Tugu Khatulistiwa dan Taman Mangrove Jadi Magnet Wisatawan
Tugu Khatulistiwa di Kota Pontianak dan Taman Mangrove di Kabupaten Mempawah menjadi destinasi yang menarik minat banyak warga dalam mengisi libur Lebaran di Kalimantan Barat.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·4 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS – Warga mengisi libur Lebaran dengan berkunjung ke sejumlah destinasi wisata di Kalimantan Barat. Tugu Khatulistiwa di Kota Pontianak dan Taman Mangrove di Kabupaten Mempawah menjadi tujuan wisata yang menarik minat banyak warga.
Sutami, petugas di kawasan wisata Tugu Khatulistiwa, Jumat (7/6/2019), mengatakan, jumlah kunjungan wisata selama libur Lebaran ini meningkat. Pada hari biasa, tempat itu hanya dikunjungi maksimal 200 orang, itu pun tidak setiap hari ada kunjungan tamu.
“Namun, sejak libur Lebaran, pengunjung mencapai 1.000 orang per hari. Seperti hari ini, baru setengah hari sudah 200 pengunjung. Pengunjung bervariasi, ada yang dari dalam kota, ada pula dari luar kota,” kara Sutami.
Rustami (40), pengunjung Tugu Khatulistiwa, mengatakan, pada hari pertama dan kedua Lebaran ia berkunjung ke keluarga dan kerabatnya. Namun, pada hari ini, ia mengajak keluarganya untuk mengunjungi tempat wisata.
Meskipun berasal dari Pontianak, tetapi ia termasuk jarang berkunjung ke Tugu Khatulistiwa. Namun, saat Lebaran ini, ia mengajak keluarganya untuk mencari suasana baru.
Demikian juga dengan Rahma (35), pengunjung lainnya. Ia mengajak keluarganya berkunjung ke kawasan itu untuk mencari suasana baru. Pada Jumat siang, ia mengajak anak-anaknya bermain di kawasan Tugu Khatulistiwa. Setelah itu, sore harinya baru kembali berkunjung ke kerabatnya.
Di tugu itu pengunjung melihat beberapa informasi sebagai sarana edukasi juga. Tugu Khatulistiwa berupa empat tiang dengan puncak berupa lingkaran dan tanda panah berada di dalam bangunan seluas lebih kurang 50 meter persegi. Bangunannya sendiri memiliki menara dengan bentuk seperti Tugu Khatulistiwa.
Tugu itu dibangun pada tahun 1928 setelah garis ekuator ditemukan dan dibangun tonggaknya di Pontianak oleh rombongan ekspedisi internasional yang dipimpin seorang ahli geografi dari Belanda. Pontianak merupakan salah satu kota di Indonesia yang dilintasi garis ekuator, garis lintang yang membelah bumi persis di tengah-tengah.
Laporan ekspedisi dan pembangunan tonggak ekuator di Pontianak itu diperoleh tahun 1941 dari Opsiter Wiese. Setiap tanggal 23 Maret dan 21 September di Tugu Khatulistiwa dapat disaksikan fenomena kulminasi matahari di Kota Pontianak. Pada momen itu, matahari tepat melintas di atas ekuator yang mengakibatkan tidak ada bayangan.
Taman mangrove
Destinasi lainnya yang juga ramai dikunjungi wisatawan pada libur Lebaran di Kalbar yakni Mempawah Mangrove Park (MMP) di Kabupaten Mempawah. Taman mangrove yang terletak sekitar 70 km dari Pontianak itu dikelola oleh Mempawah Mangrove Conservation (MMC).
Ketua MMC Raja Fajar Azansyah menuturkan, jumlah kunjungan di taman mangrove itu meningkat. “Hari-hari biasa maksimal hanya sekitar 200 pengunjung. Saat libur Lebaran ini, jumlah pengunjung sekitar 1.500 orang. Mereka ada yang dari Mempawah, ada pula yang sedang melintas di Mempawah sehingga singgah di taman mangrove,” ujarnya.
Kawasan itu sering menjadi tempat persinggahan. Warga yang ingin ke pantai di sepanjang pesisir Mempawah hingga ke Singkawang melintasi taman mangrove di Mempawah itu. Sejak diresmikan pada 2016, taman itu menjadi salah satu destinasi wisata favorit, khususnya bagi anak-anak muda.
Fajar menuturkan, wisatawan pada umumnya menikmati suasana di taman mangrove. Di kawasan seluas 2 hektar itu terdapat 30.000 mangrove yang terdiri dari 10 jenis. Namun, sebagian besar adalah jenis akar jangkar (Rhizophora). Mangrove jenis ini banyak ditanam di kawasan itu karena fungsinya untuk menanggulangi bahaya abrasi di pantai Mempawah.
Di kawasan itu sudah dibangun jembatan yang menghubungkan setiap sudut taman. Jembatan-jembatan itu pun dilengkapi hiasan berwarna-warni sehingga menarik sebagai latar berswafoto, khususnya bagi kalangan muda. Di situ juga ada sarana edukasi untuk belajar tentang mangrove. Meskipun kelas pendidikannya sedang libur, pengunjung tetap bisa belajar tentang mangrove dari pamflet yang ditempel.
“Kalau untuk belajar tentang mangrove biasanya di luar hari libur. Biasanya, sekolah-sekolah mengirim surat kepada kami untuk meminta pendidikan tentang mengrove dari tim kami,” ujar Fajar.
Dari taman mangrove itu pula pengunjung bisa melihat ke arah laut. Di tepi taman itu terdapat kursi tempat wisatawan duduk. Wisatawan juga banyak berkunjung ke taman itu menjelang matahari terbenam untuk berfoto.