Polisi Didesak Usut Tuntas Rencana Pembunuhan Pejabat Negara
DPR akan memanggil Kepala Polri untuk diminta menjelaskan secara detail soal target pembunuhan terhadap empat pejabat negara.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Salahudin Uno, mendesak kepolisian agar mengusut tuntas rencana pembunuhan terhadap empat pejabat negara. Tindakan itu perlu diambil guna memastikan cara-cara kekerasan dan pengancaman tidak mendapat tempat dalam demokrasi Indonesia.
Sandiaga mengecam terjadi kerusuhan dalam aksi unjuk rasa di depan Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Jakarta, pada 21-22 Mei 2019. Sandiaga menginginkan ada investigasi untuk menguak dalang di balik kerusuhan, termasuk rencana pembunuhan terhadap empat pejabat negara.
”Harus diungkap kepada publik. Merencanakan pembunuhan kepada pejabat negara itu pelanggaran hukum,” kata Sandi saat hadir dalam kegiatan buka puasa bersama jurnalis di Media Center Prabowo-Sandi, Jakarta, Rabu (29/5/2019) malam. Hadir dalam kesempatan itu Direktur Materi dan Debat BPN Sudirman Said; anggota tim kuasa hukum Prabowo-Sandi, Nicholay Aprilindo; dan juru bicara BPN, Dian Fatwa.
Polri diharapkan membentuk tim investigasi yang independen dan kredibel. Sandi menggarisbawahi, harus dipisahkan secara jelas investigasi terhadap aksi unjuk rasa damai dan kelompok perusuh. Ia menegaskan, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi berkomitmen menjalankan aksi secara damai.
Sudirman Said mengaku amat prihatin dengan terjadinya kerusuhan di tengah aksi damai tersebut. Menurut Sudirman, aksi unjuk rasa berjalan dengan tertib dan lancar hingga kerusuhan mulai meletus pada malam hari.
”Tidak ada sesuatu yang aneh sampai keributan meletus, yang jadi masalah adalah tindakan represif. Itu perlu dikaji ulang,” katanya.
Panggil Kepala Polri
Di sisi lain, anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, Arsul Sani, merasa perlu memanggil Kepala Polri untuk diminta menjelaskan secara detail soal target pembunuhan terhadap empat pejabat negara. Menurut Arsul, pemanggilan itu kemungkinan besar akan dilakukan setelah Lebaran.
”Kalau sekarang belum banyak yang bisa disampaikan oleh Kapolri dan jajarannya karena masih proses penyidikan. Kalau disampaikan semua sekarang, kan, bisa ketahuan. Penyidikan itu lebih banyak hal-hal yang dirahasiakan,” kata Arsul.
Sebelumnya, polisi mengungkapkan ada enam orang yang ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka berkaitan dengan rencana-rencana tersebut. Keenam orang itu berinisial HK, AZ, IR, TJ, AD, dan AF. Tiga di antaranya, HK, AZ, dan IR, adalah eksekutor dari rencana tersebut. Khusus HK, disebut Iqbal, sebagai pemimpin kelompok. HK, AZ, dan IR ditangkap 21 Mei 2019. HK, warga Cibinong, Kabupaten Bogor, ditangkap di lobi Hotel Megaria, Jakarta Pusat.
Sebagai pemimpin kelompok, HK bertugas mencari senjata api sekaligus menjadi eksekutor. Tak hanya itu, dia juga bertugas mencari eksekutor lainnya. Dia mengenakan rompi polisi saat merealisasikan rencananya sambil membawa satu pucuk senjata api berjenis revolver Taurus Call 38.