NANNING, KOMPAS – Sorak gembira dari bangku tim Indonesia membahana di Guangxi Sports Center, Nanning, China, Jumat (24/5/2019), saat ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti memastikan Indonesia lolos ke semifinal Piala Sudirman 2019. Mohammad Ahsan, Tontowi Ahmad, dan pemain lain melonjak berdiri sambil berteriak.
Di lapangan, Praveen berteriak, raket lepas dari tangan kanannya, berganti dengan kepalan tangan. Melati mengacungkan tangan ke arah tribune tim Indonesia. Kemenangan 21-17, 21-15 atas pasangan Taiwan, Wang Chi-lin/Hsieh Pei Shan, ini sekaligus mengobarkan motivasi tim ”Merah Putih” membawa pulang sang legenda, Piala Sudirman.
Untuk mewujudkan itu, tim Indonesia perlu melewati tim Jepang di semifinal, Sabtu (25/5) ini mulai pukul 17.00 WIB. Jepang, unggulan utama turnamen, lolos ke semifinal setelah mengalahkan Malaysia, 3-0.
Kekuatan Jepang merata di kelima nomor, dengan pemain nomor satu dunia di tunggal putra dan ganda putri. Bahkan, Pelatih Jepang Park Joo-bong optimistis membawa tim asuhannya ke laga final bertemu China, yang pada semifinal lainnya ditantang Thailand.
Bagi Jepang, Piala Sudirman, lambang juara dunia bulu tangkis beregu campuran, belum pernah diraih. Tak heran, tim ”Matahari Terbit” ingin merebutnya, sebagai pemantapan menuju Olimpiade Tokyo 2020. Indonesia merindukan trofi yang sama setelah merengkuhnya pada edisi pertama, 1989. Selama tiga dekade berikutnya, trofi yang mengabadikan nama tokoh bulu tangkis Indonesia Dick Sudirman ini berpindah-pindah antara China dan Korea Selatan. China 10 kali juara disusul Korsel 4 kali.
”Piala Sudirman belum kembali lagi ke Indonesia. Sebagai anak bangsa, saya ingin membawa pulang (Piala Sudirman). Karena itu, kami berjuang mati-matian untuk bisa juara. Berjuang yang terbaik,” ujar Praveen di area mixed zone Indonesia menang 3-2 atas Taiwan.
Atasi tekanan
Praveen/Melati, yang kalah saat melawan Inggris di penyisihan Grup 1B, tampil tenang dan disiplin melawan Wang/
Hsieh. Padahal, laga ini penuh dengan tekanan karena posisi Indonesia dan Taiwan 2-2. ”Ada tegang sedikit jadi penentu, tetapi kami tegang, mereka juga tegang, kan. Jadi, kami tidak berpikir jadi penentu, main semaksimal mungkin dan berusaha menang,” ucap Melati.
Dua angka Indonesia lainnya diperoleh dari ganda putra nomor satu dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, dan ganda putri, Greysia Polii/Apriyani Rahayu. Adapun di tunggal, Indonesia harus mengakui keunggulan para pemain Taiwan. Tunggal putri, Gregoria Mariska Tunjung, kalah dari Tai Tzu Ying dan tunggal putra Jonatan Christie kehilangan permainan terbaiknya serta kalah 11-21, 13-21 dari Chou Tien Chen.
”Ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran tampil luar biasa. Mereka tahu sekali, mereka itu pagar pertahanan kita, andalan kita. Tugas diselesaikan dengan sebaik-baiknya,” ujar Manajer Tim Piala Sudirman Indonesia Susy Susanti.
Lolosnya RI ke semifinal memenuhi ekspektasi sebagai unggulan ketiga. Hasil ini juga mengulang prestasi yang terakhir diraih pada Piala Sudirman 2015 di Dongguan, China. Saat itu Hendra Setiawan dan kawan-kawan dikalahkan China, 1-3. Adapun di Gold Coast, Australia, 2017, Indonesia memetik hasil terburuk saat tersisih di penyisihan grup.
”Di semifinal, Jepang memang lebih unggul, tetapi dalam permainan tidak ada yang tidak mungkin karena beberapa unggulan bisa kalah,” ujar Susy.