Pergerakan pemudik dari kota besar ke daerah turut menumbuhkan perekonomian desa. Sebanyak Rp 33,4 triliun dibelanjakan di desa.
JAKARTA, KOMPAS Pergerakan pemudik ke daerah turut mendongkrak ekonomi desa. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi memprediksi Rp 33,4 triliun dibelanjakan pemudik di desa pada masa libur Lebaran. Sektor pariwisata beserta usaha mikro, kecil, dan menengah paling menggeliat.
Di Provinsi DI Yogyakarta, misalnya, pemudik memadati kawasan wisata Tebing Breksi di Desa Sambirejo, Kabupaten Sleman, dan kawasan gunung purba Nglanggeran, Gunung Kidul, selama libur Lebaran.
Ketua Pengelola Kawasan Wisata Tebing Breksi Kholik Widianto mengakui, jumlah kunjungan hanya sekitar 2.000 orang per hari pada hari biasa. Namun, pada Kamis (6/6/2019) atau hari kedua Lebaran, jumlah kunjungan 6.900 orang.
”Selama libur Lebaran ini, pengelola Tebing Breksi bisa memperoleh penghasilan sedikitnya Rp 200 juta,” kata Kholik, Jumat (7/6) sore. Tebing Breksi menawarkan pemandangan indah. Terdapat batuan tebing yang diukir menyerupai naga dan tokoh wayang untuk dipakai swafoto. Setiap pengunjung dikenai biaya tiket Rp 5.000.
”Wisata (ini) sangat mendongkrak perekonomian desa, khususnya membuka lapangan pekerjaan. Sebab, yang bekerja di tempat ini tidak kurang dari 400 orang. Ada juga warga yang buka warung,” kata Kholik.
Pengelola Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran Sugeng Handoko mengatakan, jumlah pengunjung di Nglanggeran juga meningkat dari hari biasa sebanyak 200- 300 orang per hari menjadi setidaknya 400 pengunjung per hari pada libur Lebaran.
Merujuk data Kemendesa, sebanyak Rp 33,4 triliun diperkirakan dibelanjakan di desa oleh 23 juta pemudik pada 2019. Prediksi ini melampaui realisasi pada 2018, sebesar Rp 26,5 triliun, yang dibawa 19 juta pemudik. Sumbangan terbesar diyakini dari sektor wisata.
”Pariwisata bisa menyerap uang pemudik. Masyarakat di desa pun pasti produktif karena punya peluang untuk berjualan,” ujar Menteri Desa PDTT Eko Putro Sandjojo.
Selain pariwisata, sektor usaha mikro, kecil, dan menengah juga memperoleh manfaat. Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara, menilai peredaran uang selama Ramadhan dan Lebaran meningkat 10-12 persen. Dari jumlah itu, sekitar 80 persen terdistribusi ke sektor UMKM di daerah.
Yani Mardiyanto (52), pelaku pembuat kain lukis di Solo, Jawa Tengah, mengakui, omzet penjualan kain lukis menjelang Lebaran bisa mencapai Rp 125 juta pada Mei atau meningkat dibandingkan hari biasa sebesar Rp 70 juta-Rp 80 juta per