Bagi sebagian besar orang, kemacetan menjadi suatu yang menyebalkan dan dihindari. Tapi tidak bagi pedagang Pasar Tanah Abang. Setelah dua hari tidak berdagang karena mengantisipasi kerusuhan, aktivitas Pasar Tanah Abang kembali bersama ciri khas yaitu kemacetan lalu lintas.
Oleh
Benediktus Krisna Yogatama / Stefanus Ato / Helena F Nababan
·5 menit baca
Bagi sebagian besar orang, kemacetan menjadi suatu yang menyebalkan dan dihindari. Tapi tidak bagi pedagang Pasar Tanah Abang. Setelah dua hari tidak berdagang karena mengantisipasi kerusuhan, aktivitas Pasar Tanah Abang kembali bersama ciri khas yaitu kemacetan lalu lintas.
Jalan-jalan di Pasar Tanah Abang kembali dipadati kendaraan bermotor, Jumat (24/5/2019) siang. Deretan angkot yang berhenti sembarangan sambil menunggu penumpang, deru dan debu dari knalpot bus kota, hingga rentetan bunyi klason bertautan bergantian.
Belum lagi pengunjung dan kuli panggul yang seenaknya menyeberang jalan. Semuanya mewarnai suasana pasar siang itu.
"Ini baru Tanah Abang, enggak seperti kemarin," kelakar Wawan Kurniawan (43), pedagang kurma di pinggir jalan di dekat kolong jembatan Pasar Blok A Tanah Abang.
Ucapan Wawan ada benar. Kemacetan dan kesemrawutan adalah ciri khas Pasar Tanah Abang yang selalu melekat di ingatan.
Kondisi ini berbeda drastis dengan suasana dua terakhir. Selama dua hari berturut-turut pada Selasa dan Rabu, pasar di jantung ibukota ini seperti daerah mati. Toko-toko dan lapak pedagang tutup. Tidak ada lalu lalang pengunjung atau kesemrawutan lalu lintas.
Dua hari terakhir pasar sepi, lantaran baik pedagang maupun pengunjung, masih khawatir ada aksi massa susulan. Sebab, dari Jalan KH Mas Mansur hingga Jalan Jatibaru sempat menjadi lokasi bentrok masa dengan aparat kepolisian pada Rabu (22/5/2019) dini hari hingga siang hari.
Selama dua hari tidak membuka lapaknya, Wawan kehilangan potensi pendapatan hingga sekitar Rp 6 juta- Rp 9 juta. Beruntung kurma adalah buah yang baru kedaluwarsa berbulan-bulan, jadi Wawan tidak alami kerugian.
Sehari-hari Wawan menjajakan 10-20 pak kurma jenis Ajwa. Satu pak berisi kurma seberat satu kilogram yang dijual dengan harga sekitar Rp 300.000. Dalam sehari Wawan bisa menjual sekitar 10-15 pak dengan omzet sekitar Rp 3.000.000-Rp 4.500.000.
Maka tak heran Wawan senang bukan kepalang, melihat deretan mobil mengular di Pasar Tanah Abang, tanda pasar sudah kembali menggeliat. "Baru pertama kali saya senang sekali melihat Pasar Tanah Abang macet!" kelakar Wawan.
Wawan tidak sendirian bersorak melihat pasar kembali menggeliat. Asropi (35), kuli panggul di Pasar Tanah Abang juga senang pasar kembali buka.
Sambil menyeka bulir keringat sebesar biji jagung di dahinya, dia bercerita selama dua hari pasar tutup, dua hari pula dia tidak mendapatkan upah. Dia rela bermandikan keringat mengangkut 10-12 bal karung berisi barang tekstil, demi upah Rp 50.000 per hari. Padahal satu bal karung beratnya mencapai satu kuintal. "Mending capai kerja daripada tidak dapat uang karena tidak kerja," ujarnya Asropi.
Bondan (30), penjaga kios baju koko dan baju gamis di Pasar Blok B Tanah Abang, senang pasar kembali buka. Selama dua hari terakhir Pasar Blok B tutup, Bondan tidak mendapatkan upah. Dalam sehari Bondan diberi upah Rp 120.000 untuk menjaga kios. "Kalau pasar tutup, kios juga tutup. Saya jadi tidak kerja dan tidak dapat upah," ujar Bondan.
