Penutupan dua pelintasan sebidang di Jakarta Timur berdampak positif pada terjaminnya keselamatan pengguna jalan dan mengurangi kemacetan di Jalan Raya Bekasi Timur. Namun, penutupan itu menyebabkan omzet penjualan sejumlah pedagang di Pasar Bintara, Kota Bekasi, Jawa Barat, menurun drastis.
Oleh
Stefanus ato
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Penutupan dua pelintasan sebidang di Jakarta Timur berdampak positif pada terjaminnya keselamatan pengguna jalan dan mengurangi kemacetan di Jalan Raya Bekasi Timur. Namun, penutupan itu menyebabkan omzet penjualan sejumlah pedagang di Pasar Bintara, Kota Bekasi, Jawa Barat, menurun drastis.
Dua pelintasan sebidang yang sudah ditutup sejak 11 Mei 2019 lalu adalah Jalur Pelintasan Langsung (JPL) 52 Pisangan Lama dan JPL 66 Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur. Sejak dua pelintasan itu ditutup, kemacetan lalu lintas di Jalan Raya Bekasi Timur setelah Pasar Jatinegara hingga Stasiun Cakung berkurang drastis.
Pada Selasa (28/5/2019) sekitar pukul 09.00, Kompas melintasi Jalan Raya Bekasi Timur tanpa ada hambatan. Situasi ini berbeda sebelum penutupan, di mana hampir setiap pagi Jalan Raya Bekasi Timur tersendat karena banyak kendaraan yang mengantre untuk melewati pelintasan sebidang di Pisangan Lama atau Penggilingan, Cakung.
Namun, penutupan itu berdampak pada omzet pedagang Pasar Bintara. Sejak ditutup, pendapatan pedagang di sana berkurang lebih dari 50 persen.
Ukti (40), pedagang kebutuhan pokok di Pasar Bintara, mengatakan, sebelum penutupan, dirinya setiap hari mendapatkan omzet penjualan sekitar Rp 8 juta-10 juta. Namun, sejak ditutup, dia hanya mendapatkan omzet penjualan paling tinggi Rp 2 juta per hari.
”Tempat saya ini dulu tiap pagi ramai terus. Sekarang lihat sendiri, jam begini (pukul 11.00) sudah sepi,” ucapnya.
Ukti mengatakan, penyebab omzet penjualan menurun karena sebagian besar pelanggan berasal dari Pulogebang, Jakarta Timur. Akses terdekat dari Pulogebang ke ke Pasar Bintara sebelumnya dapat dilalui dengan melintasi Pelintasan Sebidang JPL 66 Cakung yang sudah ditutup.
”Warga dari sebelah (Pulogebang) sekarang malas ke sini karena mutarnya jauh di Klender. Sepertinya mereka sekarang belanjanya di Pasar Rawa Bebek, Bekasi Barat,” ucap perempuan asal Solo, Jawa Tengah, itu.
Pantauan sekitar pukul 11.00, para pedagang di pasar itu beraktivitas seperti biasa. Sejumlah pembeli juga lalu lalang sembari melakukan tawar-menawar atau bertransaksi dengan para pedagang di sana.
Butuh solusi
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bekasi Makbullah mengatakan, pemerintah sudah mengirimkan surat ke PT Kereta Api Indonesia untuk bersama-sama mencari solusi terkait dengan penurunan omzet pedagang di sana. Dia berharap ada solusi dari pemerintah pusat berupa pembangunan jembatan layang agar warga dari Pulogebang dimudahkan aksesnya menuju Pasar Bintara.
”Omzet pedagang di Pasar Bintara turun cukup signifikan. Banyak dari mereka yang sudah menyiapkan stok dua kali lipat untuk menjaga lonjakan permintaan saat Lebaran,” ucapnya.
Makbullah menambahkan, total pedagang di Pasar Bintara sekitar 1.000 orang. Mereka berpotensi merugi jika tidak ada solusi dari pemerintah pusat terkait dengan sepinya pembeli di pasar tersebut. Hal itu juga dikhawatirkan akan berdampak pada pemasukan daerah dari penarikan retribusi pasar.
Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas 1 Wilayah Jakarta-Banten Kementerian Perhubungan Jumardi mengatakan, penutupan pelintasan sebidang itu untuk melindungi masyarakat dari ancaman kecelakaan tertabrak kereta api. Apalagi, pada Oktober nanti ada perubahan grafik perjalanan kereta api yang menyebabkan frekuensi perjalanan setiap hari akan lebih tinggi.
”Satu nyawa yang hilang tidak sepadan dengan kerugian ekonomi para pedagang Pasar Bintara,” ucapnya.
Satu nyawa yang hilang tidak sepadan dengan kerugian ekonomi para pedagang Pasar Bintara.
Dia mengimbau masyarakat tak perlu khawatir karena masyarakat masih bisa melintas melalui Stasiun Cakung. Hal itu karena stasiun tersebut juga dapat difungsikan masyarakat Pulogebang dan Bintara sebagai jembatan penyeberangan orang.
”Pemrov DKI Jakarta sudah programkan pembangun jalan layang Cakung. Saat ini sedang tender,” ucapnya.