Ratusan warga di Kelurahan Harjasari, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal merayakan malam takbiran dengan cara yang unik. Jika biasanya takbir keliling dilakukan menggunakan sepeda motor atau mobil, di Harjasari takbiran dilakukan menggunakan traktor.
Oleh
KRISTI UTAMI
·2 menit baca
SLAWI, KOMPAS - Ratusan warga di Kelurahan Harjasari, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal merayakan malam takbiran dengan cara yang unik. Jika biasanya takbir keliling dilakukan menggunakan sepeda motor atau mobil, di Harjasari takbiran dilakukan menggunakan traktor.
Tradisi takbiran keliling menggunkan traktor ini sudah berlangsung selama lebih kurang sepuluh tahun. Setiap tahun acara ini selalu diikuti oleh ratusan warga tinggal di sekitar Harjasari maupun yang sedang mudik ke daerah Harjasari.
Puluhan traktor dengan berbagai hiasan memenuhi jalanan menuju Harjasari, Selasa (4/6/2019) malam. Ada yang dihias menyerupai hewan seperti, ikan, lipan, dan rusa. Ada pula yang dihias menyerupai tokoh animasi.
Secara sukarela warga iuran untuk membeli perlengkapan menghias traktor. Selain ikut membayar uang iuran, warga juga bisa berpartisipasi dalam kegiatan menghias traktor.
Menurut Kepala Dusun Harjasari Surahman, takbiran menggunakan traktor dipilih oleh masyarakat karena traktor lebih mudah untuk dihias. Selain itu, traktor dinilai lebih aman dari pada takbiran keliling menggunakan sepeda motor.
"Traktor kan jalannya pelan, jadi lebih aman. Selain itu, warga di sini mayoritas punya traktor," kata Surahman.
Surahman menambahkan, mayoritas warga di Harjasari bekerja sebagai petani. Sehingga, hubungan mereka dengan traktor cukup erat.
Traktor kan jalannya pelan, jadi lebih aman. Selain itu, warga di sini mayoritas punya traktor
Takbiran dengan menggunakan traktor menjadi momen yang paling ditunggu oleh Unriyadi (37) warga Harjasari yang sehari-hari bekerja dan tinggal di DKI Jakarta. Setiap tahun dirinya selalu mudik hanya untuk mengikuti takbiran keliling di kampung halamannya itu.
"Takbiran adalah salah satu momen yang paling saya tunggu-tunggu. Jadi saya nggak pernah sekalipun melewatkan malam takbiran di Harjasari ini," ucap Unriyadi.
Bagi Unriyadi, takbiran keliling adalah puncak perayaan kemenangan setelah berpuasa selama sebulan penuh. Dalam kegiatan ini pula dirinya bisa berjumpa dengan tetangga dan teman-temannya yang sudah lama tidak ia jumpai.
Dimas (34), pemudik asal Banten, Jabar mengaku senang bisa berpartisipasi dalam takbiran keliling menggunakan traktor di Desa Harjasari. Tahun ini Dimas mudik ke rumah neneknya di kawasan Mejasem Barat, Kecamatan Kramat. Takbiran menggunakan traktor tahun ini adalah takbiran unik pertama yang pernah terjadi dalam hidupnya.
"Baru pertama kali ikut dan takbiran keliling yang unik menggunakan traktor. Semoga tradisi ini bisa terus dilestarikan," ujar Dimas.