logo Kompas.id
UtamaMerawat Kenangan Bersama Ibu...
Iklan

Merawat Kenangan Bersama Ibu Ani Yudhoyono

Tidak hanya pejabat negara, elite partai politik atau tokoh masyarakat yang silih berganti datang ke kediaman Yudhoyono di Puri Cikeas, Minggu (2/6/2019). Banyak pula masyarakat umum yang datang melayat. Untuk terakhir kalinya, mereka ingin melihat Ny Ani Yudhoyono, dan mengantarkannya ke tempat peristirahatan terakhir.

Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA, Ryan Rinaldy, Satrio Pangarso Wisanggeni, Agnes Theodora, dan Tri Agung Kristanto
· 5 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/TvOfIsA0VgPFKMyj6qakN2jH-Uw=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F06%2F20190602_131227_1559469528.jpg
KOMPAS/I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA

Heppy Medalina (34) bersama putrinya, Febriani (2), termasuk di antara ratusan warga lain yang meluangkan waktu untuk melayat ke kediaman Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Minggu (2/6/2019).

Ratusan orang mendatangi kediaman Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono di Puri Cikeas, Bogor, sejak Minggu (2/6/2019) pagi. Ratusan lainnya setia menanti di jalanan, di sekitar Puri Cikeas dan Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Untuk terakhir kalinya, mereka ingin melihat Ny Ani Yudhoyono, dan mengantarkannya ke tempat peristirahatan terakhir.

Tidak hanya pejabat negara, elite partai politik atau tokoh masyarakat silih berganti datang ke kediaman Yudhoyono di Puri Cikeas, Minggu.

Banyak pula masyarakat umum yang datang melayat. Sekalipun mereka harus berjalan kaki, berdesak-desakan, apalagi di tengah suhu udara yang cukup menyengat, niat untuk melayat tidak surut.

Salah satunya, Heppy Medalina (34). Warga Cileungsi, Kabupaten Bogor, ini, datang ke kediaman Yudhoyono bersama suami dan anaknya yang masih berusia dua tahun, Febriani.  Hari Minggu adalah hari libur, tetapi mereka sama sekali tidak keberatan untuk mengisinya dengan melayat.

Heppy sudah lama mengidolakan Ny Ani Yudhoyono. Ibu rumah tangga itu sering memantau aktivitas Ny Ani di media sosial. Tidak jarang pula Heppy meninggalkan komentar di konten yang diunggah oleh Ny Ani.

”Saya senang melihat keluarga Ibu Ani yang harmonis. Makanya, saya sering berkomentar di akun Instagram beliau,” tuturnya.

Saat Heppy mengandung anak kedua pada 2017, terbersit keinginan agar Ny Ani bisa datang ke rumahnya dan mengelus kandungannya. Dia pun memberanikan diri menyampaikan keinginannya melalui kolom komentar di akun Instagram Ani Yudhoyono.

Tanpa disangka, keinginan Heppy disambut Ny Ani. Dia menyanggupi untuk berkunjung ke rumah Heppy. Dan betul saja, tak berapa lama setelah itu, Ny Ani datang berkunjung. Perjumpaan pun berlangsung hangat.

Setelah sempat bersalaman dan berbincang-bincang mengenai kesehatan keluarga, Ani mengelus kandungan Heppy. Dia pun mendoakan agar bayi dalam kandungan Heppy lahir sehat dan tumbuh menjadi anak yang berbakti kepada orangtua.

https://cdn-assetd.kompas.id/z5Q6Ii7WepMc-3p6xBSItEqpqDQ=/1024x771/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F06%2F20140604RAD01_1559363804.jpg
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Ilustrasi: Ny Ani Yudhoyono saat menyapa anak-anak yang mengikuti Gebyar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan pembukaan lokakarya Bunda PAUD 2014 di Ecopark Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Rabu (4/6/2014). Bunda PAUD merupakan inisiatif gerakan masyarakat untuk peduli pada kemajuan pendidikan anak usia dini di Indonesia.

Tak berhenti di situ, Ny Ani menyempatkan diri memenuhi permintaan untuk berfoto bersama keluarga Heppy.

Terkesan dengan keramahan dan kehangatan Ani, Heppy bersama suaminya kemudian menyisipkan nama Ani pada putri mereka, Febriani.

Mendoakan Ny Ani

Saat awal Februari 2019, tersiar kabar Ny Ani mengidap penyakit kanker darah, Heppy sedih. Hari-hari ia lewatkan dengan selalu menyisipkan doa untuk kesembuhan Ani Yudhoyono. Namun, Tuhan berkehendak lain. Ani Yudhoyono wafat, 1 Juni 2019. Sontak Heppy menitikkan air mata.

