Taman Suroboyo dan Kebun Binatang Jadi Tempat Favorit di Surabaya
Selama libur Lebaran, Rabu-Kamis, 5-6 Juni 2019, Taman Suroboyo di Bulak, Kenjeran, dan Kebun Binatang Surabaya menjadi tempat favorit yang dikunjungi warga di Kota Surabaya.
Oleh
AMBROSIUS HARTO/AGNES SWETTA PANDIA
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Selama libur Lebaran, Rabu-Kamis, 5-6 Juni 2019, Taman Suroboyo di Bulak, Kenjeran, dan Kebun Binatang Surabaya menjadi tempat favorit yang dikunjungi di Kota Surabaya. Saat libur Lebaran, selain taman, pusat perbelanjaan dan restoran yang rata-rata dibuka setelah tengah hari juga langsung diserbu pengunjung dari luar kota hingga malam.
Taman Suroboyo di Bulak, yang kini dilengkapi patung Suro dan Boyo, hingga Kamis petang dipadati pengunjung yang rata-rata berfoto dengan latar belakang Pantai Kenjeran atau Suramadu. Patung Suro dan Boyo, yang baru diresmikan pada Rabu (29/5/2019) oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, dengan tinggi 42 meter dan diameter 15 meter, berdiri di area Taman Suroboyo seluas 11.900 meter persegi.
Patung Suro dan Boyo ini memiliki bentuk unik berupa rumput laut menyerupai asli di antara kedua patung tersebut, termasuk warna patung berbeda dengan patung Suro dan Boyo yang sudah ada seperti di depan Kebun Binatang Surabaya dan di Kalimas, tepatnya belakang Monumen Kapal Selama di Jalan Pemuda. Taman Suroboyo begitu diminati karena di kawasan itu ada Jembatan Suroboyo sepanjang 800 meter, Sentra Ikan Bulak, Taman Ria Kenjeran, dan air mancur warna-warni.
Dengan membeludaknya pengunjung sejak hari pertama Lebaran, pengelola Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya (PDTS KBS) optimistis target 180.000 kunjungan wisatawan saat libur Lebaran tahun ini bisa terpenuhi.
Dalam dua hari terakhir, setiap hari rata-rata ada 8.000 pengunjung dan berbagai acara di KBS digelar hingga 16 Juni mendatang. Pada libur Lebaran 2018, KBS dikunjungi sekitar 100.000 orang. Puncak pengunjung semakin ramai diprediksi Jumat, Sabtu, dan Minggu.
Sudah memasuki musim kemarau, jadi ada taman yang justru disiram dua kali sehari.
Meski libur, masih banyak petugas, terutama pengurus taman, penyapu jalan, dan petugas kebersihan lain, yang tetap bekerja. Setiap hari bahkan dalam sehari bisa dua kali dilakukan penyiraman tanaman di seluruh taman, termasuk tanaman sepanjang Jalan Ir Soekarno atau Middle East Ring Road (MERR).
”Sudah memasuki musim kemarau, jadi ada taman yang justru disiram dua kali sehari,” kata Risma yang terus memantau aktivitas warga melalui kamera pemantau.
Kendaraan mudik
Kepolisian Daerah Jawa Timur mencatat adanya penurunan jumlah kendaraan mudik dari dan ke provinsi tersebut pada kurun H-7 sampai H1 Lebaran 2019. Penurunan ini mengindikasikan perubahan pola mudik masyarakat Jatim.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jatim Komisaris Besar Frans Barung Mangera mengungkapkan, H-7 sampai H1 Lebaran jumlah kendaraan yang masuk ke Jatim hampir 887.000 unit. Angka itu turun cukup drastis dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 1.112.000 kendaraan.
Penurunan jumlah kendaraan yang mudik ke Jatim tahun ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebanyak 225.000 unit. ”Setara dengan 20-21 persen,” kata Barung.
Kondisi serupa terjadi untuk jumlah kendaraan yang keluar dari Jatim pada kurun waktu yang sama. Tujuh hari terakhir, menurut catatan Polda Jatim, jumlah kendaraan yang keluar mencapai 1.196.000 unit. Angka itu turun dibandingkan dengan tahun lalu sebanyak 1.340.000 kendaraan. Penurunannya mencapai 114.000 unit atau berkisar 13-14 persen.
”Ada perubahan pola angkutan masyarakat untuk mudik dan balik di Jatim,” ucap Barung.
Perubahan dimaksud antara lain kalangan warga sudah mudik sebelum H-7 atau sesudah Lebaran. Warga yang punya kendaraan pribadi kemungkinan memilih angkutan umum bus atau kereta api atau malah ikut program mudik gratis yang disediakan pemerintah dan swasta. Selain itu, ada juga warga yang tidak mudik atau berhalangan dengan alasan beragam.
Penurunan jumlah kendaraan yang mudik ternyata berkorelasi positif dengan pengurangan angka kecelakaan lalu lintas. Kurun waktu yang sama atau tujuh hari terakhir Operasi Ketupat Semeru 2019, jumlah kecelakaan turun hingga 66 persen.
Ada perubahan pola angkutan masyarakat untuk mudik dan balik di Jatim.
Tahun lalu, pada H-7 sampai H1 Lebaran terjadi 282 kasus kecelakaan yang mengakibatkan 31 orang meninggal, 33 orang luka berat, dan 408 orang luka ringan. Tahun ini, jumlah kecelakaan anjlok ke angka 97 kasus dengan korban 11 orang kehilangan nyawa, 15 orang luka berat, dan 140 orang luka ringan.
”Penurunan angka kecelakaan kami harapkan selaras dengan keinginan masyarakat untuk patuh dan berhati-hati selama berlalu lintas,” kata Barung.