, Jawa Timur, tersebut tampak terkesan dengan bangunan rest area yang tak biasa itu. Di beberapa tempat, dia berlama-lama mengamati bangunan tinggi yang terbuat dari batu bata.
”Saya penasaran bangunan apa ini, kok kayaknya kuno. Makanya tadi mampir ke sini,” kata Almanto yang mengendarai mobil dari Nganjuk melintasi Jalan Tol Trans-Jawa.
Selain Almanto, sore itu banyak pengendara lain yang singgah di rest area Km 260 B. Setelah melepas lelah dan mengisi perut, mereka juga berkeliling dan berfoto-foto di berbagai lokasi di rest area tersebut.
Berbeda dengan kebanyakan rest area lain, tempat istirahat Km 260 B memang unik karena berlokasi di area bekas Pabrik Gula (PG) Banjaratma, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
KOMPAS/RIAN SEPTIANDI
Pengunjung melihat bangunan tua bekas Pabrik Gula Banjaratma, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, yang kini dimanfaatkan menjadi rest area atau tempat istirahat Kilometer (Km) 260 B Jalan Tol Pejagan-Pemalang, Selasa (14/5/2019).
PG Banjaratma, yang berdiri tahun 1908, merupakan salah satu pabrik gula yang beroperasi di Jawa pada masa Hindia Belanda. Namun, sejak tahun 1997, PG Banjaratma berhenti beroperasi karena terus-menerus merugi.
Bertahun-tahun setelah PG Banjaratma berhenti beroperasi, bangunan pabrik gula itu akhirnya disulap menjadi rest area untuk mendukung pengoperasian Jalan Tol Pejagan-Pemalang.
”Pembangunan rest area di bekas pabrik ini dimulai sekitar sembilan bulan lalu,” kata Kepala Seksi Pelayanan Lalu Lintas dan Pengembangan Bisnis PT Pejagan-Pemalang Toll Road Ami Armando.
Ami menjelaskan, ide mengubah area bekas PG Banjaratma menjadi rest area itu berawal dari keresahan sejumlah pelaku usaha di kawasan pantai utara (pantura) Jawa. Setelah pengoperasian sejumlah ruas Tol Trans-Jawa, pendapatan pelaku usaha di jalur pantura menurun drastis karena para pengendara memilih melintas di jalan tol.
Menurut Ami, keluhan para pelaku usaha itu kemudian disampaikan kepada pemerintah daerah dan dibahas dengan sejumlah instansi terkait. Dari situ, lalu muncul wacana untuk membuat rest area di jalur B (arah Semarang ke Jakarta) di Jalan Tol Pejagan-Pemalang. ”Pembahasan untuk membuat rest area itu sudah dimulai sejak tahun 2015,” katanya.
KOMPAS/EDDY HASBY
Bangunan bekas Pabrik Gula Banjaratma, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, yang digunakan untuk rest area atau tempat istirahat Kilometer (Km) 260 B Jalan Tol Pejagan-Pemalang, Senin (17/12/2018).
Setelah melalui berbagai pembahasan, sejumlah pihak sepakat menggunakan area bekas PG Banjaratma sebagai lokasi rest area. Lokasi itu dipilih karena area bekas pabrik gula itu tepat berada di pinggir Jalan Tol Pejagan-Pemalang.
Selain itu, bangunan bekas PG Banjaratma juga bisa menjadi daya tarik tambahan agar lebih banyak pengendara yang singgah. ”Bangunan bekas pabrik gula itu justru menjadi daya tarik sehingga rest area ini juga menjadi obyek wisata. Makanya, bangunan asli pabrik ini tetap dipertahankan,” ungkap Ami.
Saat singgah di rest area itu, pengunjung bisa melihat bangunan kuno bekas PG Banjaratma yang memiliki arsitektur khas. Bangunan itu memiliki dinding batu bata tinggi yang telah berusia ratusan tahun. Di bagian depan rest area, kita juga bisa menemukan pohon tua besar yang menempel ke dinding bekas bangunan pabrik gula.