Begitu mendengar jenazah Ny Ani akan disemayamkan di Puri Cikeas, ia membulatkan tekad untuk melihat terakhir kalinya putri almarhum Letnan Jenderal (Purn) Sarwo Edhie Wibowo tersebut, sekaligus mendoakannya. Tak hanya itu, kehadirannya juga untuk mengenang kembali satu waktu di 2017 taktkala Ny Ani hadir di rumahnya dan mengelus kandungannya.

Iklan

Selain Heppy, ada pula Maya Lesamana (47) yang hadir di antara pelayat di Puri Cikeas. Maya merupakan mantan penyanyi yang kerap diundang untuk mengisi acara saat Susilo Bambang Yudhoyono masih menjabat sebagai presiden.

https://cdn-assetd.kompas.id/9EeuxahXizGOqlZLg0cFNwXC8R4=/1024x498/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F06%2F20190602-ani3_1559437874.jpg
KOMPAS/RYAN RINALDY

Warga dan sejumlah tokoh berdatangan di Puri Cikeas, Desa Nagrak, Kecamatan Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, Minggu (2/6/2019). Mereka datang untuk melayat Kristiani Herrawati atau Ani Yudhoyono, istri Presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono.

Maya ingat betul bagaimana Ny Ani Yudhoyono amat rendah hati dan seolah tanpa jarak ketika berkomunikasi dengan Maya dan adiknya, Sri Handayani (36). Wanita yang berdomisili di Ciomas, Bogor, tersebut merindukan masa-masa saat menghibur tamu negara bersama Ny Ani Yudhoyono.

”Ibu Ani sangat rendah hati dan mau bergaul dengan siapa saja. Sewaktu menyanyi di Istana Cipanas, Bu Ani seperti rakyat kebanyakan menyapa para pedagang yang dihadirkan ke Istana,” ucapnya.

Kenangan itulah yang coba dirawat Maya sekalipun Ny Ani sudah tiada. Sri Handayani pun menyatakan hal serupa. Meski dalam kondisi demam, ia memaksakan diri menghadiri pemakaman Ani. Sepanjang prosesi persemayaman jenazah, Sri lebih sering memegangi kepalanya yang pening karena demam.

”Tidak masalah asalkan saya bisa memberi penghormatan terakhir untuk Ibu Ani,” kata Sri.

Baca juga: Cinta untuk Memo...

Sikap rendah hati Ani juga dipaparkan Susilo Bambang Yudhoyono ketika memberikan sambutan sebelum salat jenazah untuk Ny Ani. Yudhoyono mengatakan, Ani selalu berupaya menjaga persahabatan, persaudaraan, dan kerukunan dengan saudara-saudaranya, rakyat Indonesia.

Hal senada diungkapkan mantan Menteri Pendidikan Nasional M Nuh. Ia mengingat Ani sebagai sosok yang selalu menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan rakyat.

”Menurut beliau, hubungan baik dengan rakyat itu berlangsung selamanya. Kalau dengan pejabat, misalnya, itu hanya beberapa lama saja. Setelah itu selesai,” kata Nuh.

Doa dari Roma

Tidak hanya dari mereka yang hadir di kediaman Yudhoyono, doa bagi Ibu Ani Yudhoyono juga disampaikan lebih dari 50 orang diaspora Indonesia, sebagian besar rohaniwan/rohaniwati, di Roma, Italia, Sabtu (1/6/2019) malam atau Minggu (2/6/2019) pagi di Indonesia.

Doa dipimpin Sekretaris Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama Markus Solo Kewuta SVD. Doa bersama bagi almarhumah Ani Yudhoyono itu juga dihadiri Duta Besar Indonesia untuk Vatikan Agus Sriyono.

Pastor Markus Solo, yang pernah mendampingi Presiden keenam Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dan Ani Yudhoyono saat berkunjung ke Vatikan, Juli 2017, mendoakan yang terbaik untuk almarhumah dan keluarga yang ditinggalkan.

Ny Ani Yudhoyono, menurut dia, adalah figur yang kuat dan berperan penting dalam pembangunan Indonesia.

Baca juga: SBY: Selamat Jalan Istri Tercinta, "Goodbye..."

Di tengah alunan terompet prajurit, jenazah Ani perlahan dibawa menuju tempat peristirahatan terakhir di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta. Air mata pelayat mengiringi kepergiannya. Di jalanan, di sekitar Puri Cikeas dan TMP Kalibata, masyarakat umum berdesak-desakan untuk menyaksikan Ny Ani Yudhoyono untuk yang terakhir kalinya.

Dari kisah para pelayat, dan mereka yang mendoakannya di berbagai tempat, Ani membuktikan apa yang orang bijak bestari sering katakan: ciri-ciri orang baik adalah kita akan merasa sangat berduka apabila ditinggalkan.

Editor:
Antonius Ponco Anggoro
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000