Setelah Lima Hari Status Diturunkan, Sinabung Erupsi Lagi
Setelah lima hari statusnya diturunkan dari Awas menjadi Siaga, Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kembali erupsi pada Sabtu (25/5/2019). Letusan menyebabkan hujan abu tipis, tetapi tidak mengganggu aktivitas warga.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
KABANJAHE, KOMPAS — Setelah lima hari statusnya diturunkan dari Awas menjadi Siaga, Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kembali erupsi pada Sabtu (25/5/2019). Letusan menyebabkan hujan abu tipis, tetapi tidak mengganggu aktivitas warga. Setelah penurunan status Sinabung, pemerintah mengizinkan 1.079 keluarga pulang secara mandiri ke desanya.
Pengamat di Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung Badan Geologi, Armen Putra, mengatakan, erupsi Sinabung terjadi pukul 02.53, tetapi mereka tidak dapat mengamati tinggi kolom abu karena tertutup kabut.
Getaran erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 120 milimeter dengan durasi 7 menit 6 detik. ”Letusan tersebut memuntahkan abu sehingga terjadi hujan abu tipis di beberapa tempat,” kata Armen.
Tingkat aktivitas Gunung Sinabung sebelumnya diturunkan oleh Badan Geologi dari level IV (Awas) menjadi level III (Siaga) pada Senin (20/5/2019) pukul 10.00. Tingkat aktivitas gunung api tersebut sebelumnya sangat tinggi sehingga berstatus Awas selama empat tahun sejak 2 Juni 2015.
Erupsi yang terjadi pada Sabtu merupakan erupsi pertama setelah status Sinabung diturunkan. Namun, erupsi tersebut tidak berbahaya asalkan masyarakat tidak masuk ke zona merah atau zona berbahaya.
Letusan tersebut memuntahkan abu sehingga terjadi hujan abu tipis di beberapa tempat.
Cakupan zona merah Sinabung saat ini radius 3 kilometer dari puncak Sinabung. Khusus untuk sektor timur-utara zona merah radius 4 kilometer dan selatan-timur radius 5 kilometer karena merupakan jalur awan panas.
Pemulangan mandiri
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo Martin Sitepu mengatakan, penurunan status Sinabung membuat lima desa dikeluarkan dari zona merah.
Sebanyak 1.079 keluarga yang selama empat tahun ini dievakuasi ke hunian sementara dan rumah kontrakan bantuan pemerintah diizinkan untuk pulang secara mandiri.
Lima desa yang dikeluarkan dari zona merah ialah Tiga Pancur, Kuta Tengah, Jeraya, Pintu Besi, dan Kuta Gugung. Saat ini, sebanyak 348 keluarga tinggal di hunian sementara yang dibangun pemerintah untuk masa sewa lima tahun dan berakhir pada 2021.
Sementara sebanyak 731 rumah tangga lainnya tinggal di rumah kontrakan. Bantuan sewa rumah dan sewa ladang yang didapat pengungsi cukup sampai Oktober mendatang.
Martin menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Karo dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana sudah melaksanakan rapat yang membicarakan pemulangan pengungsi tersebut ke desanya.
”Pada prinsipnya, kami tidak terburu-buru memulangkan pengungsi karena mereka masih memiliki tempat tinggal. Namun, jika ada pengungsi yang ingin pulang sendiri, dipersilakan,” ujar Martin.
Pemulangan secara bersama-sama, menurut Martin, sulit dilakukan karena mereka kini berpencar di sejumlah rumah kontrakan di Karo, bahkan banyak juga di luar Karo.
Mereka pun tidak mempunyai data di mana saja para pengungsi tinggal. Menurut Martin, para pengungsi sebenarnya sudah banyak yang kembali ke rumahnya di zona merah meskipun dilarang selama status gunung masih Awas.
Pada prinsipnya, kami tidak terburu-buru memulangkan pengungsi karena mereka masih memiliki tempat tinggal. Namun, jika ada pengungsi yang ingin pulang sendiri, dipersilakan.
Martin mengingatkan, warga yang dipulangkan hanya warga yang dievakuasi dari lima desa. Sementara sebanyak 3.271 keluarga pengungsi lainnya telah direlokasi dan akan menetap di hunian tetap yang dibangun pemerintah.
Mereka direlokasi secara permanen dari desanya karena sangat dekat dengan Sinabung. Beberapa desa bahkan berada di lereng gunung dan telah tertimbun material vulkanis.
Pemerintah telah melakukan relokasi tahap pertama terhadap 370 rumah tangga dan tahap kedua pada 1.863 rumah tangga. Saat ini sedang dilakukan relokasi tahap ketiga untuk 1.038 rumah tangga dan ditargetkan selesai pada Desember 2019.