Mengisi Libur Lebaran, Warga Mencoba Menumpangi MRT
Pada masa libur Lebaran, umumnya warga berbondong-bondong pergi ke tempat wisata untuk menghabiskan waktu bersama keluarga dan kerabat. Namun, sebagian warga Jakarta ada yang lebih memilih berwisata menumpangi MRT.
Oleh
Benediktus Krisna Yogatama
·4 menit baca
Pada masa libur Lebaran, umumnya warga berbondong-bondong pergi ke tempat wisata untuk menghabiskan waktu bersama keluarga dan kerabat. Namun, sebagian warga Jakarta ada yang lebih memilih berwisata menumpangi MRT.
Tidak seperti biasanya, Jumat (7/6/2019), Stasiun MRT Lebak Bulus Grab dipadati penumpang berpakaian santai, mulai dari dewasa hingga anak-anak. Mereka mengantre di loket pembelian tiket. Pada hari biasa, stasiun ini lebih banyak dipadati penumpang yang mengenakan pakaian kerja, seperti setelan kemeja dengan celana atau rok.
Seperti hendak menghabiskan waktu di tempat wisata, penumpang di stasiun itu datang dengan mengenakan celana pendek, sepatu kets, juga membawa selfie sticks atau tongkat narsis (tongsis).
Salah satunya adalah penumpang bernama Rudi Widodo. Pria 35 tahun ini datang bersama istri dan dua anaknya.
Dari rumahnya di Depok, Jawa Barat, Rudi bersama keluarga dengan menumpangi mobil menuju Stasiun Lebak Bulus Grab untuk mencoba MRT pertama kali. Meski sudah diresmikan sejak Maret lalu, Rudi belum pernah mencoba MRT.
”Kami sengaja ke sini (stasiun MRT) untuk foto-foto dan merekam pengalaman pertama kami naik MRT dengan video,” ujar Rudi.
Setelah memarkir mobilnya di sebuah pusat perbelanjaan di dekat stasiun, mereka berjalan kaki menuju stasiun. Setibanya di peron, mereka bergantian berswafoto dengan latar belakang peron kereta yang didesain minimalis dan futuristik.
Setelah menunggu sekitar lima menit, kereta yang dinanti datang. Kedua anaknya, Aditya (10) dan Andika (8), pun bersorak gembira.
Kami sengaja ke sini (stasiun MRT) untuk foto-foto dan merekam pengalaman pertama kami naik MRT dengan video.
Di dalam kereta, dua bersaudara itu sibuk berswafoto dengan tongsis berlatar belakang kursi penumpang kereta. Tak lupa, kedua orangtua mereka pun ikut berswafoto bersama. Di perjalanan, baik Rudi maupun istrinya menjelaskan tentang MRT dan stasiun-stasiun pemberhentiannya.
”Kereta ini banyak dipakai di luar negeri. Canggih dan keren,” ucap Rudi kepada anak-anaknya.
Setelah 30 menit perjalanan, tibalah mereka di stasiun pemberhentian terakhir, yaitu Stasiun Bundaran HI. Kembali Aditya dan Andika bersorak takjub dengan terowongan kereta bawah tanah di stasiun itu.
Rudi menjelaskan, anak-anaknya mengaku bosan dengan objek wisata yang ada di Jakarta. Lalu Rudi memutuskan untuk mengajak anak-anaknya berwisata ke tempat baru yaitu wisata MRT.
Kebetulan tahun ini Rudi tidak mudik ke kampung halamannya di Purwokerto, Jawa Tengah. Sebab, kedua orangtuanya yang datang ke Jakarta dan menginap di rumah kakaknya.
”Dua hari lalu silaturahmi dengan keluarga. Hari ini kami jalan-jalan. Anak-anak sudah bosan ke tempat wisata yang itu-itu saja di Jakarta. Saya bawa saja naik MRT sebagai pengalaman mereka pertama kali,” tutur Rudi.
Sebagai warga Jakarta, rasanya belum pas kalau belum coba naik MRT.
Meski tinggal di Depok dan bekerja di Jakarta, Rudi dan istrinya belum pernah menumpangi MRT. Rudi malah lebih terbiasa menumpangi ”saudara tua” MRT, yaitu kereta rel listrik commuter. Berangkat dari Stasiun Depok, Rudi turun di Stasiun Tanah Abang, kemudian menumpangi angkutan kota untuk tiba di kantornya di bilangan Slipi.
”Pas MRT diresmikan, saya pengin coba. Pengin tahu bedanya dengan KRL seperti apa. Tapi rute MRT tidak cocok dengan jalur kerja saya. Jadi saya belum pernah coba. Akhirnya sekarang coba juga,” ujar Rudi.
Memanfaatkan waktu libur untuk mencoba MRT juga dilakukan sebagian warga lain. Viriya Paramita (28), sengaja pergi bersama teman-teman semasa kuliahnya untuk mencoba MRT pertama kali.
Senada dengan Rudi, meski tinggal dan bekerja di Jakarta, Viriya belum pernah menumpang MRT. Tak ingin sendirian merasakan sensasi moda transportasi teranyar Ibu Kota ini, Viriya pun mengajak teman-temannya yang juga belum pernah menumpangi MRT.
”Sebagai warga Jakarta, rasanya belum pas kalau belum coba naik MRT,” ujarnya terkekeh.
Lonjakan penumpang
Division Head Corporate Secretary PT MRT Jakarta Muhamad Kamaluddin mengatakan, selama libur Lebaran ini memang terjadi lonjakan jumlah penumpang MRT.
”Pada Kamis, jumlah penumpang dalam mencapai 83.000 orang. Ini lebih banyak dibandingkan rata-rata penumpang hari kerja pada bulan Mei yang sebanyak 77.000 dan rata-rata penumpang akhir pekan bulan Mei sebanyak 50.000,” ucap Kamaluddin.
Ia menduga, lonjakan penumpang selama masa liburan ini karena antusiasme warga yang masih tinggi untuk mencoba moda transportasi anyar ini.
Menanggapi tingginya animo warga, pihak PT MRT Jakarta pun telah mengadakan program khusus bernama ”Jelajahi Jakarta: Edisi Lebaran”. Program itu telah diselenggarakan pada 5 Juni dan akan berlangsung hingga 9 Juni.
PT MRT Jakarta menyediakan pemandu yang akan mendampingi rombongan warga yang ingin mencoba Ratangga, rangkaian MRT, dan melihat-lihat fitur di setiap stasiun. Tidak hanya itu, setiap pemandu juga akan menceritakan sejarah gagasan pembangunan MRT Jakarta hingga hadir saat ini.
Dengan mengikuti program ini, masyarakat akan diajak mempelajari tata cara pengoperasian MRT Jakarta. Tata cara itu yang diterapkan PT MRT sehingga dapat menyajikan pelayanan yang sekarang dapat dinikmati setiap hari.
Program ini diadakan setiap hari, pukul 10.00-12.00 dan 14.00-16.00 WIB. Setiap hari disediakan kuota 20 rombongan dengan jumlah 4-6 orang per rombongan.
Lokasi pemberangkatan hanya di dua stasiun, yaitu Stasiun Dukuh Atas BNI dan Stasiun Lebak Bulus Grab. Agar lebih menarik, akan ada hadiah menarik berupa kupon (voucer) kerja sama dengan sejumlah restoran dan tiket masuk Jakarta Fair Kemayoran.