Musim ini menjadi berkah bagi tim nasional Belanda setelah para pemainnya bersinar di klub masing-masing. Mereka diharapkan dapat menjadi tulang punggung tim ”Oranye” untuk sukses pada kejuaraan Piala Eropa 2020.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·4 menit baca
Musim ini menjadi berkah bagi tim nasional Belanda setelah para pemainnya bersinar di klub masing-masing. Mereka diharapkan dapat menjadi tulang punggung tim ”Oranye” untuk sukses pada kejuaraan Piala Eropa 2020.
Belanda dikenal sebagai salah satu negara dengan budaya sepak bola yang kental. Mereka memiliki taktik permainan total football yang menginspirasi taktik tiki-taka Barcelona dan klub legendaris Ajax Amsterdam yang menghasilkan banyak pemain hebat kelas dunia.
Akan tetapi, prestasi mereka masih minim. Klub yang identik dengan kostum warna oranye tersebut baru menjuarai satu kali Piala Eropa, yakni tahun 1988.
Pada kejuaraan tersebut, Belanda diisi oleh beberapa pemain yang hingga sekarang masih akrab di telinga pencinta sepak bola generasi milenial, seperti Ronald Koeman, Ruud Gullit, Marco van Basten, dan Frank Rijkaard. Pada masa itu, mereka dipimpin pelatih legendaris Rinus Michels.
Tim Oranye mampu menjungkalkan tuan rumah Jerman Barat yang diisi pemain kelas dunia, seperti Lothar Matthaus, Rudi Voeller, dan Juergen Klinsmann dengan skor 2-1. Jerman memimpin terlebih dahulu melalui gol Matthaus dan dibalas dua gol Belanda yang diciptakan Koeman dan Van Basten. Di final, Belanda mampu menang atas Uni Soviet, 2-0, melalui gol Gullit dan Van Basten.
Van Basten menjadi bintang pada kejuaraan tersebut dengan meraih gelar pencetak gol terbanyak. Ia menjadi salah satu produk generasi emas Belanda pada masanya bersama dengan Koeman, Gullit, dan Rijkaard.
Saat ini, generasi emas itu kembali muncul meskipun belum membawa trofi. Ajax Amsterdam menjadi tim yang menghasilkan paling banyak pemain bintang seiring dengan keberhasilan mereka melaju hingga semifinal Liga Champions dan memperoleh gelar ganda di kompetisi domestik.
Dari 23 pemain yang dibawa Koeman untuk melawan Inggris di partai semifinal UEFA Nations League di Stadion D Afonso Henriques, Portugal, Jumat (7/6/2019), terdapat empat pemain yang musim ini bermain untuk Ajax Amsterdam. Mereka adalah Daley Blind, Matthijs de Ligt, Donny van de Beek, dan Frenkie de Jong.
Koeman mengatakan, berkembangnya prestasi Ajax Amsterdam pada musim ini ikut meningkatkan kualitas tim nasional (timnas) Belanda. ”Musim seperti yang baru saja dialami Ajax sangat berharga bagi pengembangan pemain,” ujarnya.
Ia mengatakan, Donny van de Beek adalah contoh terbaik dari sistem pembinaan di Ajax. Dia datang dengan kemampuan biasa, tetapi mampu dikembangkan hingga masuk timnas Belanda.
Selain keempat pemain tersebut, pasukan Koeman akan diisi pemain-pemain yang bersinar di klub masing-masing. Virgil van Dijk dan Georginio Wijnaldum akan menjadi pemain paling bahagia setelah membawa Liverpool menjadi juara Liga Champions serta Hans Hateboer dan Marten de Roon yang mampu membawa Atalanta lolos ke Liga Champions untuk pertama kali.
Kehadiran Memphis Depay juga akan ditunggu-tunggu setelah kebangkitannya bersama Olympique Lyon. Selain mereka, skuad Oranye akan diisi pemain-pemain tenar lainnya, seperti Jasper Cillessen, Stefan de Vrij, Kevin Strootman, Tonny Vilhena, Ryan Babel, Quincy Promes, dan Luuk de Jong.
Persiapan Piala Eropa
Meskipun tidak menargetkan juara pada UEFA Nations League, Koeman akan menggunakan kompetisi tersebut sebagai ajang persiapan Piala Eropa 2020. Dengan menjuarai UEFA Nations League, timnas Belanda juga dapat lolos ke Piala Eropa 2020.
Cara tersebut dapat digunakan untuk mengantisipasi jika Belanda gagal di kualifikasi Piala Eropa. Belanda perlu berhati-hati karena berada satu grup dengan Jerman. Mereka tidak ingin kembali gagal lolos seperti Piala Eropa 2016 dan Piala Dunia 2018.
Belanda setidaknya dapat memanfaatkan faktor keberadaan Koeman yang diisukan akan dipinang Barcelona. Koeman sudah menegaskan bahwa dirinya akan setia menukangi Belanda.
Koeman diharapkan dapat mengembalikan kejayaan Belanda seperti saat menjuarai Piala Eropa 1988 asalkan ia mampu meramu timnya dengan baik.
Koeman akan menjadi sosok paling berpengaruh pada tim Oranye yang diisi pemain muda. Ia dapat menjadi contoh bagi kapten tim Virgil van Dijk dalam memimpin di lapangan. Kebetulan Van Dijk memiliki karakter yang sama dengan Koeman. Seorang bek yang lihai dalam membantu serangan dan kerap mencetak gol.
Tugas Koeman saat ini adalah menyatukan pemain bertalenta tersebut menjadi satu tim yang solid. Ia perlu belajar dari kesalahan dua manajer timnas Belanda sebelumnya, Danny Blind dan Dick Advocaat, yang gagal meramu timnya dengan baik sehingga gagal lolos ke Piala Dunia 2018.
Beberapa pemain yang ada di tim Koeman saat ini merupakan warisan dari Blind dan Advocaat. Pada saat itu, Advocaat sering mengubah-ubah komposisi pemainnya sehingga mereka sulit padu.
Meskipun menyusun komposisi pemain seperti tampak sederhana, pekerjaan itu tidak mudah bagi Koeman, seperti kutipan inspiratif dari legenda Belanda dan penemu tiki-taka, Johan Cruyff. ”Bermain sepak bola itu sangat sederhana, tetapi bermain sepak bola sederhana adalah hal tersulit,” kata Cruyff.
Dengan keberadaan pemain-pemain muda yang bersinar di klub masing-masing seperti saat ini, Koeman diharapkan dapat mengembalikan kejayaan Belanda seperti saat menjuarai Piala Eropa 1988 asalkan ia mampu meramu timnya dengan baik. Langkah tersebut dapat diawali Koeman bersama pasukannya dengan menjuarai UEFA Nations League edisi pertama. (REUTERS)