Sebanyak 50 ruas jalan tol yang beroperasi sampai saat ini sudah 100 persen menggunakan sistem pembayaran nontunai dengan uang elektronik berbasis kartu. Sayangnya, belum seluruh pengguna jalan tol siap dengan model pembayaran tersebut.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 50 ruas jalan tol yang beroperasi sampai saat ini sudah 100 persen menggunakan sistem pembayaran nontunai dengan uang elektronik berbasis kartu. Sayangnya, belum seluruh pengguna jalan tol siap dengan model pembayaran tersebut.
Berdasarkan data terbaru Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), saat ini sudah ada 50 ruas jalan tol dengan total panjang 1.780 kilometer (km). Ruas tol tersebut menyebar di lima pulau, yakni Jawa (1.474 km, 42 ruas), Sumatera (278 km, 5 ruas), Kalimantan (55,45 km, tol fungsional), Sulawesi (17,65 km, 2 ruas), dan Bali (10 km, 1 ruas).
”Elektronifikasi sudah 100 persen. Semua tol baru juga sudah memiliki sistem pembayaran nontunai,” kata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Danang Parikesit saat dihubungi Kompas, Rabu (29/5/2019).
Sejak elektronifikasi pembayaran tol diberlakukan pada 31 Oktober 2017, pendapatan per tahun sebesar Rp 12 triliun. Ada lima bank penerbit kartu uang elektronik yang bekerja sama untuk menyediakan pembayaran tol, yaitu BNI, BRI, Mandiri, BTN, dan BCA.
Meski sistem elektronifikasi sudah tersedia 100 persen, Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan BPJT Ranto Parlindungan Rajagukguk mengatakan, pengguna tol yang membayar dengan kartu elektronik (e-toll) baru sekitar 97 persen.
”Tiga persen pengguna tol masih pakai uang tunai. Alasannya, karena saldo kurang. Ada juga masyarakat yang tidak memahami bahwa kartu e-toll bisa dipakai juga untuk bertransaksi di luar jalan tol sehingga mereka tidak mau menyimpan uang banyak di kartu uang elektronik,” tuturnya saat dihubungi terpisah.
SEVP Transaction Banking and Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi mengingatkan nasabahnya agar selalu menyiapkan saldo yang cukup di kartu uang elektronik. ”Nasabah harus bisa memprediksi ketersediaan saldo untuk rute yang tujuannya cukup jauh,” katanya.
Saat ini, lanjut Thomas, kartu uang elektronik eMoney yang dikeluarkan Bank Mandiri sudah dapat diisi ulang hingga Rp 2 juta per kartu. Layanan pengisian ulang eMoney dapat dilakukan melalui kantor cabang dan ATM Bank Mandiri, aplikasi Mandiri Online, toko swalayan, hingga toko online atau daring.
Pembayaran nirsentuh
Ke depan, program elektronifikasi pembayaran tol akan ditingkatkan dari sistem pembayaran uang elektronik berbasis kartu ke sistem pembayaran tanpa sentuh atau nirsentuh, berbasis radio-frequency identification (RFID). Implementasi sistem pembayaran itu telah disepakati bersama oleh pemerintah, Bank Indonesia (BI), dan Otoritas Jasa Keuangan.
Gubernur BI Perry Warjiyo, di Jakarta, Selasa (28/5/2019), mengatakan, sistem itu akan diimplementasikan melalui penerapan multi-lane free flow, didukung lembaga pengelola yang berperan sebagai toll service provider atau electronic toll collection.
”Nantinya, kendaraan yang melintasi jalan tol tidak perlu melakukan tapping (menempelkan kartu) untuk pembayaran. Pembayaran tol akan dilakukan melalui gerbang otomatis. Kementerian PUPR sudah mendesain dan sedang diuji coba,” ucap Perry.
Danang Parikesit menambahkan, Kementerian PUPR terus melakukan persiapan tersebut. ”Kita akan mulai dengan satu jalur, multi-jalur, hingga seluruh jalur. Transisi diharapkan tuntas pada 2021,” katanya.
Sejumlah operator jalan tol pun sudah mulai menguji coba sistem pembayaran nirsentuh secara terbatas (Kompas, 4/4/2019). PT Jasa Marga (Persero) Tbk, misalnya, telah melakukan uji coba di ruas Tol Bali Mandara dan Tol Sedyatmo dengan teknologi RFID.
Sementara PT Marga Mandalasakti menguji coba transaksi nirsentuh di ruas Tol Tangerang-Merak dengan teknologi digital short range communication yang dapat membaca identitas digital di kendaraan.