Arab Saudi mengirim pesan kuat melalui perhelatan tiga KTT di kota suci Mekkah bahwa Iran tak bisa cuci tangan dari ketegangan kawasan.
KAIRO, KOMPAS —Arab Saudi, melalui Konferensi Tingkat Tinggi Liga Arab dan KTT Dewan Kerja Sama Teluk (GCC), Kamis (30/5/2019), serta KTT Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) pada Jumat ini di Mekkah berupaya membangun opini bahwa Iran dan loyalisnya berada di balik ketegangan kawasan Teluk Persia saat ini.
Di lokasi konferensi, Arab Saudi menggelar pameran di pintu masuk tempat konferensi di istana kerajaan di kota Mekkah yang memperlihatkan kepingan rudal balistik dan pesawat tanpa awak yang ditembakkan milisi Houthi loyalis Iran di Yaman atas berbagai sasaran di Arab Saudi terakhir ini. Pemerintah Arab Saudi ingin para delegasi KTT yang terdiri dari raja, presiden, dan perdana menteri bisa melihat langsung bukti serangan Houthi itu.
Kepingan rudal balistik dan pesawat nirawak itu disebutkan ditembak jatuh oleh sistem pertahanan antirudal dan serangan udara milik Arab Saudi.
Dalam ruangan pameran itu, Arab Saudi juga menyiapkan layar kaca raksasa yang memperlihatkan kepada para delegasi tayangan cuplikan rekaman sejumlah serangan Houthi atas berbagai sasaran di Arab Saudi sejak perang Yaman mulai meletus pada Maret 2015.
”Sementara pertemuan puncak para pemimpin kemungkinan membahas cara terbaik mencegah perang, Raja Salman secara bersamaan ingin membela kepentingan Saudi dan Arab di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan Iran,” tulis Pangeran Turki al-Faisal, mantan kepala intelijen Arab Saudi, dalam artikel yang dilansir Al Arabiya.
Ia menambahkan, pemimpin Arab dan Teluk juga bakal mendiskusikan ”campur tangan” Iran dalam urusan Arab.
Sementara itu, secara terpisah, Iran berupaya melobi negara Arab tetangga, seperti Irak, Kuwait, Qatar, dan Oman, agar bersedia menjadi mediator dengan AS dan Arab Saudi untuk menurunkan ketegangan di Teluk Persia. PM Irak Adel Abdul Mahdi, Kamis, menemui Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamd al-Thani di Doha dalam upaya menurunkan ketegangan di kawasan Teluk.
Agenda utama
Juru bicara Sekjen Liga Arab, Mahmoud Afifi, mengungkapkan, agenda utama KTT Liga Arab di Mekkah adalah isu serangan milisi Houthi ke sejumlah sasaran di Arab Saudi. Ia mengatakan, KTT Liga Arab memberi sorotan khusus terhadap serangan pesawat nirawak oleh milisi Houthi atas dua stasiun pompa minyak milik Aramco pada 14 Mei lalu, serta sabotase terhadap empat kapal tanker dekat Pelabuhan Fujairah di Uni Emirat Arab (UEA) pada 12 Mei lalu. Dua dari empat kapal tanker itu milik Arab Saudi. Satu lainnya milik UEA dan satu lagi milik Norwegia.
Afifi menyebut, serangan itu merupakan ancaman terhadap keamanan dan perdamaian kawasan dan internasional, serta jalur suplai minyak dunia.
Sehari sebelumnya, Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton dalam konferensi pers di gedung Kedutaan AS di Abu Dhabi, UEA, menyebut Iran hampir dipastikan berada di balik sabotase empat kapal tanker, 12 Mei lalu. Jubir Kemlu Iran, Abbas Mousavi, menolak keras tuduhan Bolton.
”Melontarkan klaim yang bikin tertawa seperti itu sudah tak asing lagi,” kata Mousavi dalam pernyataan di laman resmi Kemlu Iran. ”Bolton dan para penghasut perang serta pencari kekacauan harus tahu, kesabaran strategis, kewaspadaan tinggi, dan kesiapan bertahan pada Iran akan mencegah niat-niat jahat untuk membuat kekacauan di kawasan.”
Menteri Negara Urusan Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengungkapkan, KTT Liga Arab dan KTT GCC akan mengeluarkan pernyataan keras terkait aksi provokasi Iran.
Sementara itu, Kemlu Qatar, Rabu, mengungkapkan bahwa PM Qatar Sheikh Abdullah bin Nasser al-Thani akan menghadiri KTT Liga Arab, KTT GCC, dan KTT OKI di Mekkah. Keikutsertaan PM Qatar tersebut merupakan delegasi tertinggi Qatar dalam konferensi di Arab Saudi sejak aksi blokade terhadap Qatar pada Juni 2017 oleh Arab Saudi, UEA, Bahrain, dan Mesir.