Pedagang Oleh-oleh Kota Semarang Nikmati Berkah Arus Balik
Sejumlah pedagang di kawasan pusat oleh-oleh Jalan Pandanaran Kota Semarang, Jawa Tengah menikmati peningkatan penjualan pada masa arus balik Lebaran 2019. Bahkan, peningkatan penjualan itu hingga 5-6 kali lipat dibandingkan hari-hari biasa.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS – Sejumlah pedagang di kawasan pusat oleh-oleh Jalan Pandanaran Kota Semarang, Jawa Tengah menikmati peningkatan penjualan pada masa arus balik Lebaran 2019. Bahkan, peningkatan penjualan itu hingga 5-6 kali lipat dibandingkan hari-hari biasa.
Miftah, penjual tahu bakso di Jalan Pandanaran, Jumat (7/6/2019) malam, mengatakan, penjualan pada masa Lebaran kali ini di luar dugaan. "Alhamdulillah, hari ini rekor, terjual sekitar 350 dus (isi 10). Padahal, Lebaran tahun lalu paling banyak sekitar 250 dus dalam sehari," ujarnya.
Jumlah tersebut meningkat signifikan dari penjualan pada hari-hari biasa, yang berkisar 40-50 dus per hari. Melihat banyaknya pembeli pada H+1 Lebaran, ia kemungkinan akan menambah stok. Selama masa libur Lebaran, biasanya ia menyiapkan lebih dari 1.000 dus tahu bakso.
Adapun harga tahu bakso yang dijual Miftah selama masa libur Lebaran yakni Rp 45.000 per dus, atau meningkat dari hari biasa Rp 35.000 per dus. "Hanya setahun sekali harga beda, setelah itu harga kembali turun," kata dia.
Miftah mengaku tidak tahu menahu apakah tersambungnya Tol Trans Jawa dari Merak, Banten hingga Probolinggo, Jawa Timur, turut memengaruhi jumlah pembeli. Namun, ia berharap semakin banyak masyarakat yang berkunjung ke Semarang yang juga bakal terus berpengaruh pada penjualannya.
Tama (52), penjual wingko babat di Jalan Pandanaran, mengatakan, peningkatan penjualan dirasakan sejak Kamis (6/6) atau hari kedua Lebaran. "Hari-hari biasa, terkadang 50 dus saja tidak sampai, tetapi kemarin lebih dari 150 dus terjual. Mudah-mudahan besok tambah laku lagi," ujar dia.
Hari-hari biasa, terkadang 50 dus saja tidak sampai, tetapi kemarin lebih dari 150 dus terjual. Mudah-mudahan besok tambah laku lagi.
Adapun harga wingko babat yang dijualnya selama masa Lebaran berkisar Rp 25.000-Rp 35.000 per tas (isi 20 bungkus). Sementara pada hari biasa ia biasa menjual Rp 20.000 per tas. Lantaran masa balik Lebaran masih akan berlanjut, ia memperkirakan masih banyak yang akan membeli.
Berdasarkan pantauan, pusat oleh-oleh di Jalan Pandanaran Semarang diburu para pemudik yang hendak membeli oleh-oleh sebelum kembali ke tempat asal. Sejumlah mobil parkir di bahu jalan. Arus lalu lintas di daerah tersebut juga tersendat.
Nur Fitra (33) warga Jakarta yang mudik ke Kota Solo, mengatakan, sengaja mampir ke Semarang untuk membeli oleh-oleh. "Sekalian menunggu malam sebelum ke Jakarta, karena harapannya nanti tol lancar. Selain bawa dari Solo, sekalian beli bandeng dan wingko babat khas Semarang," ucapnya.
Miftah dan Tama meyakini, penjualan akan lebih optimal jika fasilitas parkir bagi pengunjung memadai. Sebab, selama ini, salah satu kendala penjualan oleh-oleh yakni terbatasnya parkir di kawasan Pusat Oleh-Oleh Jalan Pandanaran. Hal itu kerap kali membuat calon para pembeli tak jadi turun dari mobil.
Salah satu kendala penjualan oleh-oleh yakni terbatasnya parkir di kawasan Pusat Oleh-Oleh Jalan Pandanaran. Hal itu kerap kali membuat calon para pembeli tak jadi turun dari mobil.
Keduanya berharap pembangunan gedung parkir oleh Pemkot Semarang segera rampung. Saat ini, Pemkot tengah membangun gedung yang berjarak sekitar 50 meter dari pusat oleh-oleh Jalan Pandanaran.
Nantinya, gedung 10 lantai itu akan memiliki tiga fungsi, yakni basement, lima lantai untuk Dinas Kesehatan Kota Semarang, dan lima lantai untuk kantong parkir pusat oleh-oleh.