Beberapa ruas jalan utama di Jakarta masih ditutup. Layanan angkutan umum tidak dapat menjangkau kawasan tertutup tersebut. Pembukaan ruas jalan di sejumlah titik itu akan diberlakukan secara bertahap.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Aparat mulai membuka secara bertahap beberapa ruas jalan utama di Jakarta yang sebelumnya ditutup. Penjagaan di titik-titik rawan masih tetap diberlakukan untuk sementara waktu. Konsentrasi aparat yang siaga berada di sekitar Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), dan Mahkamah Konstitusi (MK).
Kepala Kepolisian Sektor Jakarta Pusat Komisaris Besar Harry Kurniawan mengatakan, tidak lama lagi aparat akan membongkar kawat dan beton yang terpasang sejak 21 Mei itu.
”Proses pembongkaran dilakukan di Bawaslu, KPU, Istana Negara, dan di depan MK. Begitupun dengan beton ataupun kawat berduri, semua akan dibuka secara bertahap. Masyarakat bisa kembali beraktivitas dan melewati jalur-jalur tersebut,” tutur Harry, Senin (27/5/2019).
Pembukaan jalur itu dilakukan karena kondisi Jakarta semakin kondusif. Sebagian besar warga sudah melakukan aktivitas seperti biasa. Selain itu, lanjut Harry, pembukaan jalur dilakukan agar akses dan aktivitas masyarakat tidak terganggu.
”Kasihan melihat aktivitas masyarakat yang terganggu karena penutupan arus ini. Masyarakat banyak yang merasa terganggu dan masyarakat menyampaikan untuk segera dibuka. Target hari ini harus sudah selesai, butuh sedikit waktu untuk mengangkut barier,” katanya.
Meski jalur kembali dibuka, Harry menuturkan, TNI-Polri masih berjaga di KPU, Bawaslu, MK, Istana Negara, Gedung DPR/MPR, dan wilayah Jakarta sekitarnya. Total personel gabungan berjumlah 40.000.
Yudistira (60), warga Bekasi yang bekerja di kawasan perkantoran di Jalan Medan Merdeka Barat, menyambut positif pembukaan kembali jalur-jalur yang seminggu belakangan ditutup.
”Kami sebagai warga cukup terganggu karena akses jalan ditutup sehingga kami harus memutar jalan dan terjebak macet. Kita berharap, Jakarta dan Indonesia tetap aman dan damai. Jangan ada lagi kerusuhan yang merugikan aktivitas warga. Janganlah kita bertengkar, apalagi menciptakan suasana tegang. Kita semua letih dengan situasi ini,” tutur Yudistira.
Hal senada disampaikan Citra Rastiana (35). Pegawai swasta yang bekerja di kawasan Sarinah ini mengatakan senang dengan kembali dibukanya Jalan MH Thamrin yang selalu dilewatinya.
Sejak kerusuhan di sejumlah kawasan Jakarta, Citra menyebutkan terganggu dengan aksi massa yang telah menciptakan suasana tegang.
”Jika ingin berdemonstrasi atau menyampaikan aspirasi, silakan. Namun, jangan membuat Jakarta seperti medan perang. Akibatnya, warga merasa takut dan aktivitas terganggu. Kalau aksi berlangsung tertib dan damai, tidak akan ada penutupan jalan. Ini bikin repot saja,” lanjutnya.
Dari pantauan Kompas, sejumlah massa dari Aliansi Pemuda untuk Bela NKRI datang menyuarakan aspirasi di Jalan Medan Merdeka Barat. Dalam orasinya, mereka mendukung dan mengapresiasi TNI-Polri yang telah menjalankan tugasnya.
Selain itu, mereka juga meminta TNI-Polri mengusut tuntas auktor intelektualis yang menyebabkan kerusuhan dan tewasnya sejumlah pengunjuk rasa.
Terkait dengan aksi damai itu dan rencana aksi damai susulan pada Selasa (28/5/2019), Harry mengatakan, polisi menangani aksi unjuk rasa berdasarkan tahapan pendekatan.
”Pada prosesnya tidak harus selalu menutup arus, tidak harus mengalihkan arus lalu lintas. Kami sudah menyiapkan personel dan cara bertindak dalam setiap situasi,” ujar Harry, yang juga berterima kasih atas respons positif warga yang mendukung TNI-Polri.