Elga Kharisma Novanda pernah menjadi harapan tim “Merah Putih” untuk merebut medali emas balap sepeda BMX di Asian Games 2018. Ketika sedang serius menjalani persiapan akhir, Elga mendapat cobaan harus berkutat dengan cedera pinggang. Cedera memaksa Elga absen dari nomor andalan BMX di pesta olahraga antarnegara se-Asia itu. Kini, Elga sudah kembali ke lintasan balap sepeda dan siap melanjutkan perjuangan untuk berburu tiket Olimpiade Tokyo 2020 di disiplin trek.
Ditemui di Jakarta, Kamis (30/5/2019), Elga mengatakan, saat ini kondisi tubuhnya sudah membaik. Kalau dulu arek asli Malang, Jawa Timur tersebut, sulit melakukan gerakan-gerakan yang melibatkan tubuh bagian bawah, seperti pinggang dan kaki, bahkan sempat merasakan lumpuh sesaat karena cedera, sekarang dia sudah bebas beraktivitas.
“Dulu, kalau sedang kesakitan, saya bisa off tiga minggu. Bahkan saya pernah merasa lumpuh sesaat, selama 5-6 detik, setelah itu badan panas. Rasa sakitnya itu terasa dari pinggang, pinggul, paha belakang, betis, hingga telapak kaki. Sekarang, saya merasa semakin baik,” ujar peraih empat medali emas SEA Games itu.
Elga mengalami cedera pinggang ketika menjalani pelatnas menjelang Kejuaraan Sepeda Asia (Asian Cycling Championship/ACC) pada Februari 2018 lalu. Sempat dirawat di rumah sakit dan membaik, cedera tersebut kembali kambuh pada bulan Juni. Kondisi ini membuat Ega harus absen di nomor BMX Asian Games 2018. Elga kemudian hanya turun di nomor trek. Demi kelanjutan karier di balap seleda, pada November tahun lalu, Elga menjalani operasi pinggang.
Setelah operasi, Elga harus menepi selama empat bulan untuk pemulihan. Proses pemulihannya lebih cepat dua bulan dari perkiraan dokter. Selama masa penyembuhan, hal tersulit yang harus dihadapi pebalap berusia 26 tahun itu adalah melawan trauma pasca cedera. Elga merasa takut melakukan gerakan-gerakan sederhana, seperti berjongkok, karena khawatir cedera akan kambuh lagi.
Pelan, tetapi pasti, kesulitan itu bisa dihadapi. Dia menjalani terapi berenang dan stabilitas inti (core) untuk meningkatkan kekuatan dasarnya. Elga juga berusaha menjaga pikiran positif agar bisa pulih demi tiket ke Olimpiade. “Saya optimistis banget bisa ke Olimpiade,” tuturnya.
Setelah menepi dari latihan utama, Elga siap untuk kembali bersaing di lintasan balap sepeda nomor trek. Elga kembali menjadi pesepeda andalan Indonesia yang diproyeksikan tampil di Olimpiade Tokyo 2020. Untuk mewujudkan cita-cita, Elga bersama pesepeda Chrismonita Dwi Putri dan Ayustina Della Priatna, akan mengikuti kualifikasi Olimpiade di kejuaran balap sepeda China Track Cup 1, pada 6 Juni 2019. Ini merupakan debut Elga di kejuaraan setelah pulih dari cedera.
Elga merasa antusias menghadapi kejuaraan ini. Apalagi, Elga dan kawan-kawan sempat batal mengikuti kejuaraan Taiwan Cup Track International Classic 1 & II pada pertengahan Mei lalu. Elga mengatakan siap menampilkan yang terbaik di kejuaraan. “Dari pelatih belum briefing untuk pencapaian target, tetapi saya pribadi siap memberikan yang terbaik,” ujarnya.
Pelatih timnas balap sepeda Indonesia, Dadang Haris Purnomo, mengapresiasi penampilan Elga setelah pulih dari cedera. “Hanya dalam waktu dua bulan berlatih, Elga bisa kembali ke penampilan semula dia. Saya harapkan, Elga bisa tampil maksimal di China,” ujar Dadang.
Dadang menjelaskan, Elga dituntut untuk tampil konsisten terutama menghadapi ajang yang lebih penting yaitu UCI Track Cycling World Cup III di Hong Kong , pada 29 November - 1 Desember 2019. “Mudah-mudahan dalam waktu enam bulan menghadapi World Cup, Elga bisa memberikan kado istimewa untuk Indonesia,” ujar Dadang.
Ketua Umum PB ISSI Raja Sapta Oktohari mengatakan, pihaknya memandang serius persiapan atlet menghadapi SEA Games 2019 dan Olimpiade 2020. “Dalam waktu singkat ini, kami fokus untuk mengumpulkan poin ke Olimpiade. Kami mempunyai peluang di nomor BMX, road race, dan trek. Pada 2016, untuk pertama kali tim balap sepeda mengirimkan atlet BMX ke Olimpiade Rio. Sekarang, kami berusaha mengejar peluang lagi,” tuturnya.
Mengingat persiapan menuju Olimpiade sangat singkat, yaitu hanya satu tahun, tim balap sepeda akan mengirimkan atlet-atlet pelapis ke SEA Games 2019. Persaingan di tingkat Asia Tenggara dianggap sebagai sasaran antara menuju Olimpiade.