Jakarta Rumah Penguin
Dua penguin bergumul di air memperebutkan seekor ikan. Padahal, ada cukup ikan untuk mereka. Entahlah. Mungkin lebih seru jika makanan didapatkan dengan berebut. Menjengkelkan sekaligus menggemaskan melihat aksi penguin di Jakarta.
Dua penguin bergumul di air memperebutkan seekor ikan. Padahal, ada cukup ikan untuk mereka. Entahlah. Mungkin lebih seru jika makanan didapatkan dengan berebut. Menjengkelkan sekaligus menggemaskan melihat aksi penguin di Jakarta.
Kekonyolan Skipper, Kowalski, Rico, dan Private yang menggemaskan dalam film animasi seri Madagascar serta sempalannya, Penguins of Madagascar (2014), terinspirasi dari tingkah lucu penguin-penguin nyata. Sayangnya, tidak ada habitat penguin di Indonesia. Televisi dan video jadi pemuas hasrat bertemu dengan mereka.
Jika ingin melihat langsung penguin di alam liar, tabungan perlu disiapkan karena mesti menyambangi antara lain Semenanjung Banks dan Semenanjung Otago di Selandia Baru, Pulau Phillip dan Pulau Kangaroo (Australia), serta Kepulauan Galapagos (Ekuador). Namun, warga Jakarta dan sekitarnya kini bisa berhemat untuk menjadi saksi kelucuan penguin. Jakarta, lewat akuarium di Jakarta Aquarium dan Taman Impian Jaya Ancol, sudah menjadi rumah salah satu spesies penguin.
Tingkah penguin memperbesar rasa gemas. Ada yang tiba-tiba berenang kencang dari ujung ke ujung, kemudian meluncur terbang ke atas permukaan air sebelum menghunjam air dan berenang lagi. Ada pula yang hanya berdiri bengong di bebatuan. Semua kelucuan itu bisa disaksikan dengan jelas dari balik kaca akuarium di Pingoo Restaurant, Kamis (6/6/2019).
Pingoo Restaurant adalah tempat makan bagian dari Jakarta Aquarium, wahana rekreasi sekaligus pusat konservasi satwa dalam ruang di Mal Neo Soho, Jakarta Barat. Restoran yang hadir sejak 2016 ini ada di lantai Lower Ground.
Dari tablet layar sentuh dekat akuarium, informasi seputar penguin di sana memberi wawasan menarik. Penguin-penguin itu merupakan penguin Humboldt (Spheniscus humboldti) dengan tinggi badan bisa mencapai 70 centimeter, yang tersebar di pesisir Samudra Pasifik Amerika Selatan khususnya di negara Chile dan Peru. Informasi menarik lainnya, penguin Humboldt berpasangan hanya dengan satu penguin saat musim kawin, antara Maret-Desember.
Tingkah lucu yang otentik dari penguin di Pingoo Restaurant membuat Anna (36), suami, dan dua anaknya datang untuk kedua kalinya ke sana pada Kamis lalu. “Anak-anak suka, terus minta ke sini lagi,” kata dia.
Agar bisa menonton perilaku para penguin di Pingoo Restaurant, Anna dan keluarganya tentu saja mesti membeli makanan dan minuman. Namanya juga restoran. Menurut Anna, rasa makanan tidak buruk, tetapi harganya tergolong mahal. Namun, ia memaklumi karena penguin butuh uang untuk pemeliharaan mereka sehingga tetap nyaman tinggal di sana.
F & B Manager Jakarta Aquarium, Hentung Lukman, menjelaskan, agar bisa mendapat tempat yang leluasa menikmati menonton penguin, pengunjung mesti membeli minimal satu makanan utama dan satu minuman per orang.
Sebagai gambaran, Kompas pada hari Kamis lalu memesan makanan dan minuman untuk dua orang. Untuk hidangan utama, menu olahan ikan salmon bernama herb crumbed tasmanian salmon fillet seharga 145.000 serta olahan ikan dori, original dory fish and chips, Rp 109.000, jadi pilihan. Minuman yang dipesan yaitu green monster dan jus kiwi, masing-masing seharga Rp 40.000. Harga-harga itu belum termasuk pajak.
Restoran juga memberi kesempatan secara terbatas bagi pengunjung untuk memberi ikan pada penguin-penguin. Terdapat dua sesi pemberian makan oleh pengunjung per harinya, yaitu pukul 11.30-13.00 dan 17.30-19.00.
Hanya tersedia kesempatan untuk 15 meja per sesi, dan cuma ada dua orang pengunjung per meja yang boleh memberikan makan. “Kami prioritaskan untuk yang bill (tagihan pembayaran)-nya di atas Rp 500.000,” tutur Hentung.
Terkait penguin di sana, Hentung mengatakan, terdapat enam ekor penguin Humboldt berusia 1-2 tahun dan berasal dari Taman Safari Indonesia. “Kami ada beberapa pergantian (penguin) karena sudah ada yang bertelur di sini. Yang di sini, sudah keturunan keempat dari Taman Safari Indonesia,” ujar dia.
Hentung memastikan para penguin betah tinggal di Jakarta Aquarium. Untuk kesehatan, minimal setahun sekali terdapat dokter asal Jepang yang datang ke sana memeriksa kondisi masing-masing penguin.
Pingoo Restaurant berkapasitas total 200 kursi dan buka setiap hari pukul 10.00-22.00. Namun, waspadalah dengan musim liburan, termasuk libur panjang lebaran, karena kemungkinan terjadi antrean pengunjung di sana. Kamis lalu, misalnya, daftar tunggu restoran mencapai 20 meja.
