Peresmian Jalan Tol Cikopo – Palimanan atau Cipali pada 13 Juni 2015 ternyata tak pernah disambut baik oleh para pegiat usaha di sepanjang jalur Pantura Jawa Barat. Sebagian besar dari mereka memilih untuk gulung tikar, sebagian lagi tetap bertahan meski lesu.
Rumah Makan Padang “Surya” di Jalan Raya Patrol, Patrol, Indramayu terlihat sepi saat jam berbuka puasa tiba, Senin (3/6/2019). Tepatnya sekitar pukul 17.50. Bangunannya lusuh dengan pencahayaan redup. Bangunan berleter U tersebut kini hanya berfungsi bak leter L. Sisanya dibiarkan tak terawat.
Di sebelah kirinya ada sebuah lahan kosong yang ditumbuhi semak belukar. Di sebelah kanan juga terdapat lahan kosong yang lebih luas. Bedanya, tidak ada tanaman-tanaman pengganggu di dalamnya.
Jika tak ada Rumah Makan Padang “Surya”, dari seberang jalan, hanya nampak areal persawahan di kawasan tersebut. Beruntung, si pemilik, Syafrizal (54) masih mempertahankan rumah makan yang sudah berdiri lebih dari 10 tahun itu.
“Di sebelah, dulu ada toko kelontong yang dibuat kulakan oleh pedagang asongan sekitar sini. Bus sekarang tidak ada, penjual asongan hilang, toko bangkrut,” ungkapnya.
Penurunan omzet jelas dirasakan dampaknya oleh Syafrizal. Namun, yang kentara baginya adalah sepinya aktivitas harian yang ada di wilayah itu. Dulunya, pedagang asongan, pengamen, tambal ban menghiasi sepanjang jalan yang menghubungkan antara Purwakarta dan Cirebon tersebut. Sekarang mereka hilang entah kemana.
Sebelum adanya tol Cipali, perharinya Syafrizal bisa mengantongi pendapatan sebanyak Rp 9 juta. Sekarang, mencari uang Rp 1,5 juta pun ia harus bekerja keras. Ia memperkirakan, setidaknya ada sekitar 600 orang yang membeli makanan perharinya. Sekarang, pembeli yang datang tak lebih dari 50 orang.
Dulunya, ia mampu mempekerjakan 15 karyawan di rumah makan miliknya. Sekarang, yang tersisa hanya dua. Itupun, mereka hanya digaji secara harian.
“Gaji karyawan dulu perbulan ada yang Rp 1,5 juta. Sekarang tersisa dua orang, dibayar Rp 125 dengan beban kerja lebih berat,” katanya.
Selain tentunya untuk bertahan hidup, alasan Syafrizal bertahan adalah demi masa depan anaknya. Ia bertekad dan menekankan pada anak-anaknya agar tidak menjadi penjual nasi seperti ayahnya.
Kini, dua anak Syafrizal masih menempuh pendidikan. Anak ketiganya saat ini tengah menjalani pendidikan di Akademi Militer Magelang, sedangkan anak terakhirnya di Pondok Pesantren Al Azhar Jakarta.
Anak pertamanya telah menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Tinggi Akutansi Negara (STAN). Saat ini sudah bekerja di Direktorat Jenderal Bea Cukai Bandara Soekarno – Hatta. Anak kedua baru saja menyelesaikan studi Sarjana Kedokteran di Universitas Trisakti.
Karena lesunya perekonomian keluarganya, Syafrizal terpaksa menjual 8 bau sawah miliknya untuk biaya pendidikan anak-anaknya tersebut. “Kalau pendapatan kami masih seperti dulu, tidak mungkin saya menjual aset saya itu,” katanya.
Volume kendaraan
Sementara itu, data lalu lintas harian selama mudik 2019 di Kabupaten Indramayu menyebutkan volume kendaraan dari arah Jakarta rata-rata meningkat dari tahun lalu. Data tersebut dihimpun sejak H-7 lebaran hingga H-3 lebaran.
Pada H-7 lebaran 2019, peningkatan volume kendaraan meningkat dari 78.843 kendaraan menjadi 162.439 kendaraan dibandingkan 2018. Peningkatan juga terhadi pada H-6 lebaran yakni dari 165.005 kendaraan menjadi 173.082 kendaraan.
Pada H-5, peningkatannya dari 132.307 menjadi 164.582 kendaraan, sedangkan H-4 dari 143.375 menjadi 154.404 kendaraan. Sementara itu pada H-3 lebaran terjadi penurunan volume kendaraan dari 275.083 menjadi 140.005 kendaraan.
Kendaraan roda dua juga masih mendominasi jalan pantura tersebut dengan rincian pada H-7 sebanyak 145.167 kendaraan, H-6 sebanyak 152.432 kendaraan, H-5 sebanyak 144.896 kendaraan, H-4 sebanyak 135.642 kendaraan dan H-3 sebanyak 125.808 kendaraan.
Sementara itu, kendaraan roda empat yang melintas sebanyak 17.272 pada H-7 lebaran, 20.650 kendaraan pada H-6, 19.686 kendaraan pada H-5, 18.762 kendaraan pada H-4 dan 14.197 kendaraan pada H-3. Untuk bus besar, pada H-7 lebaran yang melintas sebanyak 331 kendaraan, H-6 sebanyak 584 kendaraan, H-5 sebanyak 409 kendaraan, H-4 sebanyak 541 kendaraan dan H-3 sebanyak 311 kendaraan.