Hari Lahir Pancasila di Nusa Tenggara Timur diperingati sampai dengan Hari Kesaktian Pancasila, 1 Oktober. Peringatan ini untuk memberi pemahaman yang mendalam kepada masyarakat guna menghayati nilai-nilai Pancasila dalam hidup bermasyarakat, melalui berbagai kegiatan bersama. Hari Lahir Pancasila hampIr sama penting dengan Hari Kemerdekaan RI.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Hari Lahir Pancasila di Nusa Tenggara Timur diperingati sampai dengan 31 Agustus sebagai golden day di NTT. Peringatan ini untuk memberikan pemahaman yang dalam kepada masyarakat guna menghayati nilai-nilai Pancasila dalam hidup bermasyarakat melalui berbagai kegiatan edukatif bersama. Hari Lahir Pancasila hampir sama penting dengan Hari Kemerdekaan RI.
Kepala Bidang Bina Ideologi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Nusa Tenggara Timur Ursula G Lio, di Kupang, Minggu (2/6/2019), mengatakan, peringatan Hari Lahir Pancasila terpusat di dua tempat, yakni Kota Kupang dan Kota Ende. Kupang sebagai ibu kota provinsi dan Ende merupakan tempat sila-sila Pancasila digali oleh presiden pertama RI, Soekarno.
”Kita coba bangun rasa hormat, sekaligus pemahaman tentang Pancasila secara mendalam melalui aktivitas hidup harian. Selama hampir tiga bulan, peringatan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni-31 Agustus, semua elemen masyarakat dilibatkan,” kata Ursula.
Selama ini, Ende disebut sebagai cikal bakal nilai-nilai Pancasila ketika digali oleh presiden pertama RI, Soekarno, saat menjalani hukuman pembuangan di Ende oleh pemerintah kolonial Belanda. Sebagai kota lahir Pancasila, Ende dan NTT harus menjaga dan merawat nilai-nilai Pancasila itu untuk diperkenalkan kepada daerah lain.
Kita coba bangun rasa hormat, sekaligus pemahaman tentang Pancasila secara mendalam melalui aktivitas hidup harian. Selama hampir tiga bulan, peringatan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni-31 Agustus, semua elemen masyarakat dilibatkan.
Selama masa golden day unsur paling penting adalah toleransi dalam keberagaman hidup. Toleransi terhadap agama lain menjadi kunci hidup bersama di tengah masyarakat yang heterogen agama, budaya, dan adat istiadat. Selama ini, toleransi terhadap sesama umat beragama sering bermasalah.
Perjalanan hidup bangsa ini selama hampir 74 tahun, bahkan jauh sebelum merdeka, sebaiknya terus dipupuk dan dirawat bersama. Pancasila lahir dari perenungan Soekarno atas penghayatan tradisi, adat, budaya, dan keberagaman masing-masing suku dan kelompok masyarakat.
Ia mengatakan, surat edaran gubernur NTT tertanggal 17 Mei ditujukan kepada semua bupati dan wali kota agar mulai 1 Juni sampai dengan 31 Agustus dirayakan sebagai Golden Day atau Hari Emas. Dalam tenggat tersebut, masyarakat NTT diajak melakukan berbagai kegiatan.
Menyanyikan lagu ”Indonesia Raya” di setiap acara resmi, melakukan kegiatan bersifat edukasi dan hiburan yang mengandung nilai-nilai Pancasila, memerintahkan radio pemerintah dan radio swasta di seluruh NTT menyanyikan lagu kebangsaan setiap pukul 10.00 Wita dan pukul 17.00 Wita.
Semua pihak yang menangani ruang terbuka publik dan menyelenggarakan kegiatan yang melibatkan massa dalam jumlah tertentu agar selalu menyanyikan lagu ”Indonesia Raya” diikuti dengan pembacaaan teks Pancasila di depan peserta.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik NTT Yohanas Lisapaly mengatakan, Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni hampir sama makna dengan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Pancasila sebagai pemersatu bangsa secara internal dari berbagai perbedaan, suku, agama, ras, dan antargolongan di Tanah Air. Sementara Hari Kemerdekaan 17 Agustus sebagai deklarasi penuh kepada dunia mengenai negara yang merdeka dan berdaulat.
Meski pemerintah telah mengambil berbagai langkah menciptakan toleransi dan kerukunan antarumat beragama, seperti pembentukan Forum Kerukunan Umat Beragama di tengah masyarakat, upaya itu belum cukup. Individu masyarakat sendiri perlu diberi pemahaman tentang pentingnya kerukunan antarumat beragama, melalui penghayatan atas nilai-nilai Pancasila.
Bangsa yang berdaulat
Kemerdekaan tanpa persatuan sebagai bangsa yang berdaulat tidak ada manfaatnya. Persatuan dan kesatuan yang tecermin di dalam sila-sila Pancasila saat ini sedang diuji. Ada sekelompok warga sedang memperjuangkan ideologi baru yang bersifat merongrong kewibawaan dan kesaktian Pancasila.
Peringatan Pancasila tidak hanya terbatas pada pemerintah, tetapi sebaiknya merambat sampai di desa-desa, dunia pendidikan, organisasi kemasyarakatan, lembaga agama, dan lembaga swadaya masyarakat.
Ia mengatakan, peringatan Hari Lahir Pancasila kali ini di NTT diperingati sampai dengan 31 Agustus, diisi dengan berbagai kegiatan. Lomba cerdas cermat tentang Pancasila di tingkat PNS, lomba masak, lomba lari, dan lomba cerdas cermat Pancasila, dan penghayatan terhadap nilai-nilai Pancasila.