Meskipun Kementerian Perhubungan sudah menurunkan tarif batas atas penerbangan sebesar 12-16 persen, peminat angkutan udara pada arus mudik Lebaran di Balikpapan, Kalimantan Timur, menurun.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS – Meskipun Kementerian Perhubungan sudah menurunkan tarif batas atas penerbangan sebesar 12-16 persen, peminat angkutan udara pada arus mudik Lebaran di Balikpapan, Kalimantan Timur, menurun. Hal itu juga ditandai dengan menurunnya konsumsi avtur.
Pada arus mudik lebaran tahun 2018, tercatat sebanyak 3.005 pesawat yang datang dan berangkat di Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan. Hal itu diprediksi mengalami penurunan sekitar 12 persen pada tahun ini melihat tren pemesanan tiket pesawat sejak awal Ramadhan untuk penerbangan H-7 sampai H+7 Lebaran.
“Total pesawat yang datang dan berangkat di Balikpapan pada arus mudik tahun ini sebanyak 2.655 pesawat,” ujar General Manager PT Angkasa Pura I Balikpapan Farid Indra Nugraha, saat pembukaan Posko Terpadu di Bandara SAMS Sepinggan, Selasa (28/5/2019).
Tahun 2018, penumpang yang datang dan berangkat di Bandara SAMS Sepinggan sebanyak 362.482 orang. Berdasarkan catatan penjualan tiket, tahun ini penumpang yang datang dan berangkat dari Balikpapan turun 39,5 persen atau sebanyak 2.193 penumpang.
Farid mengatakan, hal itu membuat maskapai penerbangan tidak mengoperasikan beberapa pesawat. Ia mencontohkan, untuk penerbangan dari Balikpapan ke Jakarta hanya ada 4-5 kali keberangkatan dalam seminggu sejak Ramadhan.
Penurunan minat angkutan udara juga terjadi di seluruh Kalimantan. Hal itu terlihat dari menurunnya konsumsi avtur sebagai bahan bakar pesawat di Kalimantan.
General Manager Pertamina Marketing Operation Region VI Boy Frans J Lapian mengatakan, konsumsi avtur turun 19,6 persen dibandingkan konsumsi normal bulanan di Kalimantan. Konsumsi avtur di Kalimantan turun menjadi 13.320 kiloliter per bulan dari sebelumnya 16.560 kiloliter per bulan.
“Meski demikian, stok avtur tetap disediakan seperti kebutuhan normal untuk mengantisipasi kenaikan kebutuhan,” ujar Boy.
Beralih
Penurunan minat angkutan udara di Balikpapan diperkirakan karena penumpang di sekitar Kota Samarinda memilih naik pesawat di Bandara Aji Pengeran Tumenggung (APT) Pranoto, Samarinda, yang diresmikan pada Oktober 2018.
Selain itu, masyarakat di Balikpapan juga beralih ke angkutan kapal laut untuk tujuan luar pulau Kalimantan. Hal itu terlihat dari telah habisnya tiket penumpang kapal laut PT Pelni Cabang Balikpapan ke beberapa wilayah sejak Senin (20/5).
“Tujuan terbanyak dari Pelabuhan Semayang Balikpapan adalah Surabaya. Kuota penumpang tujuan Surabaya untuk tanggal 21, 27, dan 28 Mei 2019 sudah penuh,” ujar Kepala Cabang PT Pelni Balikpapan Yohanis Banne.
Ia mengatakan, masih tersedia satu kapal laut untuk tanggal 30 Mei sebagai angkutan tambahan. Hal itu untuk menampung penumpang yang belum mendapat tiket.
Pemudik yang berangkat dari Pelabuhan Semayang, Balikpapan, pada tahun 2016 sebanyak 22.210 orang, tahun 2017 sebanyak 24.744 orang, dan tahun 2018 sebanyak 25.486 orang. Jumlah penumpang di Pelabuhan Semayang tahun ini diperkirakan naik di atas 5 persen dari tahun sebelumnya.