Pertarungan final NBA 2019 antara Toronto Raptors dan Golden State Warriors semakin dekat. Dengan pertandingan sistem best of seven, semakin kerap Raptors menelusuri secara detail kekuatan Warriors.
Oleh
Korano Nicolash LMS
·4 menit baca
Pertarungan final NBA 2019 antara Toronto Raptors dan Golden State Warriors semakin dekat. Dengan pertandingan sistem best of seven, semakin kerap Raptors menelusuri secara detail kekuatan Warriors.
Kawhi Leonard dan Raptors sadar betul, tak mudah menghentikan perlawanan Warriors yang sudah menjadi juara NBA secara berturut-turut pada 2017 dan 2018. Kedua klub itu akan bertemu pada laga pertama di kandang Toronto, Scotiabank Arena, Toronto, Ontario, Kanada, Kamis (30/5/2019) malam waktu setempat.
Jika Raptors tidak bisa menang pada babak final itu, Warriors akan mencatatkan diri dalam sejarah NBA sebagai klub yang mampu meraih kemenangan three-peat atau tiga kali berturut-turut. Hal itu menyusul capaian Minneapolis Lakers yang juara pada musim NBA 1952, 1953, dan 1954.
Setelah Minneapolis Lakers menjadi Los Angeles Lakers, klub tersebut kembali juara meraih three-peat pada 2000, 2001, dan 2002. Hal itu terjadi saat Lakers diperkuat Kobe Bryant dan Shaquille O’Neal.
Klub lain yang meraih dua kali three-peat adalah Chicago Bulls. Bulls menggapainya seusai berselang dua musim NBA, yaitu pada 1991-1993, kemudian pada 1996-1998. Waktu itu, Bulls diperkuat megabintang NBA, Michael ”Air” Jordan.
Rekor juara NBA berturut-turut masih dipegang Boston Celtics. Celtics menjadi juara NBA delapan kali berturut-turut, pada 1959-1966. Saat itu, Celtics diarsiteki Red Auerbach.
Toronto pernah mengalahkan Warriors pada musim NBA reguler lalu. Hal itu terjadi dalam dua pertemuan mereka, baik di kendang Toronto maupun di Oracle Arena, Oakland, Calivornia, kandang Warriors.
”Tak semudah itu menundukkan Warriors. Akan jauh lebih sulit ketika kita benar-benar sudah berada di lapangan,” kata Danny Green, shooting guard Toronto Raptors.
Green merupakan pemain yang dibeli satu paket bersama Kawhi Leonard dari San Antonio Spurs. Hal itu terjadi saat Kawhi Leonard mengatakan tak lagi betah bersama tim asuhan Gregg Popovich itu.
Raptors yang saat ini diperkuat Green dan Leonard memiliki satu keuntungan. Bersama dua pemain lain, yaitu Marc Gasol dan Serge Ibaka, mereka pernah berhadapan dengan Warriors saat memperkuat tim lama. Green dan Leonard waktu itu masih di San Antonio Spurs, sedangkan Gasol dan Ibaka masing-masing memperkuat Memphis Grizzlies dan Oklahoma City Thunder atau OKC.
Pengetahuan keempat pemain itu merupakan modal Raptors untuk membangun rencana permainan. Raptors akan berupaya sebaik mungkin untuk memperlambat laju Warriors yang sudah menjadi tiga kali jawara NBA di bawah asuhan Stephen Curry.
Menurut Ibaka, pemain center Raptors asal Kongo, hal itu akan membantu Raptors untuk mengetahui seberapa hebat Warriors sebagai tim ofensif. ”Kadang-kadang sulit ketika kita tidak tahu kekuatan lawan. Kita hanya akan pergi ke lapangan dan bermain dengan aliran permainan yang ada. Untuk kemudian mereka akan mengalahkan kita dengan begitu buruk,” kata Ibaka, seperti dikutip dari espn.com.
Namun, lanjut Ibaka, faktanya para pemain Raptors sudah tahu kehebatan Warriors. Perencanaan itu akan membantu Raptors untuk mempersiapkan mental. ”Kami juga harus menyaksikan hasil rekaman agar kami bisa mencoba mencari tahu apa yang harus kami lakukan,” ujarnya.
Analisis detail yang berujung pada perencanaan itu memang belum tentu menjamin kemenangan Raptors atas Warriors. Sebab, Warrios merupakan klub yang kerap kali susah ditebak, apalagi jika hanya mendasarkan diri pada rekaman video saja.
Apalagi saat berada dalam partai final yang menentukan jawara NBA. Saat berhadapan melawan Portland Trail Blazers pada final babak play off NBA Wilayah Barat lalu, Warriors sempat tidak bisa menampilkan permainan terbaiknya. Namun, Warriors mampu meningkatkan permainan mereka dan menaklukkan Blazers.
Pada final babak play off NBA Wilayah Timur, Raptors juga bernasib serupa saat menghadapi Milwaukee Bucks. Namun, pada akhirnya Raptors mampu menjadi juara konferensi untuk pertama kalinya seusai menundukkan Bucks dengan agregat skor 4-2.
Kesabaran
Raptors setidaknya memiliki modal yang sama dengan Warriors. Apalagi di sejumlah pertarungan babak play off, Raptors kerap kali tertinggal, tetapi berhasil bangkit memenangi pertandingan.
Di sisi lain, Warriors juga memiliki semangat yang sama dengan Raptors. Bagi Stephen Curry, Klay Thompson, dan Drayond Green, tertinggal itu bukan akhir dari pertarungan. Mereka akan selalu berupaya mengatasi ketertinggalan itu hingga pertandingan berakhir.
Menurut Gasol, pemain center Raptors asal Spanyol, menghentikan Warriors itu perlu kesabaran dan penyesuaian. Sebab, para pemain Warriors selalu bermain pada posisi tepat, baik saat passing, bertahan, maupun menyerang balik.
”Mereka memiliki skema permainan, termasuk skema untuk serangan baliknya itu,” katanya.
Gasol menambahkan, Warriors juga pasti akan mengandalkan para pemain pencetak angka tertinggi. Curry dan Thompson yang bakal melakukan tembakan dari berbagai posisi.
Ibaka justru menunjuk langsung pada persoalan utama. ”Jangan pernah malas melawan mereka. Cara mereka bermain, mereka mencoba membuatmu tertidur di lapangan,” ujarnya.
Menurut dia, Curry, Thompson, dan Draymond Green terus bergerak tanpa henti. Mereka selalu mengalirkan bola sehingga membuat tim-tim lawan harus fokus selama 48 menit laga berlangsung.
Salah satu strategi lain untuk menghadapi Warriors, Raptors akan memperkuat pertahanan. Strategi itu mereka terapkan saat menghadapi Philadelphia 76ers dan Milwaukee Bucks di babak play off NBA.
”Ini akan menjadi tantangan berat bagi kami. Kami harus membuktikan bahwa kami adalah tim defensif yang bagus,” kata Ibaka. (AP)