Akibat Demonstrasi di Thamrin, Transjakarta Rugi Rp 8 Miliar
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – PT Transportasi Jakarta mengalami kerugian sebesar Rp 8 miliar akibat aksi demonstrasi yang terjadi di sekitar kawasan Jalan MH Thamrin, Tanah Abang, dan Monas, selama tanggal 21-24 Mei 2019 lalu. Nilai kerugian itu dihitung dari potensi pendapatan yang seharusnya didapat apabila seluruh jalur dibuka normal dan biaya perbaikan sarana-prasarana Transjakarta yang rusak.
Direktur Utama PT Transjakarta Agung Wicaksono usai acara "Buka Bersama Media dan Komunitas" di Jakarta, Selasa (28/5/2019), mengatakan, selama aksi demonstrasi, jumlah pelanggan Transjakarta mengalami penurunan dibandingkan dengan hari kerja biasa. Itu disebut karena adanya penutupan sejumlah halte Transjakarta.
"Yang lebih kami perhitungkan adalah bagaimana pelanggan tak bisa menikmati layanan secara direct (langsung) sehingga jumlah penumpang menurun. Nilai (kerugian) itu kami hitung tidak hanya dari pendapatan yang Rp 3.500 atau berapa orang bayar tetapi, kan, kami ada pendapatan dari subsidi juga," ujar Agung.
Sebagai catatan, sejumlah halte di sekitar kawasan Jalan MH Thamrin, Tanah Abang, dan Monas, sempat ditutup akibat aksi demonstrasi yang terjadi selama tanggal 21-24 Mei 2019 lalu.
Akibatnya, ada sejumlah rute yang tak beroperasi, di antaranya rute 13C (Ciledug-Tosari), rute 6A (Ragunan-Monas via Kuningan), rute 6B (Ragunan-Monas via Semanggi), rute DA1 (Dukuh Atas-Sam Ratulangi), D2 (Dukuh Atas-Tanah Abang), D3 (Dukuh Atas-Kuningan), dan rute D4 (Dukuh Atas-Kota).
Agung juga menambahkan, nilai kerugian lain adalah biaya perbaikan dua halte Transjakarta yang rusak akibat lemparan batu. Dua halte itu berada di Bidara Cina dan Slipi Kemanggisan.
"Hanya saja, biaya perbaikan dua halte itu tak besar, sekitar Rp 4 juta. Kerusakan karena pecah kacanya," kata Agung.
Penurunan penumpang
Sementara itu, Direktur Operasional PT Transjakarta Daud Joseph menjelaskan, berdasarkan data yang diperoleh selama 21-24 Mei, penurunan penumpang paling signifikan terjadi pada 22 Mei.
Pada tanggal 22 Mei itu, penumpang hanya ada 524.554 orang. Padahal, pada tanggal 21 Mei penumpang masih mencapai 720 ribu orang.
Pada 23 Mei, penumpang mulai merangkak naik kembali menjadi 618.062 orang dan pada 24 Mei menjadi 681.554 orang.
"Kira-kira kami total kehilangan penumpang selama 21 sampai 24 mei itu sekitar 670 ribu penumpang atau hampir seperti total penumpang selama satu hari biasa," kata Daud.
Namun demikian, Daud menyebut, mulai Selasa kemarin, jumlah penumpang sudah kembali normal atau sekitar 756 ribu orang. "Jadi, sekarang jumlah pelanggan sudah pulih kembali," tuturnya.