Tiket Pesawat Mahal dan Tradisi Oleh-oleh Picu Ramainya Penumpang Kapal
Meski puncak arus mudik telah lewat, pergerakan kendaraan dan penumpang di Pelabuhan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, masih tinggi. Minat masyarakat menggunakan moda transportasi laut dari Lembar-Surabaya masih tinggi. Selain harga tiket pesawat mahal, kebiasaan membawa banyak barang saat mudik juga jadi alasan.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
GERUNG, KOMPAS — Meski puncak arus mudik telah lewat, pergerakan kendaraan dan penumpang di Pelabuhan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, masih tinggi. Minat masyarakat menggunakan moda transportasi laut dari Lembar-Surabaya masih tinggi. Selain harga tiket pesawat mahal, kebiasaan membawa banyak barang saat mudik juga jadi alasan.
General Manager PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Lembar Yulianto menyampaikan hal itu saat menerima kunjungan Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabarharkam) Kepolisian Negara Republik Indonesia Komisaris Jenderal Condro Kirono dan Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat Inspektur Jenderal Nana Sudjana serta Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid di kawasan Pelabuhan Penumpang Lembar, Senin (3/6/2019).
Menurut Yulianto, puncak arus mudik di Pelabuhan Lembar yang berjarak 32 kilometer sebelah barat Mataram, ibu kota NTB, terjadi Jumat (31/5) atau H-5 Lebaran. Total penumpang saat itu mencapai 6.090 orang. Sementara jumlah kendaraan roda dua, roda empat dan lebih sebanyak 979 unit.
”Pada puncak arus mudik, penumpang paling banyak untuk lintas Lembar-Surabaya dilayani dengan Kapal Motor Penyeberangan Legundi. Jika pada hari biasa kami memberangkatkan 200-300 penumpang, pada hari itu sebanyak 1.200 penumpang berangkat atau terjadi peningkatan 400 persen,” kata Yulianto.
Yulianto menambahkan, meski puncak arus mudik di Pelabuhan Lembar telah berlalu dan cenderung mulai menurun, para penumpang, khususnya untuk lintas Lembar-Surabaya, masih tinggi. Jumlah penumpang yang diberangkatkan pada Senin ini masih sekitar 1.200 orang. Adapun volume kendaraan turun menjadi sekitar 157 unit dibandingkan dengan puncak arus mudik yang mencapai 200 unit.
Kondisi serupa terjadi pada lintas Padang Bai, Bali, ke Lembar. Untuk lintas itu, menurut Yulianto, didominasi pengguna sepeda motor. Setiap hari sepeda motor rute Padang Bai-Lembar selalu lebih dari 1.000 unit. Pada Senin ini, hingga pukul 15.00 Wita, sepeda motor yang turun di Lembar mencapai 2.354 unit.
”Sepeda motor memang mendominasi lintas Padang Bai-Lembar. Mereka cenderung menyeberang sore atau malam hari. Kalau untuk lintas Lembar-Padang Bai masih normal,” kata Yulianto.
Para pemudik, seperti Rahmat (40), yang berangkat dari Denpasar menuju Gerung, Lombok Barat, mengaku menggunakan sepeda motor karena lebih murah. ”Selain itu, hampir setiap tahun mudik dengan sepeda motor. Istri juga tidak biasa pakai mobil. Kalau pesawat, harga tiketnya mahal sekali,” kata Rahmat yang sehari-hari bekerja sebagai sopir di Denpasar.
Tiket pesawat yang mahal, menurut Condro Kirono, juga memicu banyaknya masyarakat menggunakan moda transportasi laut, seperti KMP Legundi rute Lembar-Surabaya.
”Dari pengecekan di Surabaya, ada kenaikan sekitar 40 persen (pengguna kapal laut) dibandingkan dengan tahun lalu. Kecenderungan tahun ini lebih banyak yang menggunakan kapal laut. Selain tiket pesawat, juga karena barang bawaan. Biasanya masyarakat, kalau Lebaran, bawa banyak oleh-oleh. Kalau dengan kapal, kan, lebih leluasa membawa barang,” kata Condro.
Berdasarkan catatan Kompas, harga tiket untuk penumpang KMP Legundi Lembar-Surabaya sebesar Rp 87.000 kategori dewasa dan Rp 62.000 untuk anak-anak. Adapun sepeda motor roda dua sekitar Rp 225.000. Sementara kendaraan roda empat atau mobil pribadi dipatok Rp 1.52.000. Harga itu jauh lebih murah dibandingkan dengan tiket pesawat yang pada Senin ini mencapai Rp 1,2 juta.
Sementara itu, berdasarkan data Posko Pelayanan Pelabuhan Lembar, sejak dimulainya masa angkutan Lebaran pada 29 Mei lalu hingga Senin pukul 15.00 Wita, total penumpang yang sudah diberangkatkan dari Pelabuhan Lembar mencapai 18.271 orang. Jumlah itu meningkat dari periode yang sama tahun 2018, yakni 15.493 orang.
”Normalnya kami mengoperasikan 16 kapal. Ketika puncak arus mudik kemarin, ada sekitar 24 kapal beroperasi. Sementara kapal yang disiapkan ada 39 unit untuk lintas Lembar-Padang Bai dan sebaliknya. Sementara untuk Lembar-Surabaya satu kali perjalanan dengan jadwal Senin, Rabu, dan Jumat,” kata Yulianto.
Keamanan
Dalam kunjungannya ke Pelabuhan Lembar, Condro bersama rombongan meninjau langsung Posko Pelayanan Pelabuhan Lembar, dermaga, kapal penyeberangan, dan kegiatan pengobatan gratis serta pembagian kebutuhan pokok untuk masyarakat sekitar pelabuhan.
”Keamanan kondusif. Petugas gabungan TNI, Polri, dinas perhubungan, syahbandar, pemerintah daerah, Satuan Polisi Pamong Praja, serta Palang Merah Indonesia sudah siap,” kata Condro.
Terkait dengan mudik secara keseluruhan, menurut Condro, lancar di semua wilayah. ”Barangkali sehari menjelang atau hari Lebaran ada peningkatan. Faktornya, banyak masyarakat yang menggunakan kendaraan untuk bersilaturahmi satu sama lain,” kata Condro.