Sebagian pasien dengan penyakit kronis umumnya akan mengalami kekambuhan setelah Lebaran. Konsumsi makanan yang tidak terkontrol serta tidak disiplin dalam mengonsumsi obat menjadi penyebab utamanya.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
Sebagian pasien dengan penyakit kronis umumnya akan mengalami kekambuhan setelah Lebaran. Konsumsi makanan yang tidak terkontrol serta tidak disiplin dalam mengonsumsi obat menjadi penyebab utamanya.
Kebiasaan itulah yang menyebabkan pasien di unit gawat darurat meningkat seusai masa Lebaran. Pasien yang dirawat rata-rata berpenyakit kronis dengan berbagai komplikasi, seperti serangan jantung, stroke, dan tekanan darah tinggi.
Menurut Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syam, makanan dan minuman yang tersedia selama Lebaran biasanya tinggi gula, garam, dan lemak. Kalori yang terkandung pada makanan tersebut juga cukup tinggi. Pada opor ayam, misalnya, satu porsi makanan ini mengandung 415 kilokalori dengan kandungan lemak 75 persen, protein 19 persen, dan karbohidrat 6 persen.
”Hidangan lebaran juga banyak yang mengandung santan. Makanan yang bersantan juga mengandung lemak. Apalagi jika makanan tersebut dimasak berulang-ulang sehingga lemak jenuhnya semakin tinggi dan ini sudah tidak baik untuk kesehatan,” ujar Ari saat dihubungi di Jakarta, Kamis (6/6/2019).
Sebagian pasien dengan penyakit kronis umumnya akan mengalami kekambuhan setelah Lebaran. Konsumsi makanan yang tidak terkontrol serta tidak disiplin dalam mengonsumsi obat menjadi penyebab utamanya.
Tidak hanya itu, kue-kue lebaran yang sering dijumpai sebagai suguhan juga tinggi kalori. Setiap 10 nastar mengandung 512 kilokalori dan 10 kastengel mengandung 406 kilokalori. Dengan begitu, bisa dihitung berapa kue lebaran dan berapa piring opor ayam yang dikonsumsi serta berapa kalori yang sudah masuk ke tubuh.
Padahal, asupan gula, garam, dan lemak berlebih sangat mudah memicu kambuh ataupun memburuknya penyakit kronis yang diderita seseorang. Pasien dengan penyakit kencing manis biasanya kadar gula darahnya menjadi tidak terkontrol.
Begitu pula dengan pasien dengan darah tinggi, tekanan darahnya menjadi tidak terkontrol. Pasien dengan hiperkolesterol atau asam urat tinggi, keadaan kolesterol dan asam urat yang tinggi menjadi bertambah parah.
Ari mengatakan, kondisi memburuk juga terjadi pada pasien dengan obesitas. Biasanya, ketika masa puasa, berat badan seseorang akan berkurang. Sayangnya, saat Lebaran, kebiasaan mengontrol konsumsi makanan tidak dilakukan sehingga berat badan yang dimiliki justru melonjak.
”Sakit mag yang sudah sembuh ketika masa puasa juga kembali kambuh karena makan tidak teratur dan konsumsi makanan yang berlemak, mengandung cokelat, dan keju berlebihan selama Lebaran,” lanjutnya.
Tidak ada larangan untuk mengonsumsi panganan khas Lebaran, tetapi perlu dikontrol banyaknya asupan yang dikonsumsi. Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek pun telah mengimbau hal itu sebelum masa mudik berlangsung.
Pada bulan puasa, kondisi kesehatan pasien penyakit kronis membaik karena pola makan cenderung terkontrol. Namun, ketika Lebaran tiba, pola makan yang sudah terjaga langsung tidak terjaga sehingga kondisi tubuh langsung memburuk.
”Konsumsi opor tentu tidak dilarang. Namun, perhatikan porsinya. Icip-icip sedikit tidak masalah. Asal tidak berlebihan dan konsumsi obat tetap teratur,” kata Nila.
Kondisi kesehatan pasien penyakit kronis membaik karena pola makan cenderung terkontrol. Namun, ketika Lebaran tiba, pola makan yang sudah terjaga langsung tidak terjaga sehingga kondisi tubuh langsung memburuk.
Menurut Nila, kebutuhan obat yang harus dikonsumsi juga perlu diperhatikan. Sebelum mudik, pasien harus memastikan persediaan obat mencukupi. Hal ini penting karena pasien dengan penyakit kronis harus disiplin dalam mengonsumsi obat agar penyakitnya bisa terkontrol. Jika tidak, kambuhnya penyakit dan komplikasi penyakit lain mudah muncul.
Nila menyarankan, masyarakat bisa kembali melakukan puasa sunnah Syawal seusai Lebaran. Di samping ibadah, puasa yang dijalankan selama enam hari ini baik untuk kembali mengendalikan diri dari konsumsi makanan yang berlebihan.
Pola makan dan porsi makan yang baik ini perlu dilanjutkan setelah masa puasa selesai. Aktivitas fisik yang cukup juga penting untuk menjaga kebugaran tubuh.
Kelelahan
Ari menambahkan, selain penyakit kronis yang kambuh, keluhan kesehatan yang timbul setelah Lebaran disebabkan kelelahan. Penyakit yang bisa terjadi karena lelah adalah infeksi pernapasan atas dan diare.
Setelah Lebaran, pasien yang melakukan perjalanan balik biasanya tidak terlalu memperhatikan konsumsi makanan dan waktu istirahat. Saat lelah, daya tahan tubuh akan menurun sehingga rentan terinfeksi kuman ataupun virus penyebab berbagai penyakit.
”Pasca-Lebaran, masyarakat perlu mengatur kembali waktu istirahatnya, setidaknya enam jam per hari. Jika masih harus melakukan silaturahmi ke rumah saudara atau tetangga, usahakan dijangkau dengan berjalan kaki. Jangan hanya banyak makan, tetapi kurang aktivitas fisik,” tutur Ari.