Arus balik dari Sumatera di Pulau Jawa melalui Pelabuhan Bakauheni, Lampung, menuju Pelabuhan Merak, Banten, pada Sabtu (8/6/2019) membeludak. Arus puncak balik berlangsung hingga Minggu, 9 Juni.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Arus balik dari Sumatera di Pulau Jawa melalui Pelabuhan Bakauheni, Lampung, menuju Pelabuhan Merak, Banten, pada Sabtu (8/6/2019) membeludak. Arus puncak balik berlangsung hingga Minggu, 9 Juni.
Pada H+2, yaitu sejak Jumat, pukul 08.00, hingga Sabtu, pukul 08.00, jumlah penumpang yang menyeberang ke Merak sebanyak 96.800 orang, sedangkan sehari sebelumnya 57.017 orang. Sementara jumlah kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, yang menyeberang sebanyak 17.745 unit, juga mengalami kenaikan dari 11.489 unit pada hari Jumat.
Dalam sehari, kapal berangkat sebanyak 117 trip. Beberapa dermaga dikhususkan untuk sepeda motor. Selain itu, beberapa kapal kembali dalam keadaan tanpa muatan dari Merak.
Berdasarkan pengamatan Kompas sepanjang Sabtu, penumpang mulai berdatangan sejak pukul 09.00. Penumpang harus antre selama 1-2 jam untuk mendapatkan tiket. Loket disediakan 12 unit. Antrean penumpang berlangsung sejak pukul 09.00 hingga pukul 15.00. Menjelang sore, kondisinya mulai landai.
Hari ini kemungkinan bisa mencapai 50 persen jumlah penumpang yang balik dan sisanya terus mengalir pada hari berikutnya.
Pada siang hari, kemacetan juga terjadi di jalan lintas Sumatera dan Pintu Keluar Tol Bakauheni. Antrean penumpang juga terlihat pada loket pengisian ulang uang elektronik. Para penumpang duduk di lantai di dalam bangunan penjualan tiket.
Jufri (42), warga Lampung Tengah yang berangkat ke Jakarta, menghabiskan waktu 1 jam 30 menit untuk mengantre di loket pembelian tiket. Kata Jufri, kondisi seperti itu terjadi setiap tahun saat arus balik.
Pada tahun ini, pembelian tiket menggunakan nontunai atau uang elektronik. Sebagian penumpang mengaku kewalahan lantaran tidak terbiasa bertransaksi menggunakan kartu.
Seperti dialami Sadiran (63) dan Suharminah (55), pasangan suami istri asal Pasiran, Lampung. Mereka menghabiskan waktu lebih lama karena harus membeli kartu uang elektronik dan antre di loket pembelian tiket. ”Masih bingung karena saya belum pernah pakai kartu. Biasanya bayar cash (tunai) langsung dikasih tiket,” kata Sadiran.
Para warga yang balik pada hari ini umumnya para pekerja baik swasta maupun pegawai pemerintah. Sepeda motor dan mobil umumnya berpelat B asal Jakarta. Mereka balik pada hari ini mengingat Senin, 10 Juni, perkantoran dan perusahaan mulai aktif.
Direktur Utama PT Ferry Indonesia (Persero) Ira Puspadewi mengatakan, arus balik mulai terjadi sejak Kamis. Namun, pada Sabtu terjadi lonjakan yang signifikan. Meskipun rekap data baru keluar pada Minggu pagi, Ria yakin jumlahnya bisa dua kali lipat dibandingkan sehari sebelumnya.
Sampai H+1, jumlah penumpang yang balik baru 17 persen dari total kedatangan selama arus mudik. Sementara kendaraan roda dua baru 14 persen dan roda empat sebanyak 18 persen. ”Hari ini kemungkinan bisa mencapai 50 persen jumlah penumpang yang balik dan sisanya terus mengalir pada hari berikutnya,” kata Ira.
Ira menambahkan, penerapan sistem digital, yaitu transaksi nontunai dan perekaman data penumpang memakai KTP elektronik, dinilai membuat pelayanan kian cepat.
Waktu layanan pembelian tiket hanya memakan waktu maksimal 20 detik per penumpang. Namun, kendalanya, lanjut Ira, masih banyak penumpang yang tidak langsung menyiapkan KTP saat membeli tiket. Akibatnya memakan waktu lebih lama karena menunggu penumpang mengambil KTP di dalam dompetnya.
Ira mengatakan, membutuhkan waktu untuk mengubah kebiasaan penumpang dari transaksi tunai dan manual ke sistem nontunai atau digital.