Menyiapkan Tempat Peristirahatan Terakhir Ibu Negara Kesayangan
Menjadi tukang gali kubur tidak sesederhana yang terlihat. Selain harus berjibaku dengan debu dan terik matahari, tantangan terberat adalah terlibat emosi secara langsung dengan jenazah. Apalagi menjadi tukang gali kubur mantan ibu negara yang diidolakannya.
Oleh
Benediktus Krisna, Karina Isna Irawan, dan Elsa Emiria Leba
·2 menit baca
Menjadi tukang gali kubur tidak sesederhana yang terlihat. Selain harus berjibaku dengan debu dan terik matahari, tantangan terberat adalah terlibat emosi secara langsung dengan jenazah. Apalagi menjadi tukang gali kubur mantan ibu negara yang diidolakannya.
Sabtu (1/6/2019) sekitar pukul 13.15, Garnisun Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMPNU) Kalibata memperoleh kabar bahwa jenazah istri presiden ke-6 Indonesia, Ani Yudhoyono, akan dikebumikan di sana.
Mendengar kabar itu, Saudi (36) bersama sembilan temannya bergegas mengambil sekop dan pacul. Tim penggali kubur TMPNU Kalibata itu segera pergi ke Blok M Nomor 129 untuk menggali lubang kubur yang sedianya akan jadi tempat peristirahatan terakhir Ny Ani Yudhoyono.
Lokasi yang berada sekitar 100 meter ke arah selatan dari pintu masuk utama TMPNU itu ditentukan oleh Garnisun sesuai permintaan keluarga Ny Ani.
Lokasi makam itu tepat di depan makam istri presiden ketiga, BJ Habibie, yakni Ainun Habibie, dan wakil presiden keempat RI, Umar Wirahadikusumah. Area pemakaman Bu Ani juga satu blok dengan tokoh nasional lainnya, seperti Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Taufiq Kiemas dan menteri luar negeri era Soeharto-BJ Habibie, Ali Alatas.
Saat itu, tengah hari baru terlewat satu jam. Matahari sedang bersinar terik-teriknya. Namun, Saudi dan sembilan kawannya tak menghiraukannya.
Setelah bertahan di bawah terik matahari dan debu tanah, mereka berhasil menyelesaikan lubang kubur setelah menggali tiga jam lamanya.
Saat menggali kubur itu, Saudi mengaku sedih.
”Saya diangkat menjadi aparatur sipil negara tahun 2009 saat Pak SBY jadi presidennya dan ibu negaranya, Ibu Ani. Jadi saya sedih juga,” ujar Saudi.
Saudi mengatakan, dirinya sebelumnya sudah menjadi tukang gali kubur sejak 2006. Namun, baru tiga tahun kemudian, dia diangkat menjadi aparatur sipil negara di Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial Kementerian Sosial.
Selama 13 tahun menjadi tukang gali kubur, Saudi pernah menggali tokoh-tokoh bangsa tersohor, seperti Kepala Polri periode 1953-1978 Jenderal (Purnawirawan) Widodo Budidarmo dan Menteri Agama 2004-2009 Maftuh Basyuni.
Koordinator Protokol dan Tim Pemandu TMPNU Kalibata Saumalani menjelaskan, petugas gali kubur tetap profesional meskipun yang dimakamkan adalah jenazah tokoh negara yang berpengaruh.
”Sudah menjadi kewajiban kami sebagai aparatur sipil negara,” ujar Saumalani.