Tidak hanya pedagang kecil seperti Wawan, Asropi, Bondan yang senang Pasar Tanah Abang kembali beroperasi normal. Produsen tekstil yang memasok barang ke Pasar Tanah Abang pun kembali bersorak.
"Kalau Pasar Tanah Abang kembali beroperasi normal, distribusi barang kembali lancar. Sebab, banyak pedagang kulakan dari daerah yang membeli barang dagang dari Tanah Abang," ujar Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ade Sudrajat.
Ade mengungkapkan, selama dua hari Pasar Tanah Abang tak beroperasi, stok di gudang pabrik tekstil di Jawa Barat penuh. Barang-barang itu sedianya dikirimkan ke Pasar Tanah Abang. Tapi tidak jadi dikirim karena toko dan lapak di pasar masih tutup khawatir ada aksi masa susulan.
Ade memperkirakan potensi pendapatan yang hilang dari tutupnya Pasar Tanah Abang mencapai Rp 360 miliar.
Pengunjung pun senang Pasar Tanah Abang kembali beroperasi normal. Tuti (49), menghabiskan Rp 300.000 untuk berbelanja baju gamis untuk dirinya serta baju koko untuk suami dan anak-anaknya.
"Beli baju baru buat lebaran. Kalau di Tanah Abang bisa beli banyak dan murah. Kemarin kan tutup gara-gara demo, sekarang senang saya sudah buka lagi," ujar Tuti.
Jaga ketertiban
Sejak hari ini, di beberapa sudut di Pasar Tanah Abang dipasang spanduk bertuliskan "Demokrasi yes, Anarki No. Jangan Jadikan Tenabang untuk Agenda Politik".
Baik Wawan maupun Bondan, sepakat dengan seruan di spanduk itu. "Demo apaan sih itu? Enggak penting. Kita jadi enggak bisa dagang," ujar Wawan.
Wawan yang tinggal di perkampungan dekat Jalan Jatibaru mengatakan, massa perusuh bukan berasal dari Tanah Abang. "Pendatang semua itu mereka (massa perusuh). Singgah di sini, bukannya sopan santun, malah rusuh. Yang rugi warga dan pedagang di sini," ujar Wawan. Ia berharap kondisi ketertiban bisa terus dijaga sehingga aktivitas ekonomi bisa tetap berjalan seperti normal.
Arief Nasrudin, Direktur Utama Perumda Pasar Jaya menjelaskan, sesuai hasil pertemuan antara Pasar Jaya, Kapolres Jakarta Pusat, Kepala Polsek Tanah Abang, tokoh pedagang, juga dari pemilik toko, semua ingin memastikan Jakarta aman. Sehingga pasar kembali dibuka. Pedagang pasar bisa kembali beraktivitas.
Dalam dua hari berhenti beraktivitas saja, kerugian yang diderita sekitar Rp 400 miliar lebih. Pantauan berikutnya di Jalan Sabang, jalan yang sangat dekat dengan area kerusuhan juga mulai ramai. Para pedagang juga pemilik rumah makan atau toko di siang hari mulai membuka kembali usaha mereka.
Layanan transportasi
Tidak hanya geliat perdagangan, layanan transportasi juga mulai normal. MRT Jakarta, pada Jumat ini memutuskan beroperasi penuh setelah dua hari sebelumnya melakukan rekayasa jalur.
M. Kamaluddin, Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT MRT Jakarta menjelaskan, mulai Jumat ini layanan penuh. Yaitu dari Stasiun Lebak Bulus Grab hingga Stasiun Bundaran HI dan sebaliknya. MRT Jakarta melayani penumpang melalui keseluruhan 13 Stasiun MRT.
Adapun jadwal keberangkatan dan kedatangan Ratangga sesuai dengan jadwal normal setiap stasiun dapat dilihat di kanal-kanal media komunikasi PT MRT Jakarta. Meski begitu, MRT secara intensif mengevaluasi perkembangan situasi di setiap kawasan stasiun MRT Jakarta.
"Para pengguna kami himbau untuk tetap memperhatikan perkembangan informasi terkini mengenai operasional MRT Jakarta dari petugas kami, media sosial resmi dan situs web MRT Jakarta," jelas Kamaluddin.
Kepala Humas PT Transportasi Jakarta Wibowo menjelaskan untuk operasional Jumat ini, rute koridor 1 masih mengalami perpendekan. Bus berputar di Tosari. Demikian juga bus rute Tanah Abang - Blok M tidak sampai ke Tanah Abang namun membelok di Tosari.