Macet di Gerbang Tol Fungsional, Kendaraan Dialihkan ke Jalur Arteri
Direktorat Lalu Lintas Polda Sumsel akan melakukan rekayasa lalu lintas apabila dalam jalur tol fungsional terjadi kemacetan lebih dari 5 kilometer. Kendaraan dari arah Lampung akan dikeluarkan di jalur arteri Terbanggi Besar atau Pematang Panggang, sampai kemacetan berkurang. Arus lalu lintas yang memasuki tol fungsional Trans-Sumatera diperkirakan 5.000 kendaraan per hari.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Direktorat Lalu Lintas Polda Sumsel akan melakukan rekayasa lalu lintas apabila dalam jalur tol fungsional terjadi kemacetan lebih dari 5 kilometer. Kendaraan dari arah Lampung akan dikeluarkan di jalur arteri Terbanggi Besar atau Pematang Panggang, sampai kemacetan berkurang. Arus lalu lintas yang memasuki tol fungsional Trans-Sumatera diperkirakan 5.000 kendaraan per hari.
Hal ini disampaikan Direktur Lalu lintas Polda Sumsel Komisaris Besar Dwi Asmoro seusai menghadiri Apel Gelar Kesiapan Angkutan Lebaran 2019 di Palembang, Rabu (29/5/2019). Hari ini, tol fungsional sudah dibuka pada pukul 06.00-16.00 WIB sehingga kendaraan dari Pelabuhan Bakauheni dapat menggunakan jalur tol fungsional hingga ke Palembang.
Dwi memperkirakan, kendaraan yang memasuki jalur tol fungsional sekitar 80 persen dari total kendaraan yang keluar dari Pelabuhan Bakauheni dengan jumlah kendaraan 5.000 kendaraan per hari. Dari jumlah tersebut sekitar 2.300 kendaraan keluar di Gerbang Kayu Agung dan 2.500 kendaraan keluar di gerbang keluar Perdu Jakabaring, Palembang.
”Puncak arus kendaraan diperkirakan akan terjadi pada H-4 sampai H-3 Lebaran tepatnya pada hari Sabtu dan Minggu,” kata Dwi.
Ada beberapa hal yang menjadi perhatian, yakni potensi kemacetan di kedua gerbang tersebut. Karena itu, kata Dwi, pihaknya sudah menyediakan posko kedua gerbang keluar tersebut.
Puncak arus kendaraan diperkirakan akan terjadi pada H-4 sampai H-3 Lebaran tepatnya pada hari Sabtu dan Minggu.
Apabila dalam pelaksanaannya, terpantau panjang kemacetan mencapai 5 kilometer, pihaknya akan mengalihkan kendaraan di Terbanggi Besar atau Pematang Panggang.
”Kendaraan dialihkan dari jalur tol menuju ke jalan lintas timur,” katanya. Pihak kontraktor pun sudah memperbaiki jalan di setiap gerbang keluar sehingga arus lalu lintas bisa lebih lancar.
Selain kemacetan, lanjut Dwi, pihaknya mengingatkan pemudik akan adanya syndrome microsleep atau sindrom tidur sejenak yang bisa membahayakan pengendara. Apalagi, jalur yang ditempuh pemudik di Trans-Sumatera sepanjang 360 kilometer. ”Palembang diperkirakan menjadi titik terlelah bagi pemudik,” katanya.
Untuk itu, Dwi mengimbau pemudik memanfaatkan tempat peristirahatan (rest area) yang sudah disiapkan. Untuk di jalur Pematang Panggang-Palembang, ada dua rest area yang disiapkan yakni di KM 285 di interchange (IC) Kayu Agung dan di KM 347 di IC Jejawi. Di sana sudah disiapkan tempat istirahat, toilet, dan juga stasiun pengisian bahan bakar umum.
Tidak berhenti
Dwi mengimbau agar pemudik tidak berhenti di kawasan rawan, terutama di kawasan Sodong, Mesuji, Kabupaten Ogan Komering Ilir. Sebelumnya, Kapolda Sumsel Inspektur Jenderal Zulkarnain Adinegara mengatakan, pihaknya menyiagakan 2.500 personel kepolisian untuk mengamankan angkutan Lebaran di jalur lintas dan di tol fungsional.
”Ada sembilan titik rawan, di sana akan ditempatkan sniper untuk mencegah adanya sejumlah tindak kejahatan, seperti gerandong, begal, dan bajing loncat,” katanya.
Kepala Dinas Perhubungan Sumatera Selatan Nelson Firdaus berharap agar kemacetan dapat diantisipasi. Itu karena kendaraan angkutan barang tidak boleh melintas di dalam jalur tol fungsional.
Ada sembilan titik rawan, di sana akan ditempatkan sniper untuk mencegah adanya sejumlah tindak kejahatan, seperti gerandong, begal, dan bajing loncat.
Selain itu, pihaknya juga telah menyiagakan posko terpadu yang di dalamnya sudah disiagakan personel gabungan. Alat berat dan kendaraan derek disediakan untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi di jalur tol ataupun di jalur non-tol.