Istana Penguin
Di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, wahana seluas 270 meter persegi bernama Penguin Kingdom atau Istana Penguin di dalam unit rekreasi Ocean Dream Samudra (ODS) menjadi rumah bagi lebih banyak penguin Humboldt. Sebelas ekor, jumlah mereka. Ancol mendatangkan mereka dari penangkaran—bukan dari alam liar—di Peru setelah mengurus kelengkapan perizinan selama dua tahun!
Salah satu pawang penguin, Ghayu Rendi Setiawan, menuturkan, para penguin tiba di Ancol pada Februari 2019, tetapi baru bisa dilihat oleh pengunjung pada Mei. Dalam periode itu, penguin-penguin beradaptasi terlebih dahulu.
Rendi lantas mengajak Kompas untuk mencoba memberi makan pada penguin-penguin yang ditempatkan pada sebuah akuarium. Ancol menyediakan pakan berupa ikan layang mengingat penguin Humboldt hanya doyan pakan laut yang bertulang lunak serta berukuran tidak terlalu besar. Ia membekali Kompas dengan jaket dan sepatu but.
Sebelum menyerahkan seember ikan pada Kompas, Rendi mengingatkan, penguin di sana sensitif. Ketika satu penguin kaget dengan gerakan tiba-tiba dari pemberi makan, penguin itu akan langsung berbalik dan meluncur ke air, diikuti oleh teman-temannya. Karena itu, pemberi makan harus tenang dan tidak takut.
Tangan memegang bagian ekor ikan layang, kemudian ditawarkan pada para penguin. Satu per satu naik ke permukaan menuju ikan, berjalan sambil bergoyang ke kiri dan ke kanan layaknya ondel-ondel. Penguin pertama menginspeksi terlebih dahulu sekitar ikan, khawatir jika ada ancaman. Setelah memastikan aman, paruhnya langsung menjepit ikan dan dibawanya ke air. Melihat penguin pertama mendapat makanan tanpa masalah, penguin lain berebut ke sumber ikan. Ah, rasanya ingin membawa pulang satu ekor.
Namun, pemberian makan ke penguin merupakan aktivitas terbatas. Biasanya, pengelola meminta perwakilan dari satu rombongan yang bisa masuk ke dalam akuarium, bukan semua orang yang masuk. Ini tentunya guna menjaga jumlah asupan pakan penguin sesuai standar ideal, serta mencegah penguin stress bertemu banyak orang.
Namun, melihat tingkah penguin dari permukaan luar kaca akuarium pun sudah mengasyikkan. Cobalah saksikan saat mereka bermain dengan bola-bola kecil. Mereka berlomba mengejar bola yang dilemparkan pawang. Ada pula yang menyundul-nyundul bola.
Marsini (43), pengunjung asal Mampang Prapatan Jakarta Selatan yang datang bertiga dengan anak dan keponakannya, akhir Mei lalu, sampai dua kali masuk ke Istana Penguin saking tidak tahan dengan kelucuan para penguin. “Mereka lucu dan pintar. Bisa nangkep bola juga,” kata dia.
Itu merupakan pengalaman pertama mereka menyaksikan penguin secara langsung.
Untuk bisa bertatap muka dengan penguin, terdapat tiga macam biaya yang mesti dikeluarkan. Pertama, jika menggunakan kendaraan pribadi ke Ancol, terdapat biaya Rp 25.000 per mobil serta Rp 15.000 per sepeda motor. Kedua, biaya masuk kawasan Ancol sebesar Rp 25.000 per individu. Ketiga, biaya untuk tiket masuk ODS sebesar Rp 125.000 per orang.
Namun, dengan biaya Rp 125.000, pengunjung tidak hanya disuguhi kelucuan penguin, sebab terdapat total sepuluh wahana rekreasi di ODS. Unit ini juga menawarkan antara lain pentas lumba-lumba, pentas singa laut, juga taman yang jadi habitat aneka ragam burung. ODS buka setiap hari pukul 09.00-18.00.
Curator ODS Jacky Pratama menjamin, Ancol menjunjung kesejahteraan hewan. Pengelola senantiasa memastikan penguin tidak stress dan sehat. “Sekarang lihat, apakah hewannya tidak senang? Apakah mereka bete (stress)?,” kata dia.
Jacky menambahkan, membawa penguin ke alam buatan juga bagian dari upaya konservasi mengingat kehadiran mereka di alam liar terus terancam. Soal biaya yang mesti dikeluarkan pengunjung untuk melihat penguin, ia menyebutkan, pengelola juga butuh aliran dana guna pemeliharaan tempat serta penguin itu sendiri.
Ia mencontohkan, satu penguin makan 3-4 kilogram ikan per hari. Ikan layang yang jadi menu mereka di Ancol dibeli dengan harga Rp 35.000 per kg. Artinya, ada pengeluaran Rp 34,6 juta-Rp 46,2 juta per bulan hanya untuk pakan penguin. Ada pula pengeluaran untuk listrik guna menjaga suhu di dalam akuarium 14-18 derajat celcius, sesuai suhu di area subtropis tempat penguin Humboldt berasal.
Harapannya, pengunjung yang menikmati kelucuan penguin juga makin mencintai keanekaragaman satwa di dunia. Makin banyak yang bergabung untuk mencegah kepunahan fauna langka. Mari kita mulai dari Jakarta, yang kini juga jadi rumah nan nyaman bagi penguin.