Sejumlah Tempat Wisata di Kabupaten Tegal Dipadati Pengunjung
Pada hari kedua Lebaran 2019, sejumlah tempat wisata di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, terpantau padat pengunjung. Momen ini dimanfaatkan warga setempat untuk meraup keuntungan.
Oleh
KRISTI UTAMI
·4 menit baca
SLAWI, KOMPAS — Pada hari kedua Lebaran 2019, sejumlah tempat wisata di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, terpantau padat pengunjung. Momen ini dimanfaatkan warga setempat untuk meraup keuntungan.
Di Taman Wisata Air Panas Guci, misalnya, jumlah pengunjung pada Kamis (6/6/2019) mencapai 14.000 orang. Jumlah tersebut lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah pengunjung pada H-2 Lebaran tahun lalu, yaitu 16.000 orang.
Pengelola memprediksi jumlah pengunjung di Guci akan terus meningkat dan mencapai puncaknya pada H+3 Lebaran, yaitu pada Minggu (9/6/2019).
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Guci Abdul Haris mengatakan, selama ini, hari kedua Lebaran bukanlah waktu puncak kunjungan. Meski begitu, jumlah pengunjung meningkat jika dibandingkan dengan jumlah pengujung pada akhir pekan yang berjumlah 5.000 orang dan pada hari biasa yang berjumlah 2.000 orang.
”Waktu puncak kunjungan diprediksi terjadi pada H+3. Jumlah pengunjung diperkirakan mencapai lebih dari 24.000 orang,” kata Haris saat ditemui di Taman Wisata Air Guci, Kamis (6/6/2019).
Guci menjadi salah satu tempat wisata favorit bagi masyarakat Kabupaten Tegal dan sekitarnya. Selain karena udaranya segar, Guci juga memiliki banyak wahana, seperti kolam renang air panas, taman swafoto, kereta dan sepeda gantung, serta permainan kuda dan panjat dinding.
Waktu puncak kunjungan diprediksi terjadi pada H+3. Jumlah pengunjung diperkirakan mencapai lebih dari 24.000 orang. (Abdul Haris, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Guci)
Jumlah kendaraan yang mayoritas bernomor polisi di luar daerah Kabupaten Tegal tampak mendominasi. Ratih (27), salah satu pengujung asal Bekasi, Jawa Barat, mengatakan, dia dan keluarganya rutin berwisata ke Guci setiap Lebaran.
”Salah satu tujuan mudik saya selain untuk bersilaturahmi, yaitu berwisata. Setiap setahun sekali pasti kami sekeluarga berwisata ke Guci. Udaranya sejuk dan suasananya menyenangkan,” ucap Ratih.
Kondisi jalan menuju Guci pada Kamis pagi hingga sore terpantau padat. Antrean kendaraan terjadi di beberapa tempat, seperti di tanjakan, tikungan tajam, dan pintu masuk kawasan wisata Guci. Panjang antrean berkisar 500 meter hingga 2 kilometer.
Selain karena jumlah kendaraan yang lebih banyak dibandingkan pada hari biasa, banyaknya parkir liar dan juru parkir liar menambah panjang kemacetan. Oleh karena itu, Kepolisian Resor Tegal menurunkan tim untuk mengurai kemacetan agar lalu lintas normal kembali.
”Sejak Kamis pagi sudah mecet. Tapi, ini belum seberapa. Mungkin pada hari Sabtu atau Minggu akan lebih parah lagi,” ucap Kepala Kepolisian Sektor Bojong Ajun Komisaris Rudy Wihartana.
Tak hanya di Guci, para pelancong juga memadati tempat wisata lain di Kabupaten Tegal, seperti Pantai Purwa Hamba Indah dan Waduk Cacaban. Jumlah pengunjung di Pantai Purwa Hamba Indah pada hari kedua Lebaran 2019 mencapai 3.500 orang. Adapaun jumlah pengunjung Waduk Cacaban sebanyak 750 orang.
Warung dadakan
Ramainya pengunjung di sejumlah tempat wisata dimanfaatkan warga sekitar untuk meraup rezeki. Hal itu dilakukan dengan cara membuka lapak-lapak dadakan yang menjual makanan dan minuman di pinggir jalan. Hal ini diharapkan menjadi salah satu sarana meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar tempat wisata.
Sartono (50), salah satu pelapak dadakan di Desa Tuwel, Kecamatan Bojong, mengatakan, keuntungan dari berjualan di sepanjang jalur menuju Taman Wisata Guci cukup besar. Dalam sehari, Sartono yang berjualan minuman dan gorengan bisa meraup keuntungan bersih hingga Rp 200.000.
”Mumpung sedang ramai pengunjung, tidak ada salahnya mencoba peruntungan. Alhamdulillah, hasilnya lumayan,” kata Sartono.
Sehari-hari, Sartono bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan Rp 35.000 per hari. Angka tersebut jauh di bawah pendapatan dari hasil berjualan di pinggir jalan saat musim liburan. Untuk itu, Sartono memanfaatkan momen ramainya pengunjung ini untuk mencari tambahan pendapatan.
Mumpung sedang ramai pengunjung, tidak ada salahnya mencoba peruntungan. Alhamdulillah, hasilnya lumayan.
Pelapak lain, Dewi (30), mengungkapkan, saat musim liburan seperti sekarang, jumlah pelapak dadakan bisa meningkat hingga lima kali lipat. Jenis makanan yang paling banyak dijual pelapak dadakan adalah minuman dingin, mi instan, dan gorengan.
”Saat musim liburan seperti ini, jual apa pun pasti laku, terutama makanan dan minuman. Hasil dari berjualan bisa ditabung atau untuk tambahan belanja,” ujar Dewi.
Warga lain, Agus (19), juga mencoba peruntungan dengan menjual jas hujan keliling. Sejak Kamis pagi, Agus sudah bisa menjual sekitar 60 jas hujan. Saat sore hari, hujan sering kali turun di sekitar kawasan wisata Guci.
”Satu jas hujan saya jual Rp 10.000. Hari ini sudah laku 60 jas hujan,” kata Agus saat ditemui di tempat parkir kawasan wisata Guci.