Ami menuturkan, lahan bekas PG Banjaratma memiliki luas total sekitar 30 hektar (ha). Namun, untuk sementara, baru sekitar 11 ha yang dipakai untuk rest area. Dengan area yang sangat luas, lahan parkir rest area itu diperkirakan mampu menampung 1.100 kendaraan.
Ami menambahkan, saat ini, di rest area tersebut terdapat 126 usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari Brebes dan Tegal, Jawa Tengah, yang menjual makanan, minuman, dan oleh-oleh. Selain itu, juga terdapat 16 perusahaan yang membuka toko atau resto di rest area tersebut.
Rest area tersebut juga dilengkapi dengan sejumlah fasilitas standar, misalnya toilet, masjid, stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU), serta tempat pengisian uang elektronik untuk pembayaran jalan tol. Untuk menambah daya tarik, rest area itu juga akan dilengkapi dengan taman air dan taman burung.
”Pada masa arus mudik Lebaran tahun ini, rest area ini akan beroperasi penuh selama 24 jam agar bisa dinikmati oleh para pemudik,” ungkap Ami.
Pemandangan
Melepas lelah sambil berwisata juga bisa dilakukan di rest area Km 429 A Jalan Tol Semarang-Solo. Di tempat ini, para pengunjung bisa menikmati panorama indah Gunung Ungaran yang menjadi penyegar mata dan pengusir penat seusai perjalanan panjang.
”Rest area ini mulai beroperasi penuh sejak 2017. Biasanya mulai ramai sejak H-5 hingga H+5 Lebaran,” ujar General Manager Operasional Rest Area 429 A, Telly Fandha.
KOMPAS/PRIYOMBODO
Rest area di Kilometer 429 Jalan Tol Semarang-Solo, Ungaran, Jawa Tengah, Selasa (14/5/2019).
Telly mengatakan, waktu paling tepat untuk singgah ke rest area itu adalah sore hari karena pengunjung bisa melihat matahari tenggelam di balik Gunung Ungaran. Pemandangan matahari tenggelam itu bisa menjadi latar foto yang unik bagi pengunjung.
”Rest area ini dibangun sejak tahun 2015. Awalnya cukup sulit untuk mencari lokasi yang agak rata untuk membangun rest area. Untungnya, Badan Pengatur Jalan Tol menemukan lokasi ini dan kami dari PT Lingga Jati Qaireen menjadi pengelolanya,” ujar Telly.
Pada hari biasa, rest area Km 429 A dikunjungi sekitar 4.000 kendaraan per hari. Namun, pada arus mudik, jumlahnya meningkat menjadi 12.000 kendaraan per hari. Fasilitas utama seperti masjid, stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU), toilet, kedai kopi, minimarket, dan restoran tersedia di rest area ini.
Rest area Km 597 B Jalan Tol Ngawi-Kertosono juga menawarkan pemandangan yang menawan. Saat cuaca cerah, pengunjung rest area yang dikelola PT Jasamarga Properti itu bisa menyaksikan gagahnya Gunung Lawu yang berpadu dengan pemandangan persawahan.
”Pengunjung sering selfie (swafoto) di sini,” kata Kepala Rest Area Km 597 B Jalan Tol Ngawi-Kertosono, Bagus Sugiharto.
KOMPAS/PRIYOMBODO
Rest area di Kilometer 429 jalan tol Semarang-Solo, Ungaran, Jawa Tengah, Selasa (14/5/2019).
Sementara itu, rest area Km 88 B Jalan Tol Cipularang menawarkan pesona yang lain. Di tempat istirahat yang juga dikelola PT Jasamarga Properti itu, terdapat masjid dengan desain futuristik yang unik. Sepintas, bentuk masjid bernama Al Safar itu menyerupai ikat kepala khas Sunda.
Yang menarik, masjid seluas 6.000 meter persegi itu ternyata dirancang oleh Ridwan Kamil yang sekarang menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat. ”Masjid ini mulai dibangun tahun 2014 dan diresmikan pada 2017. Karena lokasinya yang berada di arah Bandung-Jakarta, masjid ini baru ramai dikunjungi sekitar H+4 Lebaran,” ujar Supervisor Rest Area 88 B, Dadan.