Tempat istirahat atau rest area dinilai menjadi salah satu penyebab kemacetan di ruas jalan tol. Pemudik diimbau lebih bijak untuk tidak terlalu lama berada di rest area. Rekayasa lalu lintas disiapkan mengatasi potensi penumpukan kendaraan.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
SUBANG, KOMPAS — Tempat istirahat atau rest area dinilai menjadi salah satu penyebab kemacetan di ruas jalan tol. Pemudik diimbau lebih bijak untuk tidak terlalu lama berada di rest area. Rekayasa lalu lintas disiapkan mengatasi potensi penumpukan kendaraan.
Menurut Suyitno Sari, General Manager Operasional PT Lintas Marga Sedaya, pengelola Tol Cikampek-Palimanan (Cipali), Selasa (28/5/2019) siang, jumlah kendaraan yang singgah di rest area saat arus Lebaran membeludak 2-3 kali lipat dari kapasitas. Hal itu menjadi salah satu faktor penyebab penumpukan kendaraan yang menyebabkan macet.
Suyitno pun mengimbau para pengguna tol yang berada di rest area agar mengatur waktu untuk beristirahat tidak lebih dari 1 jam. ”Mengingat terbatasnya kapasitas, kesadaran dari setiap pengguna sangat dibutuhkan,” kata Suyitno.
Mengingat terbatasnya kapasitas, kesadaran dari setiap pengguna sangat dibutuhkan.
Tol Cipali merupakan bagian dari Tol Trans-Jawa yang memiliki panjang 116,75 kilometer dan membentang dari Cikopo Km 72 Purwakarta-Kabupaten Subang-Kabupaten Indramayu-Kabupaten Majalengka, dan berakhir di Palimanan Km 188, Kabupaten Cirebon.
Cipali memiliki tiga jenis rest area, yakni 4 unit tipe A (tanpa pom bensin), 4 unit tipe B (ada pom bensin), dan 4 unit parking bay. Untuk rest area tipe A berkapasitas 80-100 kendaraan dan tipe B mampu memuat 800 kendaraan.
Suyitno menambahkan, jumlah rata-rata kendaraan yang masuk ke rest area berkisar 3.000 hingga 5.000 kendaraan per jam. Kendaraan memadati rest area pada jam-jam tertentu. Menjelang Maghrib, menurut dia, jumlah kendaraan yang singgah di rest area mencapai puncaknya.
PT LMS juga menambah lahan fasilitas parkir di sejumlah rest area, antara lain di Km 102 A sebanyak 300 kendaraan, Km 130 A sebanyak 100 kendaraan, Km 166 A sebanyak 200 kendaraan, dan Km 164 B sebanyak 200 kendaraan. Adapun parking bay secara situasional disediakan di beberapa lokasi, yakni di Km 153A/155B dan Cikopo A-B, Km 153+400 A (arah Cirebon), dan KM 155+200 B (arah Jakarta).
Terlebih, menurut Kepala Satuan Lantas Polres Subang Ajun Komisaris Rendy Setia Permana, Tol Cipali merupakan titik lelah setelah menempuh perjalanan dari Jakarta menuju ke Timur. Untuk itu, para pengendara diimbau agar menggunakan rest area terdekat untuk melepas lelah.
Unit Patroli Jalan Raya Polda Jawa Barat mencatat, sepanjang tahun 2018 terjadi 1.197 kecelakaan lalu lintas di Tol Cipali. Dari jumlah itu, terdapat korban meninggal 71 orang, korban luka ringan 887 orang, dan korban luka berat 243 orang. Kecelakaan itu disebabkan berbagai faktor, yakni kendaraan, manusia, dan cuaca.
Untuk menghindari kepadatan rest area, akan dilakukan pengalihan arus menuju jalan arteri, yakni via jalan Kalijati yang akan diarahkan masuk ke jalan pantura melalui Polsek Purwadadi, Subang.
Rekayasa lalu lintas
Titik pemberlakuan sistem lawan arus (contra flow) akan dilakukan di enam rest area Tol Cipali, yakni di Km 86, Km 101 dan 102, Km 130, serta Km 164 dan 166. Sistem ini dilakukan apabila terjadi antrean sepanjang 2 kilometer. Adapun penambahan kerucut jalan (rubber cone) yang disiapkan sebanyak 2.650 buah dan 12 petugas.
Rendy menambahkan, untuk menghindari kepadatan rest area akan dilakukan pengalihan arus menuju jalan arteri, yakni via jalan Kalijati yang akan diarahkan masuk ke jalan pantura melalui Polsek Purwadadi, Subang.
Titik rawan kemacetan di jalur arteri Subang antara lain Jalan 2 Ranggawulung, Simpang Tiga Sagalaherang, dan daerah wisata Ciater. Sementara titik rawan kecelakaan yang perlu diwaspadai, adalah ruas jalan raya pantura di Rancadaka- Patokbeusi, Ciasem, Jalan Raya Cijambe Km 158, dan Tol Cipali Km 115-123.
Berdasarkan data Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Subang, sepanjang arus mudik dan balik Lebaran tahun 2018 terjadi 11 kejadian kecelakaan lalu lintas di Subang. Akibatnya, 6 orang tewas, 9 orang luka ringan, dan 11 orang korban luka berat.