MONAKO, SABTU – Bukan Sebastian Vettel maupun Lewis Hamilton. Menjelang Grand Prix Formula Satu Monako, Minggu (26/5/2019), jalanan kota Monte Carlo dipenuhi poster Charlec Leclerc. Pebalap muda itu menjalani mimpi masa kecilnya, mengendarai Ferrari di rumahnya sendiri.
”Apa yang terjadi jika tidak ada keyakinan?” bunyi sebuah poster di tepi sirkuit jalan raya Monako. Poster bergambar Leclerc tengah mengepalkan tangan itu seolah mengajak warga Monako sekaligus fans F1 di dunia untuk memercayai kekuatan tekad.
Untuk sekian lama, Monako hanya menjadi penonton setiap kali balap F1 singgah di negara-kota mungil itu. Bertahun-tahun kota itu menjadi saksi kejayaan pebalap seperti Ayrton Senna, Michael Schumacher, Mika Hakkinen, dan Hamilton. Sejak meninggalnya Louis Chiron—mantan pebalap Maserati—pada 1979, warga Monako nyaris tidak lagi punya pahlawan lokal di F1.
Semua berubah sejak hadirnya Leclerc (21). Pebalap tim Scuderia Ferrari itu menjadi kebanggaan baru Monako dan sangat diharapkan menyamai prestasi Chiron yang berdiri di podium GP Monako 1950. Di edisi perdana F1 itu, Chiron finis ketiga di Monako.
”Saya selalu mengingat kenangan ini. Saat berumur empat tahun, saya berada di apartemen teman saya. Kami bermain mobil-mobilan sambil melihat GP. Saat itu, Michael Schumacher masih di Ferrari. Saya menyaksikan mobil merah itu lebih sering dari yang lainnya. Saya bermimpi suatu hari ada di balapan itu,” ujar Leclerc, pebalap Ferrari asal Monako.
Leclerc menghidupkan makna pesan di dalam poster di pusat kota Monako itu. Ia mematahkan dominasi Mercedes, tim superior yang nyaris tak tersentuh F1 musim ini. Di luar dugaan, Leclerc menjadi pebalap tercepat di Sirkuit Monte Carlo dengan memakai ban kompon lunak pada sesi latihan resmi ketiga yang digelar jelang kualifikasi, Sabtu (25/5) sore.
Leclerc, melewati torehan waktu dua pebalap Mercedes, Hamilton dan Valtteri Bottas, yang tampil perkasa pada sesi latihan Jumat. Saat yang sama, pebalap Ferrari lainnya, Vettel, menabrak pagar pembatas sehingga mengakhiri latihan lebih cepat. Di atas kertas, performa Ferrari dan tim-tim lainnya memang jauh di bawah Mercedes, tim yang menyapu bersih podium pertama dan kedua di lima balapan awal musim ini.
Disia-siakan
Sayangnya, bakat Leclerc lagi-lagi disia-siakan Ferrari. Ia kembali menjadi korban perjudian berujung kesalahan fatal tim asal Italia itu. Leclerc tersingkir di sesi kualifikasi pertama akibat perintah Ferrari yang menahannya lebih lama di garasi. Leclerc tidak punya waktu cukup melakukan setidaknya dua putaran sempurna. Ia pun harus start di barisan belakang, peringkat ke-16, Minggu ini.
”Apa yang dipikirkan Ferrari dengan menahannya keluar lebih lama? Anak muda ini tidak bisa lepas dari team order dan kesalahan teknis Ferrari. Sangat disesalkan mengingat ia punya kecepatan konsisten untuk setidaknya mengalahkan Vettel,” tulis F1.com saat melaporkan langsung jalannya kualifikasi GP Monako.
Seperti diduga sebelumnya, Mercedes berpotensi menguasai balapan ini. Hamilton bakal start terdepan di balapan malam ini seusai mencatatkan waktu tercepat di kualifikasi. Catatan waktunya 1 menit 10,166 detik bahkan menjadi rekor baru alias tercepat sepanjang sejarah GP Monako. Bottas menemani di urutan start kedua. Pebalap Red Bull, Max Verstappen, membuntuti di posisi start ketiga.
Adapun Vettel hanya start di posisi keempat. Pebalap asal Jerman itu lagi-lagi melakukan kesalahan fatal dengan menyenggol pagar pembatas pada Q3 atau sesi terakhir kualifikasi. Mengingat karakteristik sirkuit ini yang sempit dan nyaris mustahil untuk menyalip, posisi podium atau juara GP ini agaknya tidak akan jauh berbeda dari posisi start. (JON)