Setelah libur pada Lebaran pertama, sejumlah pedagang daging sapi dan ayam di Kota Magelang, Jawa Tengah, kembali berjualan pada Lebaran kedua, Kamis (6/6/2019). Mereka menjual stok daging sisa yang tidak habis terjual pada H-1 Lebaran.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Setelah libur pada Lebaran hari pertama, sejumlah pedagang daging sapi dan ayam di Kota Magelang, Jawa Tengah, kembali berjualan pada Lebaran kedua, Kamis (6/6/2019). Mereka umumnya menjual stok daging sisa yang tidak habis terjual pada H-1 Lebaran, Selasa, 4 Juni.
Tri (45), pedagang daging sapi di Pasar Rejowinangun, Kota Magelang, mengatakan, pada Kamis, dirinya hanya menjual sisa stok daging sebanyak 65 kilogram (kg).
”Saya tidak bisa menjual daging segar karena RPH (rumah pemotongan hewan) belum buka,” ujar Tri.
Stok daging sisa tersebut, lanjutnya, harus segera dijual karena sudah disimpan dengan cara dibekukan selama tiga hari. Selain itu, menurut Tri, stok daging juga terlalu banyak jika hanya untuk dikonsumsi sendiri.
Ia menuturkan, daging stok itu masih layak dikonsumsi karena sudah disimpan dengan cara dibekukan. Namun, mempertimbangkan kondisi daging yang sudah tidak segar dan permintaan yang cenderung turun, daging sapi tersebut dia jual dengan harga Rp 130.000 per kg, lebih murah Rp 20.000 per kg ketimbang harga pada H-1 Lebaran yang mencapai Rp 150.000 per kg.
Sehari sebelum Lebaran, Tri menyediakan 1 ton daging sapi karena mengira permintaan tinggi. Namun, di luar perkiraan, stok tersebut justru bersisa.
Yati (48), pedagang daging ayam di Pasar Rejowinangun, mengatakan, stok daging sisa sebanyak 10 kg yang dimilikinya menjadi salah satu faktor penyebab dirinya berdagang hari Kamis.
”Kalau tidak ada stok daging sisa, saya lebih baik melanjutkan berlibur bersama keluarga saja,” ujarnya.
Sama seperti Tri, Yati mengatakan, daging sebanyak 10 kg tersebut merupakan sisa daging ayam yang tidak terjual pada H-1 Lebaran. Daging ayam tersebut kini dia jual Rp 36.000 per kg, turun dibandingkan dengan harga sebelumnya sekitar Rp 40.000 per kg.
Daging sebanyak 10 kg tersebut merupakan sisa daging ayam yang tidak terjual pada H-1 Lebaran.
Biasanya, ucap Yati, puncak permintaan kebutuhan di pasar terjadi pada H-1 Lebaran. Mengacu pada pengalaman tahun-tahun sebelumnya, saat itu dia menyiapkan stok daging ayam hingga 2 kuintal. Biasanya, karena tingginya permintaan, stok tersebut kurang. Namun, di luar perkiraan, stok tersebut justru bersisa.
”Mungkin permintaan turun karena saat ini sebagian besar masyarakat juga memikirkan kebutuhan lain, seperti membayar biaya sekolah anak pada tahun ajaran baru,” ujar Yati.
Di Pasar Tegalrejo, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, sejumlah pedagang daging ayam juga sudah mulai terlihat berjualan. Tiyah (40), salah seorang pedagang, mengatakan masih menjual daging ayam dengan harga yang sama seperti pada H-1 Lebaran, yaitu Rp 33.000-Rp 34.000 per kg.
Sehari sebelum Lebaran, Tiyah menjual 1 kuintal daging ayam, yang kemudian masih tersisa 5 kg. Sisa daging tersebut kemudian dia gunakan untuk membuat bakso. Bakso ayam tersebut dia jual ke warung bakso di sekitar rumahnya.
Sepi
Pada Lebaran kedua, pasar masih terlihat sepi. Di kawasan los daging ayam di Pasar Rejowinangun, yang biasanya terdapat lebih dari 20 pedagang, Kamis, terlihat ada 10 pedagang saja. Rata-rata mereka menjual daging ayam lebih banyak daripada hari biasa, tetapi sudah berkurang sekitar separuh dari yang dijual pada H-1 Lebaran.
Kebanyakan pedagang tidak berdagang hingga sore. Sekitar pukul 12.00, banyak pedagang yang sudah membereskan barang dagangannya dan bersiap pulang.