Tak sedikit pemudik yang menghindari Tol Trans-Jawa meski sistem satu arah diterapkan hampir 24 jam. Meski memilih jalur pantura sebagai alternatif, kemacetan tetap tak terhindarkan.
Oleh
Fajar Ramadhan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tak sedikit pemudik yang menghindari Tol Trans-Jawa meski sistem satu arah atau one way diterapkan hampir 24 jam. Meski memilih jalur pantura sebagai alternatif, kemacetan tetap tak terhindarkan.
Muhammad Syafii (40), salah satu pemudik asal Boyolali, Jawa Tengah, memilih keluar dari Tol Trans-Jawa menuju jalur pantai utara (pantura), Minggu (9/6/2019) siang. Hal itu ia lakukan setelah mengetahui terjadi kepadatan lalu lintas sebelum Gerbang Tol (GT) Cikampek Utama dari kerabatnya.
”Kami berangkat bareng pukul 7, tapi kemudian terpisah. Dapat info, Cikampek macet, jadi kami lewat pantura,” ujarnya.
Bukannya lancar, kemacetan justru dialami Syafii saat memasuki kawasan jalan layang Cikampek, Jalan Jenderal Sudirman. Ia membutuhkan waktu 1,5 jam untuk sampai Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU) Jalan Ahmad Yani yang berjarak sekitar 7 kilometer.
Arus lalu lintas di jalur tersebut pada Minggu siang terlihat padat, baik dari arah Jakarta maupun Jawa Tengah. Dari arah Jakarta, bus-bus besar tampak mendominasi di Jalan Raya Klari, Karawang Timur. Dari arah sebaliknya, tampak sepeda motor berpadu dengan mobil pribadi memenuhi ruas jalan.
Salah satu pengendara sepeda motor, Jenar Dewanto (21), biasanya hanya membutuhkan waktu 15-20 menit untuk sampai di Jalan Lingkar Tanjungpura dari Jalan Layang Cikampek. Pada Minggu siang, ia membutuhkan waktu lebih dari satu jam. Adapun jarak kedua kawasan tersebut lebih kurang 18 kilometer.
Berdasarkan pantauan Kompas pada Minggu pukul 19.00, tak sedikit kendaraan yang keluar dari ruas Tol Cikopo-Palimanan guna menghindari kemacetan di GT Cikampek Utama. Mereka keluar melalui GT Cikampek menuju Simpang Jomin, Purwakarta.
Beberapa kendaraan juga terlihat parkir di bahu jalan sekitar tempat istirahat (rest area) Kilometer 71.
Antrean panjang di GT Cikampek Utama juga masih terlihat. Salah satu pemudik asal Wonogiri, Jawa Tengah, Daryono (43), mengatakan sudah mengantre selama tiga jam, tetapi belum juga sampai di GT Cikampek Utama. Ia beristirahat di bahu jalan sekitar 2 kilometer sebelum GT Cikampek Utama.
”Sudah macet sejak pukul 4 sore tadi sampai pukul 7 malam. Mudah-mudahan selepas gerbang tol sudah lancar,” ujarnya.
Terimbas sistem satu arah
Sementara itu, kemacetan yang terjadi di jalur pantura Karawang dari arah Jakarta terjadi karena banyak bus dan mobil tidak bisa melintas di Tol Cikampek karena pemberlakuan satu arah. Kompas membutuhkan waktu sekitar tiga jam untuk sampai di Jalan Layang Cikampek dari Jalan Lingkar Tanjungpura. Adapun kecepatan rata-rata 30-35 kilometer per jam.
Salah satu pengemudi mobil tujuan Tegal, Jawa Tengah, Abdul Hamid (35), mengatakan terjebak kemacetan selama tiga jam. Ia berangkat dari Karawang sekitar pukul 12.00 dan baru sampai di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Purwakarta, sekitar pukul 15.00 untuk makan siang.
”Kemarin kami berangkat lewat tol kena macet. Sekarang lewat pantura juga macet. Tidak bisa masuk tol,” katanya.
Sebelumnya, Abdul berangkat dari Tegal pada Sabtu (8/6/2019) pagi untuk mengantar keponakannya pulang ke Karawang seusai mudik dari kampung halaman. Sekarang, ia bermaksud kembali ke Tegal bersama kedua orangtuanya.