Sepanjang berlangsungnya undian Perancis Terbuka 2019 di Roland Garros, Paris, Kamis (23/5/2019) malam waktu setempat, Rafael Nadal tak henti tersenyum. Dia tampak bahagia kembali ke “rumahnya”, tempat yang menjadikannya sebagai “Raja Lapangan Tanah Liat”.
Nadal hadir dalam acara itu sebagai juara bertahan. Bukan hanya juara 2018, dia juga juara 2005-2008, 2010-2014, dan 2017.Sebelas gelar diraihnya dari turnamen pemuncak lapangan tanah liat itu. Hadir pula juara bertahan tunggal putri, Simona Halep.
Ada hal lain yang membuat Nadal terus tersenyum. Hasil undian mempertemukannya dengan dua petenis kualifikasi pada dua babak awal berurutan.
Secara teori, bertemu petenis yang lolos dari kualifikasi akan menjadi laga mudah. Namun, laga babak pertama Grand Slam selalu penuh tantangan, termasuk bagi petenis top dunia. Petenis dengan 20 gelar juara Grand Slam, Roger Federer, mengaku selalu gugup saat tampil pada babak pertama Grand Slam.
Tantangan berat baru ditemui Nadal pada babak ketiga dengan peluang bertemu mantan petenis peringkat ketujuh dunia, David Goffin. Setelah itu, petenis kidal Argentina, Guido Pella, bisa menjadi lawan berikutnya, diikuti Kei Nishikori atau Daniil Medvedev pada perempat final.
Laga klasik yang akan dinanti penggemar tenis bisa terjadi pada semifinal yakni Nadal bertemu Federer. Kedua petenis telah menciptakan rivalitas terbaik di arena tenis profesional pada era Terbuka.
Federer tak termasuk favorit juara di Grand Slam tanah liat yang pertama kali digelar pada 1891 ini. Apalagi, ini menjadi Perancis Terbuka pertamanya setelah absen selama tiga tahun. Sejak terakhir kali tampil di ATP Masters 1000 Roma 2016, Federer tak tampil dalam semua turnamen tanah liat. Federer semula absen karena cedera punggung dan lutut.
Pada dua musim berikutnya, dia tetap melewatkan persaingan di lapangan berkarakter lambat tersebut untuk menjaga kondisi fisiknya. Dengan usia yang telah melewati 35 tahun, dia harus menjaga kondisi karena bermain di tanah liat menuntut daya tahan fisik yang tinggi.
Setelah tiga tahun absen, Federer menunjukkan dirinya tak bisa diremehkan meski bukan favorit juara. Dia tampil pada turnamen pemanasan di Madrid dan Roma, dan masing-masing lolos ke perempat final, sebelum tiba di Roland Garros. Bahkan, di Roma dia berhasil melewati tantangan bermain dua kali dalam sehari terkait perubahan jadwal karena hujan.
Latihan yang dijalani bersama tim pelatih juga dijalani penuh canda. “Untuk pertama kalinya dalam 15 tahun saya bisa datang ke Perancis Terbuka dan merasa ‘Kita lihat apa yang akan terjadi’. Saya merasa tak ada tekanan. Tetapi, siapa tahu pola pikir seperti ini bisa mendatangkan hasil yang indah,” kata Federer kepada The New York Times.
Unggul
Melawan rival yang juga sahabatnya itu, Nadal memiliki statistik pertemuan bagus. Nadal menang 23 kali dari 38 pertemuan, termasuk 13 kemenangan di tanah liat. Yang menarik, Nadal tak pernah menang dalam lima pertemuan terakhir sejak menang terakhir kali pada semifinal Australia Terbuka 2014.
Pada paruh atas undian, dua petenis yang akan menjadi pesaing berat Nadal di Roland Garros berpeluang bersaing di semifinal. Mereka adalah petenis nomor satu dunia, Novak Djokovic, dan Dominic Thiem.
Dalam turnamen pemanasan menuju Perancis Terbuka, kedua petenis sama-sama meraih satu gelar juara pada turnamen yang digelar di hadapan publik yang mendukung Nadal. Djokovic juara di Madrid, sedangkan Thiem di Barcelona.
Di bagian putri, Halep menghadapi tantangan cukup berat. Dia tergabung di parih atas bersama petenis nomor satu dunia Naomi Osaka, Serena Williams, dan Petra Kvitova.
Persaingan pada tunggal putri begitu terbuka. Halep tak lagi terlalu favorit karena belum meraih gelar juara, termasuk dari tanah liat, pada musim ini. Adapun Serena dan Osaka terkendala cedera. Di sisi lain, sembilan turnamen tanah liat sebelum Perancis Terbuka dijuarai sembilan petenis berbeda. “Peluang menjadi juara di tunggal putri sangat terbuka. Bisa sampai selusin petenis yang bisa menjadi juara,” kata mantan petenis, Chris Evert.