Ani Yudhoyono di Mata Kakak, Adik, dan Keluarganya
Oleh
M Paschalia Judith J
·3 menit baca
Kediaman keluarga besar Sarwo Edhie di kawasan Cijantung, Jakarta Timur, yang telah bertengger lebih dari setengah abad turut menjadi saksi kehidupan Kristiani Herrawati atau Ani Yudhoyono semasa kecil dan remaja. Di rumah itu, Ani Yudhoyono telah dikenal sebagai sosok yang tegas, ceria, dan ekspresif.
Ani Yudhoyono tinggal di rumah itu bersama kedua orangtuanya dan enam kakak-adiknya. ”Rumah ini berdiri sejak tahun 1962,” kata Wijiasih Cahyasasi (69), kakak Ani Yudhoyono, saat ditemui di kediaman keluarga besar Sarwo Edhie, Sabtu (1/6/2019).
Di rumah itu, persaudaraan dan kekeluargaan mereka tumbuh. Wijiasih mengatakan, semua orang suka mendengarkan cerita Ani Yudhoyono saat kumpul keluarga di rumah. Bagi keluarga, cerita yang biasa bisa jadi cerita yang seru karena disampaikan oleh Ani Yudhoyono.
Ani Yudhoyono selalu menuturkan cerita dengan ragam ekspresi. Wijiasih mengenang, Ani Yudhoyono merupakan sosok yang ceria di mata keluarga.
Kemampuan berekspresi itu kian menjadi talenta karena dibalut kesenangan Ani Yudhoyono dalam belajar dan mengajar. ”Ayah kami, Sarwo Edhie, sempat bilang, Ani Yudhoyono cocok menjadi seorang widyaiswara,” ujar Wijiasih.
Kemampuan berekspresi itu kian menjadi talenta karena dibalut kesenangan Ani Yudhoyono dalam belajar dan mengajar.
Di kediaman itu pula, Mastuti Rahayu (64), adik Ny Ani Yudhoyono, pernah diajar kimia bersama teman-teman oleh sang kakak. Mastuti mengenang, Ani Yudhoyono begitu tegas dalam mengajar. Imbasnya, dia mendapatkan nilai tertinggi saat ujian kimia.
Rumah itu turut menjadi saksi kenangan terlucu Mastuti bersama Ani Yudhoyono. ”Saat belia, banyak laki-laki yang datang ke rumah untuk menemui Mbak Ani. Tetapi, Mbak Ani meminta saya yang keluar rumah untuk menolak mereka,” ujar Mastuti.
Meninggalkan, mendampingi
Ketika mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono sebagai istri, Ani Yudhoyono meninggalkan rumah. ”Prinsip ayah saya, Sarwo Edhie, ’Kamu kalau sudah menikah dengan Susilo Bambang Yudhoyono, kamu adalah istri letnan walaupun memang kamu putri letnan jenderal. Jadi, hidupmu harus menjadi istri letnan. Di mana rumah dinasmu, di mana tugas suamimu, di situlah kamu berada’,” tutur Wijiasih.
Di mata Wijiasih, Ani Yudhoyono benar-benar melakoni tanggung jawab sebagai istri Yudhoyono dengan segala tugas dan kewajibannya dari nol. Bahkan, Ani Yudhoyono menjadi panutan putrinya, Novita Wibowo (42), dalam mendampingi tentara sebagai istri.
Wijiasih menceritakan, Ani Yudhoyono pernah tinggal di barak yang seharusnya bukan menjadi tempat bermukim keluarga perwira karena perumahan dinas waktu itu belum selesai dibangun. Saat itu Ani Yudhoyono tengah mendampingi Yudhoyono bertugas di Dayeuhkolot, Jawa Barat.
Novita menceritakan, dirinya pernah menginap di barak tempat tinggal Yudhoyono. ”Ruang tamunya langsung tersambung dengan dapur. Kamar mandinya di luar barak dan digunakan bersama-sama dengan penghuni barak lainnya,” kenangnya.
Ani Yudhoyono benar-benar melakoni tanggung jawab sebagai istri Yudhoyono dengan segala tugas dan kewajibannya dari nol.
Bagi ketiga perempuan itu, tidak semua orang mampu mendampingi Presiden RI. Namun, Ani Yudhoyono dapat melaluinya, bahkan melampauinya. Dia menunjukkan pendampingan yang setia dari nol hingga Yudhoyono menjadi presiden, dan sampai dia mengembuskan napas terakhir.
Ciuman terakhir
Saat ini Sunarti Sri Hadiyah, ibu Ani Yudhoyono, tinggal di kediaman keluarga besar Sarwo Edhie tersebut. Mastuti mengatakan, tensi darah sang ibu sempat meningkat hingga tekanan sistolenya mencapai 190 ketika mendengar putrinya meninggal.
Karena tengah menemani sang ibu, Mastuti mengatakan, dirinya telah mempersiapkan ibunya untuk menerima kondisi terburuk. ”Ibu sudah ikhlas dan memaafkan Mbak Ani. Ibu ingin memberikan ciuman terakhirnya untuk Mbak Ani besok,” katanya.
Mastuti menceritakan, dirinya pun belum sempat memeluk kakaknya hingga saat ini. Ketika menjenguk Ani Yudhoyono di Singapura, dia hanya bisa berkomunikasi dengan kakaknya dari balik kaca. Padahal, dia sangat ingin memeluk kakaknya.
Sebelum divonis sakit kanker, Mastuti mengatakan, kakaknya masih mendampingi Yudhoyono kunjungan ke Sumatera Utara dan Aceh melalui jalur darat. Menurut dia, menjadi seorang Ibu Negara yang memiliki tingkat dan frekuensi aktivitas tinggi membuat tubuh kakaknya stres tanpa disadari.
Mendampingi laki-laki nomor satu Tanah Air merupakan amanah yang membutuhkan ketangguhan, kesungguhan, dan kematangan sebagai pribadi. Ani Yudhoyono telah membuktikan baktinya sebagai salah satu Ibu Negara. Terima kasih atas teladannya dan selamat jalan Ny Ani Yudhoyono.