Terduga pelaku peledakan bom di depan pos pantau bundaran Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, RA (22), diketahui batal menempuh studi di IAIN Surakarta di Kartasura, Sukoharjo. Alasanya, RA menolak mata kuliah Pancasila.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
SUKOHARJO, KOMPAS — Terduga pelaku peledakan bom di depan pos pantau bundaran Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, RA (22), diketahui batal menempuh studi di Institut Agama Islam Negeri Surakarta di Kartasura, Sukoharjo. Alasanya, RA menolak mata kuliah Pancasila.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta Syamsul Bakri mengatakan, RA mengikuti seleksi masuk IAIN Surakarta pada tahun 2016. Ia dinyatakan lolos seleksi dan diterima pada Fakultas Ilmu Tarbiyah.
”Pernah mendaftar dan dia diterima, tetapi dia belum sampai pada kuliah, bahkan Ospek (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus) saja belum,” kata Syamsul di Solo, Selasa (4/6/2019).
Menurut dia, walaupun telah diterima, RA batal kuliah di IAIN Surakarta. RA hanya sampai pada tahap registrasi calon mahasiswa baru. Selain tidak mengikuti Ospek, RA juga tidak mengisi kartu rencana studi (KRS).
”Ketika ditelusuri teman-temannya sesama alumni MAN (Madrasah Aliyah Negeri) 2 Solo mengapa dia tidak meneruskan, dijawab oleh yang bersangkutan, ’Saya tidak mau karena ada mata kuliah Pancasila di IAIN (Surakarta)’,” ujarnya. RA adalah alumnus MAN 2 Solo.
Syamsul menyebutkan, pihak rektorat IAIN Surakarta tidak sempat meminta keterangan langsung dari RA terkait alasannya mundur sebagai calon mahasiswa baru karena dia tidak pernah lagi muncul di kampus, kemudian dinyatakan drop out.
”Dia tiba-tiba keluar, oleh sistem di-DO (drop out). Karena dia tidak daftar (KRS), tidak ada di daftar absensi kuliah,” katanya.
Parni (57), kerabat RA, menuturkan, RA memang pernah mendaftar dan diterima di IAIN Surakarta sebagai calon mahasiswa baru. Namun, ketika hendak dilangsungkan kegiatan Ospek bagi mahasiswa baru, RA memutuskan keluar dan tidak mau melanjutkan studi di IAIN Surakarta.
”Setelah mundur tidak jadi kuliah, dia menganggur, kemudian dodolan (jualan) molen (makanan ringan gorengan) di pinggir jalan di daerah Solo,” ujarnya.
Polisi menyatakan RA (22) sebagai korban sekaligus terduga pelaku ledakan bom bunuh diri di pos pantau lalu lintas pertigaan Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (3/6/2019) malam. RA diduga telah terpapar paham radikal Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS).
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Dedi Prasetyo, di Jakarta, Selasa, menjelaskan, polisi masih mendalami dari mana RA terpapar paham radikal.
”Yang bersangkutan secara individu terpapar oleh paham ISIS (NIIS). Ini masih kami dalami. Belum ada indikasi keterkaitan menyangkut masalah yang bersangkutan ikut dalam suatu jaringan, baik JAD (Jamaah Ansharut Daulah) Jateng, yang sudah diungkap beberapa minggu lalu, maupun kelompok yang lain,” tutur Dedi.